25.lamaran

63 5 0
                                    


Hari ini adalah hari bahagia menurut Zee. Bagaimana tidak, hari ini akan diberlangsungkannya pertunangan bersama Marsha. Akhirnya hari yang dinanti- nanti pun tiba.

Tidak banyak yang diundang dipertunangan ini, cuma teman- teman terdekat sama keluarga saja.

Menrut marsha pertunangan ini merasa tiba-tiba. Dia tidak tahu alasan Zee mempercepat pertunangan mereka.

Padahal dulu wanita itu sangat ogah- ogah-han dijodohkan bersama Zee, tetapi sekarang dia malah mempercepatnya.

Tetapi biarlah, yang penting marsha bisa bertunangan bersama Zee. Dan yang berarti nantinya mereka harus bisa menjaga satu sama lain.

"papih di mana, mih?" Tanya marsha ketika melihat sang mamih berjalan mendekatinya.

"papih ada di bawah, lagi ngobrol sama temen-temennya." Marsha mengangguk mengerti.

Chindy senyum ketika melihat marsha. Putrinya ini benar-benar mirip seperti dirinya waktu muda. Tidak ada yang berbeda sedikit pun, mereka berdua benar-benar mirip. Bahkan Marsha lebih mirip dengan mamih nya dibandingkan dengan sang papih.

"Perasaan kamu gimana, Nak?

"marsha deg deg an,mih." Ucapnya sembari terkekeh kecil. Masih belum percaya dengan semuanya.

"Itu hal yang wajar. Dulu, waktu mamih dilamar sama papih kamu juga seperti itu."Katanya agar marsha tidak terlalu nervous nantinya.

"Iyakah mih?!" Jantungnya sedari tadi berdetak dengan sangat cepat.

"Iya sayang. Gak usah tegang gitu ah."

"Mana bisa. Jantung marsha kayak mau lepas dari sarangnya. "Chindy terkekeh mendengarnya.

"Ada- ada saja kamu ini."

"Marsha.marsha " Dengan cepat Chindy dan marsha langsung menoleh ke arah suara karena terkejut mendengar seseorang berteriak.

Tanpa rasa bersalah sedikit pun, orang itu berjalan dengan senyum yang mengembang. Dia terlihat sangat cantik dengan gaun miliknya.

untuk memberi informasi. "Itu, Kak zee sama ayah bunda nya udah dateng." Lanjutnya lagi.

Mata marsha membulat. Jantungnya kembali berdetak tak karuan. Dia benar- bena.gugup sekarang. "Seriusan?!!"

"iya seriusan Marsha" ucap ashel.

Marsha melihat dirinya di depan kaca Takut bila ada yang kurang, atau aneh dalam dirinya.

"Ya sudah, mamih ke bawah dulu buat nyambut mereka. Nanti kalian berdua nyusul ya." Ucapnya sebelum pergi dari ruangan marshal.

"Siap, Tan.

"Ashel, gue udah cantik belum? Ada yang kurang? Atau terlalu tebel make upnya?"

"Buset. Satu- satu kali, udah cantik kok. Yuk ah, kasian ka zee keburu lumutan nungguin lo dandan."

"Bentar, ashel." Cegah marsha. ashel menghela nafas lelah. Padahal marsha sudah sempurna sekarang, tidak ada yang kurang dalam dirinya. Malahan ashel mengakui kalau sekarang marsha jadi jauh lebih cantik dari biasanya.

"Apalagi sih marsha?" Geram ashel.

"Jantung gue mau kabur." Kata Ashel

sambil memegang dadanya yang berdetak kencang. Ashel tertawa terbahak- bahak. Dalam kondisi seperti ini, marsha malah ngelawak.

Di hadapan Tuhan Papih dan mamih kamu Kepada Ayah bunda zee Beserta keluarga yang hadir pada Siang hari ini Apakah kamu bersedia menerima Lamaran dari Zean Xaverius harlan "Zee berlutut tepat di depan marsha Mengeluarkan cincin disaku jasnya"

Suasana jadi lebih tenang dari sebelumnya. Semuanya jadi tegang menunggu jawaban dari marsha. Apakah marsha akan menerimanya, atau dia
malah berpikir lagi.

Terimakasih Bunda Ayah dan keluarga Udah hadir kesini dengan Segala niat baiknya dengan Restu dari mamih dan papih Dari Ayah dan bunda dan keluarga Besar SAYA MENERIMA LAMARAN dari ZEAN XAVERIUS HARLAN.

Suasana yang tadinya sunyi menjadi riuh, semua orang mendengarnya ria.

zee bangkit dari duduknya, mereka mulai menukar cincin satu sama lain.

Setelah penukaran cincin, tiba-tiba saja Zee mendekat ke arah marsha. Tidak ada jarak antar keduanya, membuat marsha yang diperlakukan seperti itu jadi deg- deg- gan.

Cangkir!!

Menutup matanya, mengecup kening Marsha cukup lama. Perermpuan itu mematung di tempat. Mencerna semua yang telah terjadi.

Meski pun zee sudah tidak mengecupnya lagi, tetapi Marsha masih bisa merasakan bibir zee yang masih menempel pada keningnya.

"Anjir temen gue gueh, Bos!" Sorak Aldo dengan sangat hehoh.

"Makannya langsung halalin!"

“Temen gue udah pertunangan huaaa!!”

"Belum halal woy! Kawin dulu." Ucap Aran langsung mendapatkan pukulan dari Aldo

"Goblok banget!!" Cibirnya. "Yang ada nikahin dulu bodoh. Kawin mulu otak lo."

"Lah? Terserah gue lah." Tak mau kalah dengan Aran

Dia mengambil makanan yang berada di tangan Aldo, lalu memasukkannya ke dalam mulut Aldo

Setelah dua hari izin tidak bersekolah, kini Marsha sudah mulai berangkat sekolah lagi. Ia terlihat sangat bersemangat sekali hari ini, senyumnya tidak pernah pudar sepanjang jalan.

DIA PEREMPUAN KUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang