Byeon woomin nyaris sempurna, dengan kecerdasan, karakter dan fisiknya yang luar biasa.
Ia seharusnya tidak memiliki keluhan atau kekhawatiran tentang hidupnya sendiri. Dia sadar betul kehidupan apa yang ia jalani.
Meski hidupnya mewah, namun ia bukanlah type orang yang akan memanfaatkan privilege itu untuk kepentingan pribadi, terbukti sampai saat ini ia bahkan tidak menggunakan mobil porche putih yang sudah ayahnya hadiahkan diulang tahunnya 2 tahun lalu.Berkali kali ayahnya bertanya mobil jenis apa yang ia inginkan agar ia mau menggunakannya, namun lelaki itupun menjawab tidak berulang kali.
"Jika kau masih trauma atas apa yang terjadi di masalalu, biarkan ayahmu ingatkan, kejadian itu sudah 10 tahun yang lalu.."
"Ayah, aku tidak ingin membahasnya.."
Ayahnya mengambil gelas yang berisi air putih yang sejak tadi berada didepannya, meminumnya setengah lalu meletakkan kembali ketempat semula.
"Kau sampai kapan akan seperti ini?"
Woomin memutar bola matanya samar, tidak ada ketakutan sama sekali, sungguh pembicaraan yang tidak pas untuk mengawali makan malamnya, ia ingin makan dengan tenang.
"Ayah hanya ingin kau menjalani hidup sebagai manusia normal.."Woomin menyunggingkan senyum tipis, ia menatap mata ayahnya yang memperlihatkan kekhawatiran, namun jika diingat, hal yang membuat trauma mendalam meski sudah 10 tahun berlalu adalah lelaki tua dihadapannya, ia benci sebuah fakta dimana ia harus menerima bahwa seseorang yang membuatnya kehilangan adalah ayahnya sendiri.
"Tidak bisakah kita tidak perlu membahasnya lagi? Sudah ku katakan aku tidak ingin membahasnya.."
Percakapan sedikit mereda, satu-satunya suara yang terdengar adalah gesekan peralatan makan mereka dengan piring saat mereka makan. Woomin bersandar di kursinya, kemudian ia meletakan sendok yang sejak tadi ia gunakan, lalu bangun dari duduknya, kemudian pergi meninggalkan ayahnya sendiri sebelum emosinya semakin memuncak.
Dengan perasaannya yang kacau, ia berjalan tanpa mengindahkan para pelayan yang menyapanya, woomin dikenal sebagai pribadi yang sopan bahkan kepada para pelayan. Namun saat itu para pelayan mengerti situasinya..
Woomin berjalan hingga akhirnya sampai di kamarnya, pikirannya menjadi tidak menentu, inilah alasan mengapa ia sangat membenci membahas sesuatu yang ia berusaha untuk lupakan, namun ayahnya justru membuka luka lama itu hanya untuk membuatnya mau mengendarai mobil sialan itu.
Dia menarik napas dalam-dalam, sebelum menghela nafas lelah saat dia dengan lesu membaringkan diri di atas tempat tidurnya, menatap langit-langit.
Kejadian 10 tahun lalu, ia ingat dengan jelas bagaimana ia kehilangan seseorang yang paling berarti dalam hidupnya, yang menurunkan kualitas hidupnya.Saat itu ia masih berusia 17 tahun, ketika untuk pertama kalinya ia menyaksikan pertengkaran hebat antara mama dan ayahnya. Wanita cantik yang ia panggil mama itu mengemasi beberapa bajunya dan memasukannya kedalam koper, woomin yang masih remaja ia tidak tau penyebab pertengkaran mereka terjadi, namun yang pasti ia hanya berusaha untuk mencegah mamanya pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
IN MY DREAM / BYEON WOOSOEK - KIM HYEYOON
FantasyKim Yuna, ia adalah gadis dengan tekad yang kuat, dan pekerja keras, ia menerima apapun pekerjaan yang ditawarkan padanya, demi bisa bertahan hidup. suatu hari ia bermimpi bertemu dengan byeon woomin, seorang lelaki tampan namun misterius, hidupnya...