Bab 11

137 30 6
                                    

"Jangan tinggalkan aku, aku mohon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jangan tinggalkan aku, aku mohon.."

Untuk sejenak Yuna tertegun, pelukan woomin semakin erat di tubuhnya, meski ia kebingungan tidak tau mengapa tiba-tiba woomin bereaksi seperti itu, namun ia mencoba untuk terus memberikan ketenangan dengan sentuhan lembut dipunggung laki-laki itu.

"Baiklah, Aku tidak akan meninggalkanmu". Ucap Yuna, meski ia tidak yakin dengan pasti apakah ucapan itu benar-benar bisa ia tepati.

Mendengar itu membuat woomin menunduk dan menaruh wajahnya di ceruk leher Yuna. ia memejamkan matanya dengan erat mencoba untuk menghalau semua ingatan-ingatan buruk yang menguasai pikirannya, pemandangan, suara, bahkan bau yang terus berputar membuat woomin benar-benar kesulitan mengatasi dirinya, namun pelukan gadis itu berhasil membuatnya sedikit tenang, rasa sakit yang membayanginya perlahan-lahan memudar.

Yuna terkejut setelah Merasakan deru nafas woomin yang belum beraturan mengenai lehernya, ia merasa ada sengatan-sengatan kecil yang menguasai dirinya membuat jantungnya berdetak lebih cepat.

Lalu setelah dirasa woomin sudah cukup tenang, ia melepas pelukannya secara perlahan, memperhatikan wajah laki-laki itu yang masih menunduk, Yuna menghela nafas panjang, sebenernya apa yang di alaminya hingga tidak bisa mengendalikan diri seperti ini.

Yuna menghapus air mata di pipi woomin, laki-laki mendongkak menatap Yuna, terlihat matanya memerah karna tangis.

"Sudah tenang?" Tanya Yuna memastikan.

Woomin mengangguk. "Maafkan aku, kau pasti terkejut.."

"Tidak apa-apa,  kita batalkan saja rencana kali ini, kita bisa pergi lain waktu."

Woomin hanya diam dan tidak tau harus bereaksi seperti apa, ia merasa malu dan menyesali dirinya mengapa ia bisa kehilangan kendali seperti itu di depan Yuna, setelah sekian lama traumanya kini muncul kembali, semuanya seperti tumpang tindih dalam bayangannya, membuat kepalanya pening seketika, tanpa berkata apapun lagi, dengan cepat woomin keluar dari mobil dan meninggalkan Yuna yang masih mematung ditempatnya. Namun Yuna memahami itu, woomin pasti butuh waktu untuk sendiri saat ini.

Yuna memandangi punggung woomin yang masuk kedalam rumahnya, kemudian ia menjatuhkan kepalanya disetir kemudi, membuang nafasnya dengan kasar, mengingat ketika deru nafas lelaki itu menyentuh kulitnya membuatnya bergidik geli, lalu dengan liar pemandangan dihadapannya seakan menari-nari, menelisik masuk dalam ruang imajinasi kotornya, tanpa sadar membuatnya membayangkan hal-hal tidak senonoh, Yuna mengangkat kepalanya dan menggeleng kuat-kuat, mencoba menyadarkan dirinya.

"Bodoh, apa yang kau pikirkan, aku pasti sudah gila" ujarnya sembari memukul kepalanya.
.
.
.
.
.
.

"Bodoh, apa yang kau pikirkan, aku pasti sudah gila" ujarnya sembari memukul kepalanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
IN MY DREAM / BYEON WOOSOEK - KIM HYEYOONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang