Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Bro🖤 just go home right now tapi hati-hati, gak usah ngebut
Setelah membaca pesan itu, Pharita langsung membereskan barang-barangnya kemudian berpamitan pada Ruka, Asa dan Rora. Kebetulan keempat gadis ini tengah mengerjakan tugas kelompok, karena terlalu fokus pada tugas, Pharita tidak menyadari ada 5 panggilan tak terjawab dari Hyunsuk. Alhasil, Hyunsuk mengiriminya pesan.
"Hati-hati di jalan Rit," ucap Rora. Setelah memastikan mobil Pharita menghilang dari pandangan, Rora kembali masuk ke rumah menghampiri Ruka dan Asa.
Sementara Pharita sendiri, dirinya membagi fokus antara mengemudi dan juga memikirkan alasan mengapa Hyunsuk menghubunginya bahkan sampai menyuruhnya pulang. Sebelumnya Pharita akan pulang sesuka hati, karena memang pada dasarnya Pharita tidak pernah pulang melewati batas waktu wajar.
Pharita mendesah pelan, semoga tidak ada hal-hal yang tak di inginkan.
Setelah perjalanan singkat, Lexus yang dikendarainya mulai memasuki pekarangan rumah. Begitu sampai, Pharita langsung di suguhkan pemandangan yang membuat alisnya mengerut.
Ada beberapa mobil asing yang terparkir di halaman rumahnya, sesaat kemudian Pharita menyadari beberapa orang dengan setelan jas, kemeja hitam lengan panjang dan pendek juga ada disana. Siapa mereka?
Pharita melewati orang-orang asing itu dan langsung memasuki ruang utama rumahnya. Disana sudah ada Hyunsuk dan juga kedua orangtuanya. Tak hanya tiga orang itu, beberapa orang dengan pakaian yang serupa juga hadir dalam ruangan utama.
Menyadari akan presensi sang adik, Hyunsuk lantas menghampiri Pharita.
"Kak, ini ada apa? Kenapa ada banyak orang disini?"
Cukup lama Hyunsuk menggantung pertanyaan Pharita, tak ada jawaban yang Pharita dapat selain tatapan sedih dari kakaknya.
"Kak? Kenapa?"
Atensi Pharita kemudian teralihkan pada kedua orangtuanya, dua orang berpakaian hitam itu menggiring ayahnya.
"Daddy!" panggil Pharita.
"Kalian mau bawa Daddy kemana?"
Pharita sudah mendekat, menghadang dua orang yang sudah bersiap membawa ayahnya pergi. Namun sebelum mendapatkan jawaban, tubuh Pharita sudah di tarik paksa oleh Hyunsuk, seolah Hyunsuk dengan ikhlas membawa dua orang asing itu membawa sang ayah.
Bahkan sang ibu juga membuntuti kemana ayahnya dibawa.
"Mommy! Daddy! Kalian mau kemana?" teriak Pharita lagi, "Hey let go of my Daddy!"
"PHARITA!" sentak Hyunsuk.
"KAK!? Mereka siapa? Kenapa mereka bawa Mommy sama Daddy? Dan kenapa lo diem aja? Sebenarnya ini ada apa?"
Sebelum menjawab, Hyunsuk membawa Pharita kedalam pelukannya. Dia merasa bersalah karena tidak lebih dulu memberitahu Pharita akan apa yang terjadi.
"Kenapa kak? Daddy kenapa?" lirih Pharita.
"Maaf karena kakak gak kasih tahu kamu sebelumnya. Ternyata selama ini Daddy korupsi dan orang-orang tadi, mereka anggota KPK."
"Rumah ini disita, semua barang-barang kita disita KPK."
Pharita tertegun, "Impossible! Daddy gak mungkin kaya gitu."
"Daddy terbukti bersalah dengan jumlah korupsi yang gak sedikit. Mau gak mau, kita harus pergi dari rumah ini."
Pharita sungguh tidak bisa mempercayai ini, bagaimana selama ini dirinya dihidupkan dengan uang yang tak sepatutnya dia makan. Semua harta benda dan fasilitas yang ada seumur hidup Pharita, tidak pernah terpikirkannya sama sekali bahwa itu semua berasal dari jalan yang salah. Ternyata selama ini keluarganya hidup dengan bergelimang harta yang seharusnya dinikmati oleh orang lain.
"Kak," suara Pharita terdengar lebih lirih dari sebelumnya, mana mungkin bisa dia menerima fakta mencengangkan ini begitu saja. Ini sangat tiba-tiba. Semuanya hilang dalam sekejap, hilang dalam hitungan kedipan mata.
Bukan hanya soal harta, tapi Pharita juga memikirkan nasib kedua orangtuanya. Pharita berharap tuduhan itu tidaklah benar.
Sambil di temani Hyunsuk, Pharita membereskan barang-barangnya. Mereka di haruskan pergi hari ini juga.
"Jangan khawatir, Mommy sama Daddy orang baik. Tuduhan dan bukti-bukti itu pasti palsu."
"Jangan pikirin apa-apa, masih ada gue. Semua pasti baik-baik aja."
Manik Pharita berembun, tak pernah terbayangkan sebelumnya hidup Pharita akan berbalik 180 derajat begini. Kemana mereka akan tinggal? Bagaimana hidup mereka sehari-harinya nanti? Uh, Pharita tidak bisa membayangkan.