Y.

273 50 20
                                    

Sebuah mobil berhenti sedikit menjauh dari gerbang universitas, Jenna turun dari dalam mobil suaminya seperti biasa. Saat kampus sepi, mereka berangkat lebih awal agar tidak ada yang melihat jika Jenna turun dari dalam mobil seorang Professor. Jenna hanya bisa mencibir saat mobil yang di kendarai Arthur itu pergi meninggalkannya dan lebih memilih untuk terus merahasiakan Jenna dari siapapun.

Yah, meskipun sepakat. Tetapi, lama kelamaan itu menyebalkan. Jenna adalah istrinya. Namun, Arthur tidak suka mengakuinya. Jenna ingin marah, tapi dia ciut jika melihat tatapan mata suaminya.

Maka, tak ada pilihan lain selain diam dan berjalan masuk menuju gerbang kampus. Orang-orang mulai berdatangan, dan kampus menjadi ramai. Jenna masuk ke kelas, Lily melihat Jenna sendirian langsung duduk di sampingnya.

"Jen, kenapa kau terlihat tidak bersemangat. Bagaimana semalam? Apa kau benar-benar melaksanakan tugas darinya?" Jenna meletakkan kepalanya di atas meja lalu menutupnya dengan buku tebal. Itu lah awal mula Jenna harus belajar semalam suntuk, lain kali Jenna tidak mau jika disuruh membawakan barang-barang pria itu lagi!

"Jenna, kau di panggil Professor Arthur ke ruangannya!" Satu helaan nafas berat keluar dari mulutnya saat mendengar Jeremy mahasiswa di kelas sebelah memanggilnya.

"Baiklah, kali ini apa lagi.." Lily mengusap bahunya lalu memberinya sekotak susu.

"Jangan begitu, siapa tahu ini adalah awal mula kalian menjadi dekat kan? Lalu, Prof Arthur tiba-tiba jatuh cinta padamu dan menjadikanmu sebagai istrinya... Semangat!!!" Jenna menjitak kepala temannya itu yang selalu saja berkhayal, kenyataannya Jenna memang lah istrinya. Ya, istri yang tidak di anggap.

"Jangan terlalu banyak membaca novel, kenyataan tidak seindah dunia fiksi!" Ujar Jenna sambil berdiri dan merapikan pakaiannya.

"Sayang sekali, sayang sekali. Professor Arthur sudah menikah.." Jenna menegang, dia menelan ludahnya dengan kasar.

"Kalian tahu?! M-Maksudku, kau tahu dari mana bahwa dia sudah menikah?" Sementara Lily memutar matanya sebelum menyilangkan kedua tangan di atas dada.

"Mau apa? Kau mau merebutnya? Kalau iya, aku akan mendukungmu."

"Hey, bukan itu! Cepat katakan saja."

"Kami tahu, sudah bukan rahasia lagi di kampus ini. Lagipula, Professor Arthur pernah menolak pernyataan cinta dari dosen cantik yang mengajar disini." Mata Jenna langsung melebar tak percaya.

"Apa! Siapa?! Siapa wanita jalang itu?!" Lily menatap mata rusa Jenna terkejut mendengar suara ledakannya yang berapi-api. Mengetahui Lily menatapnya, dengan cepat Jenna berdehem lalu duduk lagi di kursinya.

"Maksudku... Siapa wanita itu?"

"Namanya Arum."

"Arum, Arum apa? Arum jeram?" Tubuh Lily merosot ke bawah.

"Itu arung jeram dasar jalang sialan!" Jenna terkikik geli lalu lari terbirit-birit saat Lily hendak melemparkan buku padanya, dia tidak marah dengan suara makian Lily padanya. Toh, mereka sama-sama jalang. Tidak, Jenna jalang yang baik dan menurut pada suami.

Gadis itu berjalan menyusuri lorong dan tiba-tiba sekali dia berpapasan dengan Arthur, pria itu juga melihatnya lalu tersenyum. Jenna yang tadinya ketakutan saat melihat Arthur tersenyum ke arahnya membuat Jenna sedikit luluh. Arthur berjalan mendekatinya, sementara Jenna masih terdiam di tempat sambil menyelipkan rambutnya ke belakang telinga dan tersenyum malu-malu.

Namun saat Arthur semakin mendekat, pria itu justru melewatinya begitu saja dan membuat Jenna tertohok. Gadis itu menoleh ke belakang, Arthur ternyata tersenyum pada seorang wanita dewasa yang cantik dan sangat anggun. Jenna memiringkan kepalanya, apakah itu si wanita Arum jeram? Dari segi pakaian dan riasannya yang tebal itu pasti benar dia.

My Secret HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang