Bab 3 | Small concern

274 41 16
                                    

Warn : cerita dibawah ini hanya fiktif belaka serta adanya tindakan dan kata-kata yang seharusnya tidak ditiru harap bijak dalam membaca

✾✾✾

'Each of us is more than the worst thing we've ever done - Bryan Stevenson, Just Mercy'
-
-
-
-

"Tolol dasar gak berguna!!!"

Jennifer langsung mematikan sambungan telepon ketika rungunya sudah mulai panas mendapat cacian dari ibunya.

Iya, suara tadi berasal dari ibu kandung Jennifer. Gadis yang sangat modis dan chic itu ternyata memiliki problem keluarga tersendiri.

Gadis itu memegang dadanya yang terasa nyeri, adakalanya cacian itu membuat jantung Jennifer menjadi sakit seperti saat ini.

"Jen!! Gapapa?"

Jennifer menoleh, ada Jihan yang menopang belakang tubuhnya. Dapat Jihane lihat airmata disudut mata gadis itu, belum lagi bulir-bulir keringat yang memenuhi pelipis dan juga pipi Jennifer.

Dengan cepat Jihane membawa sahabatnya itu menuju toilet, mumpung keadaannya sepi karena mahasiswa lain sedang jajan.

"Jihan,," Panggil gadis itu pelan dengan bibir bergetar menahan tangis.

Jihane langsung memeluk Jennifer dengan kuat, membiarkan gadis yang selalu terlihat kuat itu kini menangis diam-diam dipelukannya.

"Nyokap lo pasti minta duit lagi."

Jennifer mengangguk dalam pelukan sahabatnya itu, "Gak gue kasih, karena kemarin aja udah abis 10 juta."

Jihane menghela nafas pelan "Jadi ini alasan lo sering clubbing?"

"Iya, cuma itu satu-satunya cara biar dapet duit gede. Gue cuma punya Narin sama nyokap, jadi sebisa mungkin gue yang biayain mereka."

Siapapun yang mendengar kisah pilu Jennifer mungkin akan sangat terkejut, dibalik kehidupannya yang cukup hedon ternyata gadis bermata kucing itu juga harus bekerja hanya untuk membiayai sekolah adiknya yang saat ini akan memasuki SMA. Selain itu, Jennifer juga harus menanggung biaya hidup ibunya yang amat suka berjudi.

Jihane mengelus rambut gadis itu pelan, memberikan kehangatan lewat sebuah usapan lembut "Jen, lo gak boleh nyerah!"

✾✾✾

Gadis pirang itu tersenyum manis ketika layar ponselnya kini menampilkan sosok laki-laki yang sepertinya baru saja akan tidur.

"Are you still there?"

"Hm, it's still night here and I just want to sleep."

Anna terkikik geli, ia lupa kalau jam di Indonesia dan Amerika itu berbeda dengan rentang waktu hingga 12 jam. Jadi, jika sekarang Anna menelpon pacarnya tersebut dijam 11 siang maka daerah pacarnya saat ini adalah pukul 11 malam.

"Kamu lama banget gak ngabarin aku? Emang gak kangen apa?"

Lelaki itu tersenyum geli sambil mengucek matanya "I miss you so bad Joanna!!"

Gossip Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang