36.Jurit malam

41 4 0
                                    


"Gak usah ikut sha kalo takut, nanti aku yang izinin ke panitia," ucap zee yang sedari tadi memperhatikan marsha

zee menjadi khawatir mengingat ia tak bisa menjaga marsha lantaran ia bukan anggota osis yang standbye disana terakhir sedangkan marsha anggota osis cewe ia harus jaga di post akhir terpisah sendiri dengan Ashel dan chika. indah.

Meski dengan raut wajah gelisah marsha menggigit bibir bawahnya. "Siapa yang takut sih? aku gak takut kok."

"Sipi ying tikit sih? mishi gik tikit kik." tiba-tiba oniel datang menirukan kata marsha tapi sambil mencibir yang langsung mendapat cubitan maut dari marsha.

"Boong tuh bang si marsha."

zee terkekeh kecil melihat wajah marsha yang memerah menahan emosi lantaran oniel yang terus mengejek nya sedari tadi.

zee memang tidak satu kelompok sama marsha. Maka dari itu ia menitahkan oniel untuk menjaga marsha.

Jurit malam kali ini ia rasakan saat semua kelompok mendapatkan pertanyaan demi pertanyaan dari panitia khusus nya zee mendapatkan kelompok terakhir ia sangat khawatir jika Marsha jaga di post terakhir ia pun saat tiba di pos terakhir membisikan sesuatu dan memberikan dia semangat...

Saat perjalanan menuju tenda Marsha menggosokkan kedua tangan nya ia tampak kedinginan lantaran udara malam yang dingin.

la merutuki kebodohannya karena lupa membawa jaket, padahal tadi sudah ia persiapkan.

Tiba-tiba ada sesuatu yang membuat tubuhnya tak lagi terasa dingin. Lantas ia menoleh ke samping dimana zee tengah memakaikam jaket miliknya ke tubuh marsha.

"Kenapa gak pake jaket sih?" tanya zee marsha menunjukkan deretan giginya.

"Lupa sayang, padahal udah aku siapin tadi." kata marsha.

zee tersenyum sambil mengacak-acak rambut marsha. "Dasar"

Seperti lupa keberadaan temannya yang tidak bersuara. Ia menoleh dan benar saja kini mereka menatap zee aneh.

aran mengedipkan sebelah mata ke aldo tersenyum menggoda. Dan oniel yang tampak biasa-biasa saja.

"Ekhmmm dinginnn ya ran?." kode keras aldo merengek manja.

aldo menirukan gaya zee memakaikan jaket miliknya ke pundak Aran"Kenapa gak bawa jaket?" tirunya.

"Lupa sayang hiks udah di siapin tadi padahal." kata Aldo berlebihan. Tertawa terbahak lantas Aldo menggeplak kepala Aran. "Dasar."

"HMMM SAYANG LIAT DEH MEREKA NYEBELIN BANGET SIH" perkataan marsha terpotong oleh sesuatu yang mengagetkan mereka tiba-tiba keluar

berdegup kencang. Bahkan zee bisa merasakan tubuh marsha yang menegang serta cengkraman tangannya di kaos yang ia pakai.

Tawa oniel pecah melihat raut wajah lucu sahabatnya serta marsha yang terjengit ketakutan.

"hauahahahahah sumpah muka lu pada gak nahan banget,"

Seorang yang keluar dari dalam semak adalah. Aldo Sebenarnya saat ia pamit ingin ke tenda duluan nyatanya tidak. la memang berniat ingin sedikit menjahili sahabatnya

Tatapan tajam nan mematikan zee tujukan kepada teman gesrek zee ini.

"Gak lucu bangsat!" membuat tawa Aran terhenti seketika. la menatap zee sambil menampilkan deretan giginya.

Tak lama kemudian zee merasakan kaos yang ia kenakan sedikit basah. la menunduk sedikit agar dapat melihat wajah cantik marsha. Tapi marsha menggeleng dan semakin mengeratkan pelukan. la malu bila nangis di depan banyak orang.

Tapi mau bagaimana lagi? Marsha yang terliat agak cengeng.

Air mata pun meluncur dari matanya karena kesal dikejutkan bercampur lelah.

"Hayoloh Aldo anak orang di tangisin." tunjuk Aran dan oniel berbarengan.

"Hajar aja zee!" kata Ashel dan chika memanasi. Mampus gue, batin Aldo.

Aldo tampak panik. "So-sorry Marsha gak bermaksud." ujarnya gugup lantaran tatapan tajam zee tak pernah lepas sedikit pun darinya.

zee mengelus pelan kepala marsha membuat marsha merasa nyaman dan jadi mengantuk.

"Ssstt sha, gak usah takut! Ada aku disini."

marsha mendongakkan kepala bersamaan tangan zee yang terangkat menghapus jejak air mata itu.

"marsha ngantuk, mau bobo." ucapnya polos. la menghela nafas. zee tersenyum melihat tingkah gadisnya. Benar benar seperti anak kecil, lugu dan polos.

Setelah memerintahkan marsha agar naik di punggungnya. Zee mulai melanjutkan perjalanan menuju perkemahan yang dikuti sahabatnya dari belakang.

la tau gadisnya ini kelelahan, sampai dengkuran halus terdengar merdu di telinganya.

Tak kunjung lama mereka sampai di tenda. Terlihat ashel dan chika tengah mondar mandir dengan wajah cemas.

"Ya ampun kak zee marsha kenapa?"

"Sutt, marsha tidur." ucap zee memberi isyarat agar ashel dan chika tak bertanya panjang lebar yang dapat menyebabkan marsha terbangun.

Ashel dan chika mengangguk lalu mengikuti Zee berjalan kearah tenda mereka. Lalu ia membuka resleting tenda agar memudahkan zee untuk memasuki tenda marsha dan teman nya.

Zee memasuki tenda itu lalu membaringkan marsha dengan lembut. Meneliti wajahnya sebentar sambil mengelus pipi marsha.

Namun gerakan tangan marsha yang tak mau zee pergi dari nya ia menahan tangan zee untuk tetap mendampingin nya tidur.

"Kamu mau kemana? Kenapa buru-buru banget sih" Tanya marsha

"Aku mau kamu istirahat sayang"

"Kamu temanin aku disini yah jangan ke mana-mana" Ucap marsha.

"Iyah sayang " Ucap zee sambil mengecup pipi marsha.

DIA PEREMPUAN KUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang