"sebenarnya siapa kau? Mengapa kau ada disini lagi?"
Pertanyaan itu terlontar dari mulut woomin, Yuna tidak merespon, ia sedang mencerna apa yang saat ini terjadi. Melihat lelaki misterius itu untuk kedua kalinya membuatnya sangat terkejut.
Jika memang ini mimpi, mengapa ia bisa merasakan atensi yang dipancarkan lelaki itu yang saat ini sedang menatapnya dengan keterkejutan yang sama, sedangkan Yuna ia hanya bisa mematung mencoba untuk memproses semuanya.
Sebenarnya apa yang terjadi?
Bagaimana bisa mimpi ini seolah berlanjut?
Pertanyaan-pertanyaan itu muncul dalam benaknya.Ia kemudian memberanikan diri untuk beranjak dari kasur dan berjalan mendekat kearah woomin, jika melihat reaksinya laki laki itupun sepertinya memiliki kebingungan yang sama, jadi Yuna akan mencoba untuk bicara dengannya mengenai keanehan ini.
Woomin yang melihat Yuna bergerak kearahnya, mencoba untuk tetap tenang meskipun sebenarnya ia agak cemas dan takut.
Yuna menghela nafas mencoba untuk mengumpulkan keberaniannya.
"Mari kita bicara.." ucapnya, "kau merasa aneh bukan?""Apa maksudmu?" Woomin mundur selangkah, waspada.
"Kau pasti menyadarinya kan? Bahwa kita sedang berada di mimpi?" Tanya Yuna lagi.
Entah mengapa pertanyaan itu membuat woomin merinding, bagaimana bisa seseorang menyadari mimpinya sendiri.
"Benar, aku menyadarinya, tapi bagaimana kau juga?"
Woomin masih tidak mengerti yng terjadi, ia benar-benar terkejut. ia melihat sekelilingnya dengan seksama, kamarnya dan juga pemandangan luar, semuanya tampak sama, tapi apa benar ini di dalam mimpinya?"Aku tidak tau apa yang tengah terjadi, tapi bukankah kita harus mencari tau? Aku sangat takut.." mata Yuna mulai berkaca-kaca, ia benar benar merasa takut saat ini.
"Keluarlah.."
"Kau mau kemana? Jangan tinggalkan aku.."
Woomin mendengus, "kalau begitu, ikut aku, aku tidak nyaman berada dikamar dengan orang asing.." perintahnya.
Woomin keluar lebih dulu dari kamarnya, Yuna menarik nafasnya sebelum akhirnya ia mengiyakan, mengikuti sosok tinggi yang menggunakan kemeja putih yang sudah keluar lebih dulu, Dengan tubuh mungilnya ia sulit untuk menyamakan langkah woomin yang lebar, jika diperhatikan Yuna baru menyadari lelaki itu sangat tinggi, mungkin setinggi pintu.
Yuna menoleh ke kanan dan ke kiri, memperhatikan setiap detail ruangan yang sangat luas, ruangan itu di dominasi warna putih, dan banyak sekali lukisan-lukisan yang pasti harganya tidak murah, terlihat bahwa pemilik rumah ini memiliki jiwa seni yang tinggi, klasik namun juga mewah.
Namun di rumah seluas ini mengapa hanya ada mereka berdua."Kau tinggal sendiri?" Tanya Yuna memulai pembicaraan.
"Tidak, ada ayahku dan beberapa pelayan." Jawabnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
IN MY DREAM / BYEON WOOSOEK - KIM HYEYOON
FantasyKim Yuna, ia adalah gadis dengan tekad yang kuat, dan pekerja keras, ia menerima apapun pekerjaan yang ditawarkan padanya, demi bisa bertahan hidup. suatu hari ia bermimpi bertemu dengan byeon woomin, seorang lelaki tampan namun misterius, hidupnya...