TDN#6

2.4K 254 6
                                    

Ali memulai actingnya dengan mencium kening gue lumayan lama. Abis itu dia menarik hidung gue gemas, dan gue balas mencubit pipi tembemnya.

Lalu gue dan Ali tertawa bersama tanpa memperdulikan kehadiran Salsa. Salsa yang tadinya terlihat gembira, setelah melihat gue dan Ali menjadi kecewa.

Walau begitu, Salsa tetap tersenyum. Ia cantik, dan sempurna. Hidungnya mancung, bola mata coklat, pipi tirus, tinggi dan juga putih. Benar-benar cantik. Ia menghampiri Ali dan bergelayut manja di tangan Ali yang satunya.

"My Prince Ali... I miss you.. apa kamu tidak rindu kepadaku ? walau hanya 3 hari tak bertemu, tapi rasanya berbulan-bulan" kata putri Salsa dengan manja. Idih, pengen muntah gue dengernya. Lebay bat dah. Ali kayaknya mulai risih, dan menghempaskan tangan Salsa dengan kasar.

"apakah kau tak tahu Salsa, siapa yang kini ku rangkul ? dia adalah calon istriku" kata Ali tegas. Ia mengambil tangan gue, dan menciumnya. Apa ini bagian dari acting ? ya iyalah Prill. Itu adalah bagian dari acting Prill. Yeh..

"APA ? DIA ? Hahahaha... ternyata seleramu rendah ya Li. Kamu lebih memilih dia dari pada aku ?"

"kalo iya kenapa ? oh ya, sebulan lagi aku akan menikah dengannya"Salsa menghampiri gue. Dia menatap gue dengan tatapan merendahkan.

Cantikk, tapi sayang hatinya tidak sesuai dengan wajahnya. Rasanya gue ingin membalas tatapannya itu. Tapi gue harus tenang, bisa saja dia berbuat licik.

Tiba-tiba dia menarik gue, sehingga rangkulan Ali terlepas. Salsa mengitari gue. Sedangkan Ali menatap Salsa dengan amarah.

"My Prince Ali, aku lebih cantik dari dia. Bisakah kau melihat itu ?" dia menatap gue dengan tatapan mengejek hey, maksudnya dia apa ? iya gue tau, dia lebih cantik dari gue. Tapi ngeliat ke guenya biasa ajah kali.

"iya aku tau itu. Tapi hatinya lebih baik dari pada kamu Salsa" Salsa tertawa meremehkan. Sungguh, gue kesel sama sikap sombongnya itu. Dia mencengkram dagu gue, sehingga gue dan dia bertatapan.

"aku gak akan biarin kamu ngerebut Ali dari aku. Ali itu hanya milikku. Gak boleh ada siapapun memilikinya termasuk kamu, kecuali aku" katanya menatap gue tajam. gue gak mau kalah, gue membalas dengan tertawa sinis.

"apa yang akan loe perbuat kalo gue sampe ngerebut Ali dari loe ?" balas gue menantangnya. Dia semakin kuat mencengkram dagu gue.

Kukunya yang tajam, menggores kulit gue. Gile, kukunya tajam banget. Mna cengkramannya kenceng bngt. Ini kayaknya berdarah deh, soalnya perih banget.

"SALSA STOP ! jangan sakiti Prilly ! kau tak sepantasnya berbuat itu !" teriak Ali yang terlihat menahan amarah. Salsa melirik Ali sekilas, lalu kembali menatap gue tajam.

"oh, namanya Prilly. Prilly, kalo sampe kamu berani kayak gitu. aku gak akan segan-segan meneror kamu. Camkan itu !" ancamnya lalu dia berlalu keluar dari kamar Ali.

Gue memeganggi dagu gue, rasanya perih. Tadi Salsa kasar sekali, dan itu membuat dagu gue tergores. Dan benar, dagu gue berdarah.

Ali buru-buru menghampiri gue. Menatap gue khawatir. Dia membawa gue duduk di sofa, dan menyentuh dagu gue. gue merintih kesakitan. Shh... sumpah ini perih banget.

"maaf, sakit ya ? tapi loe gak papa kan ? itu dagu loe luka" tanyanya khawatir. Tanpa gue jawab dia langsung memanggil pelayan dan menyuruh membawakan obat untuk mengobati luka gue. Tak lama kemudian pelayan datang membawa obat merah dan kapas.

Ali langsung mengambil kapas, dituang obat merah itu ke kapasnya. Dengan hati-hati ia mengoleskan kapas itu ke dagu gue yang luka. Gue menggigit bibir bawah gue menahan rasa perih.

"perih ya ? loe tahan ajah, gak akan lama kok" katanya perhatian. Gue hanya mengangguk saja. Akhirnya ia pun selesai. Gue bernafas lega, gue gak usah lagi nahan perih.

TBC

####

Yg baik2.. ayokk di votmen lah ceritaku ini.. yg mau ksh saran dan kritik juga blh.. jngn cmn minta next ajah.. Vote 25 komen 10.. Di tunggu yaa..

Terjebak Dalam NovelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang