Bab 1 | Different

565 52 4
                                    

Warn : cerita di bawah ini hanya fiktif belaka, serta adanya tindakan dan kata-kata yang seharusnya tidak ditiru harap bijak dalam membaca

✾✾✾

'There is a charm about the forbidden that makes it unspeakably desirable'

-
-
-

"Halo?"

"Kamu dimana?"

Mata gadis itu menyipit melihat sekeliling, banyak orang bergoyang dan juga lampu kelap-kelip. Musik yang cukup keras harus membuat gadis itu menutup sebelah telinganya agar suaranya dapat terdengar.

"Club."

Terdengar helaan nafas panjang dari balik telpon. Iya, pasti pacarnya itu tidak terima lagi jika dirinya pergi ke club malam.

"Jen, pulang! Aku susul!"

Jennifer memandang hapenya sekilas yang memperlihatkan nama kekasihnya disana, telponnya sudah diputus secara sepihak.

Kini gadis itu memijit pangkal hidungnya, kepalanya terasa berat karena terlalu banyak mengonsumsi alkohol. Bahkan, jam sudah menunjukkan pukul 1 dini hari.

Jennifer berjalan pelan menuju pintu luar club, gadis itu sebenarnya agak kesusahan berjalan sebab memakai heels yang cukup tinggi belum lagi kepalanya yang terasa agak berat.

✾✾✾

"Eksperimen lagi?"

Gadis dengan kacamata itu menoleh kemudian tersenyum tipis, "Buat laprak besok."

Anna kemudian langsung masuk kedalam kamar milik Jihan, mengambil snack milik gadis itu yang tergeletak diatas kasur dan memakannya.

"Jennifer belum balik?"

"Belum, paling dianter bang Vino lagi." Ujar gadis berambut pirang itu, sementara matanya tak luput dari eksperimen yang tengah dilakukan Jihan.

Jihan hanya mengangguk sebagai jawaban, sudah biasa juga melihat Jennifer keluar malam. Apalagi ke club dimana tempat orang-orang mencari kesenangan.

"Na, bisa bantu gue pegang ini gak?" Tanya Jihan sembari memberikan sebuah selang kecil, yang ntahlah Anna juga tak mengetahui fungsinya.

Gadis itu mengangguk, membantu Jihan memegang selang kecil tersebut agar eksperimennya berjalan lancar.

Jihane sendiri memang orang yang cukup ambisius jika mengenai pelajaran, jangan heran kalau pukul segini gadis itu belum memasuki alam mimpi seperti orang-orang.

Gadis bermata coklat almond itu akan lebih memilih untuk mengerjakan tugas sesempurna mungkin, dibandingkan main ponsel atau nongkrong tidak jelas baik di cafe ataupun club malam.

"Kali ini lo mau buat apa kak?" Tanya Anna yang mulai penasaran.

"Filter air bersih, makanya gue uji coba dulu." Ujar Jihan dengan kerutan disekitar dahinya, mungkin sedang berpikir.

Ting!!

Keduanya sontak menoleh kearah pintu kamar, seseorang membunyikan bel dimalam hari. Jelas pelakunya adalah Vino, selain cowok tampan itu memang siapalagi yang akan berkunjung diwaktu dini hari?

Gossip Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang