Bab 5 |Feelings

218 37 7
                                    

Warn: cerita di bawah ini hanya fiktif belaka, serta adanya tindakan dan kata-kata yang seharusnya tidak ditiru harap bijak dalam membaca

✾✾✾

'There is a glimmer of feelings that cannot be felt'
-
-
-
-

Jam menunjukkan pukul 14.00 siang, matahari pun sedang terik-teriknya dijam segitu sehingga orang-orang lebih memilih didalam rumah atau mampir ke kafe-kafe hanya untuk berlindung.

Seperti halnya Lily yang kini memilih duduk di bangku kafe ice cream untuk mengerjakan tugas di cuaca terik seperti ini.

"Ini mba sundae strawberrynya."

Lily menghentikan kegiatan mengetik laptop, membalas pelayan tersebut dengan senyuman dan kemudian langsung memakan ice cream tersebut.

"Pesan satu ya, yang rasa vanilla."

Kepala gadis itu lantas menengok, disana tepatnya depan meja kasir berdiri seorang pria dengan tubuh tegapnya dan juga Lily baru tersadar jika pria tersebut ternyata Arga.

Lily menahan napasnya ketika pria itu berjalan dan justru terlihat berdiri dihadapannya "Permisi? Gue boleh duduk disini."

Gadis itu kini menggigit bagian dalam pipinya, rasa gugup mulai menjalari tubuhnya dan tiba-tiba saja otaknya nge-freez.

"Halo? Lo gapapa kan?" Tanya pria itu sekali lagi, kali ini sambil melambaikan tangan didepan wajah Lily.

Lily yang langsung tersadar langsung menggeleng cepat, "D-duduk aja."

Pria itu tersenyum lalu mengangguk, saat Arga mulai duduk dapat Lily lihat pria itu tengah memainkan ponselnya sambil tersenyum manis dan dalam jarak yang lumayan dekat ini, gadis itu bisa mencium wangi citrus yang dikombinasikan dengan woody. Sepertinya pria dihadapannya ini memakai merk parfume yang sama dengannya.

✾✾✾

"Nggak, sekarang gue mau ngampus dan jeleknya nih motor malah mogok ditengah jalan." Ujar gadis itu, sembari menengok kanan kiri. Pikirnya semoga ada orang yang lewat.

"Hah?! Beneran lo gabisa jemput?" Tanya gadis itu dengan alis saling bertaut, kesal dengan temannya diseberang sana.

Gadis pirang itu kemudian mengangguk setelah mendengar penjelasan temannya dari telpon itu, "Oke, kalau ada pak Gatot gue ijin telat ya! See you."

Anna menghela nafas kasar menatap ponselnya, gadis itu kemudian lebih memilih memasukkan ponselnya kedalam tas karena baterai sudah sisa 5%. Bodohnya dia, karena lupa mengisi daya saat ingin berangkat ngampus.

Akhirnya pilihan terakhir jatuh pada opsi 'dorong motor sampe ketemu pom' dan hal itu yang sekarang tengah dilakukan Anna sekarang.

Peluhnya keluar banyak, gadis dengan rambut pirang itu jarang sekali mengalami nasib sial seperti ini. Apalagi tumben-tumbenan motor scoopynya ini mogok tiba-tiba ditengah jalan.

Untungnya jalan yang dimaksud ini penuh dengan pepohonan baik dikanan kiri, minusnya tidak ada rumah warga atau pom bensin saja.

Gossip Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang