One Step Towards You

78 10 2
                                    

Seminggu berlalu.

Minghao masih memegang jaket Mingyu ditangannya, ia berharap dapat bertemu Mingyu, agar ia bisa mengembalikan jaketnya.

Tapi nyatanya bagaimana mau bertemu, setiap sampai di sekolah, dan Minghao sudah sampai di kelasnya. Ia akan tetap stay disana, untuk belajar, atau ketika lenggang, ia akan beraktifitas sendirian, entah itu menggambar, atau membaca novel. Dan saat bel istirahat, Minghao tidak pergi ke kantin untuk makan siang seperti teman-teman kelasnya yang lain. Karena Minghao selalu membawa bekal buatannya sendiri dari rumah.

Minghao hanya menunggu Mingyu untuk datang menemuinya lagi. Tapi setelah seminggu ini, Minghao tidak mendapati kehadiran Mingyu.

Benaknya bertanya-tanya, 'Apa setelah hari hujan itu, Mingyu baik-baik saja? Mingyu tidak sakit kan?'

Minghao hanya tidak ingin merasa bersalah setelah kejadian di hari hujan itu. Karena bukan ia yang meminta Mingyu melakukan semua itu untuknya. Memakaikan jaketnya pada Minghao, memayungi Minghao dengan tasnya. Minghao meyakinkan dirinya sendiri kalau dirinya tidak bersalah, dan tidak perlu khawatir jika memang benar setelah hari itu Mingyu sakit.

Ia melihat kembali jaket itu yang berada dalam paperbag. Otaknya bergelung dengan pemikiran-pemikiran tentang bagaimana cara ia mengembalikan jaket nya pada Mingyu.

'Apa aku coba tanya Dokyeom?, dia satu team basket sama Mingyu kan?', batin Minghao, meyakinkannya untuk bergerak mencari cara bertemu Mingyu.

Mata Minghao menelisik ke seluruh sudut kelas, tapi ia tidak menemukan keberadaan Dokyeom. Sekarang pasti Dokyeom sedang berada di kantin. Mata pelajaran ke-dua berakhir lebih cepat dan pak Hong mengijinkan anak-anak untuk ber-istirahat lebih awal. Karena memang setelah mat-pel nya, adalah jam anak-anak untuk istirahat.

Minghao mengambil paperbag nya, dan memberanikan diri untuk pergi ke area kantin. Untuk menghampiri Dokyeom, atau bisa saja disana ada Mingyu. Semoga.

Saat sampai di kantin, Minghao diam diantara keramaian murid-murid yang sedang beristirahat dan memperhatikan seluruh nya. Matanya berusaha mencari keberadaan Dokyeom.

'Ah itu', gumamnya saat melihat Dokyeom sedang bercengkrama sambil tertawa dengan teman-temannya di salah satu meja di kantin.

Tapi dia tidak melihat Mingyu.

'Mingyu dimana?'

'Apa benar Mingyu tidak sekolah dan sakit setelah hari itu? ', Minghao ingin menepis perasaan khawatirnya, tapi ia tahu ia tidak bisa.

Minghao baru saja melangkah memasuki area kantin, dan tiba-tiba saja tangannya di tarik lalu digenggam dari arah belakang. Membuat Minghao berbalik ke arah belakang, dan ia melihat Mingyu dengan senyum cemerlangnya.

Tangannya masih di genggam.

"Calon!", seru Mingyu.
"Baru mau jajan?, bentar lagi masuk loh", sambungnya.

Minghao hanya menggeleng.

Ah kenapa selalu saja begini.

Kenapa ia selalu terpaku saat berhadapan dengan Mingyu.

"Engga mau jajan? Terus ngapain kesini?", tanya nya.

Tangan itu masih digenggam Mingyu.

"Ini", Minghao melepas genggaman tangan Mingyu, lalu menyodorkan paperbag berisi jaketnya itu kehadapan Mingyu.

"Apa ini, calon?", Mingyu mengambil paperbag nya.

"Itu jaket kamu. Makasih ya", jawab Minghao.

Mingyu hanya ber-oh ria setelahnya, lalu mengecek ke dalam paperbag yang diberikan Minghao.

"Kok gak ada coklat atau apa kek gitu?", tanya Mingyu dengan tatapan sok polosnya, yang otomatis membuat Minghao langsung menatapnya.

"Euh.. Iya maaf aku lupa, harusnya aku balikin jaketnya sambil ngasih sesuatu ke kamu. Maaf. Kalau kamu mau coklat, nanti aku beli-"

Belum selesai Minghao berbicara, Mingyu tertawa lalu mengusak pelan rambut Minghao.

"Lucu banget sih calon Mingyu", lalu mencubit pipi Minghao yang perlahan-lahan memancarkan semburat kemerahan.

"Pipi kamu merah tuh kayak cherry", ujar Mingyu, yang membuat Minghao kembali menatap lurus ke arah Mingyu. Tapi sesaat saja karena Minghao langsung menunduk malu.

Minghao merasakan aliran darahnya berdesir keatas, yang membuat hawa tubuhnya memanas.

Dan tiba-tiba saja telungkup tangan Mingyu menggapai pipi Minghao.

"Anget, salting ya?", ucap Mingyu spontan.

Minghao membulatkan matanya menatap tajam Mingyu.

"Aku mau balik ke kelas, makasih sekali lagi", ucap Minghao tanpa melihat ke arah Mingyu dan segera melangkahkan kakinya meninggalkan Mingyu.

Minghao mempercepat langkahnya menuju kelas. Kedua tangannya memegangi pipinya.

'Akhh panas banget pipi aku.. MALU, MINGHAO KAMU NGAPAIN IH MALU!!', Gerutunya dalam hati.

Disisi lain, Mingyu menghampiri teman-temannya yang sedang bercengkrama di meja kantin.

"Kalian mau jajan apa aja terserah sekarang gue traktir cepetan! ", ujar Mingyu saat tiba.

Semua temannya menatap heran dan tidak percaya ke arah Mingyu. Teman-temannya tidak salah dengar dengan apa yang Mingyu ucapkan barusan?.

"Lo kenapa Ming?", tanya Jihoon.

"Makin gila ini anak", Seungkwan.

"Lo kalau mau becanda jangan pas jam makan lah, bikin gak mood aja", sahut Wonwoo sambil menyeruput es cekek nya.

Mingyu jengah, dan menoyor satu persatu kepala temannya itu.

"Gue dua rius!. Gue lagi seneng banget ini, ayok cepetan gue traktir, sebelum masuk kelas lagi", ucapnya.

"Seneng kenapa lo? Pasti gara-gara Minghao ya? Abis ngapain lo sama dia?", cecar Wonwoo.

"Minghao tadi dikelas dah, lo nyamperin dia ke kelas?", tanya Dokyeom

"Pada bawel bener deh temen-temen gue ini, ditraktir aja ribet nya minta ampun".

Dokyeom memutar matanya mendengar perkataan Bucin Mingyu.

"Serius deh Bucin Mingyu ngeselin banget", ujar Dokyeom.

"Pada mau gak gue traktir nih?, kalau gak mau yaudah", sahut Mingyu sambil mencuri satu tusuk cilok dari mangkok Seungkwan.

"Lo sok-sok an mau traktir kita-kita, kayak yang kita belum hafal uang jajan sehari lo berapa aja Ming", ucap Seungkwan sambil menatap sinis kearah Mingyu.

Mingyu balas tatapan sinis Seungkwan, lalu sedetik kemudian tertawa terbahak-bahak.

"Ah lo bikin mood bagus gue hancur aja", memasukkan satu gigitan terakhir cilok itu ke dalam mulutnya.

"Cilok gue Ming", sahut Seungkwan menatap Mingyu yang masih mengunyah ciloknya.

"Gue bilangin Minghao nih, gak usah mau dideketin sama lo, soalnya lo banyak gaya", ancam Dokyeom.

Mingyu menatap tajam Dokyeom, "Becanda lo gak lucu".

Dokyeom membalas perkataan Mingyu dengan ledekan, " Bwecanda lwo gak lucwu wleeee".






So far gimana nih cerita Best luck ini guys?
Basic banget ya ceritanya hehe, percintaan jamanan sekolah.

Btw, thanks yang udah mampir dan baca Best luck :)
Jangan lupa vote dan komen, atau saran. Terima kasih.

BEST LUCK (GYUHAO) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang