Lima Tahun Kemudian
Di sebuah kantor termegah, Kanya tetap berbincang dengan Metta dan Meli. "Walaupun masa lalu menyakitkan, tapi gue harus melupakan peristiwa itu. Lagipula, gue dan Farel telah bertunangan. Setelah itu kita akan menikah."
"Maafin gue, Kanya! Gue udah buka luka lama Lo," tambah Meli.
"Gak apa-apa yang penting gue bisa tenang, karena gue bisa cerita sama kalian." ucap Kanya sambil memberi senyum manis pada kedua temannya.
"Kanya, bukannya dulu Lo sempat melahirkan? Gue denger dari orang tua Lo, Lo sempat hamil dan anak Lo menghilang ketika di rumah sakit."
Kanya menatap foto buah hatinya, saat masih di dalam kandungannya. Air matanya yang Ia tahan, lolos begitu saja. Ia sangat merindukan buah hatinya, sebenarnya dia lagi ada di mana? Sudah hampir lima tahun, Ia tak temukan tanda-tanda kehadiran dari anaknya.
"Gue gak tau anak gue ke mana? Soalnya ketika gue melahirkan, anak gue menghilang entah ke mana dan ada juga yang bilang, kalau anak gue sudah meninggal. Tapi kalau meninggal, kenapa jenazah anak gue gak dikirim ke rumah gue? Gue juga pernah mimpiin anak gue, kalau saat ini anak gue sedang diurus sama seorang pria yang tak bisa gue kenali wajahnya. Gue yakin dia adalah pria yang baik."
Sementara itu, Farel merindukan bayi yang dulu dikandung oleh Kanya. Sebenarnya, anak dia ke mana? Kenapa tak ada tanda-tanda kehadirannya? Di hatinya, Ia ingin segera bertemu dengan buah hatinya yang dikandung oleh Kanya.
Malam harinya, ketika di rumahnya, Farel melihat sosok hitam. Sosok hitam yang Ia pernah liat saat dulu. Ia berjalan mendekati sosok hitam itu. Ia berhasil membuka dan mengetahui sosok hitam itu. Ia merasa terkejut kala mengetahui, kalau Jingga sedang mengunjungi rumahnya.
"Jingga? Kok Lo bisa ada di sini?" tanya Farel dengan heran.
"Gue ingin ngobrol sesuatu sama Lo. Ini soal Lo, Kanya, Jelita, dan anak Kanya. Tapi sebelum itu, bisakah kita ngobrol di rumah Lo?"
Farel mengajak Jingga ke rumahnya dan perempuan itu segera bercerita tentang hal-hal terjadi pada mereka di masa lalu.
"Maafin gue. Kalau gue harus jujur soal ini,"
"Emang Lo mau jujur soal apa ke gue?"
Jingga memberikan secarik kertas pada Farel. "Gue ingin kasih ini sama Lo. Ini adalah surat tentang Lo, Jelita, dan Kanya."
Farel segera membaca surat itu. Di surat itu tertulis nama Jelita.
Farel, gimana dengan kabar kamu? Aku harap kamu baik-baik saja. Kali ini, aku ingin kasih tau kamu tentang hal yang sebenarnya. Aku akan menceritakan tentang diriku, dirimu, dan Kanya. Aku sangat bingung harus memulai dari mana surat ini. Tapi, aku akan cerita diriku yang sebenarnya.
Farel, apa kamu tahu? Sebenarnya, aku tak pernah hamil anak kamu. Dulu, aku pura-pura hamil agar kamu bisa balikan denganku. Aku akui dulu aku cemburu ketika kamu bersama dengan Kanya. Kamu terlihat sangat cinta dan bucin pada wanita itu. Bahkan, aku memiliki cara untuk pura-pura hamil, agar kamu tinggalkan dia.
Delapan bulan setelah pernikahan kita, aku dapat kabar dari Laila, kalau Kanya akan melahirkan. Dari situ, aku memikirkan cara supaya Kanya tak menemukan keberadaan anaknya. Akhirnya, aku meminta tolong pada Resti untuk menculik anak kalian dan mengakui kalau bayi yang dilahirkan oleh Kanya adalah anak kita. Aku juga memerintahkan pada pihak rumah sakit untuk memberitahukan kalau anak yang dilahirkan Kanya telah meninggal dunia.
Tapi, apakah kamu tau Charlie, Rel? Aku akan kasih tau siapa Charlie yang sebenarnya. Charlie adalah anak kandung darimu dan Kanya. Setelah Charlie lahir, aku harus memalsukan siapa ibu kandung Charlie yang sebenarnya.
Farel, aku memohon padamu, agar kamu memberi tahu Kanya, bahwa anak kandung yang hilang dari lima tahun lalu, masih hidup hingga sekarang. Kamu bisa mengabarkan dia, jika Charlie adalah anak kandung kalian.
Tertanda
Jelita
Sesudah baca surat itu, hanya rasa kecewa, kesal, benci, dan amarah yang memenuhi pikiran Farel. Bagaimana bisa, Jelita yang merupakan mantan istrinya? Berbuat bohong padanya dan Kanya. Ia juga mengatakan kalau dirinya pura-pura hamil, menghancurkan hubungan dirinya dengan Kanya, dan mengakui Charlie sebagai anak kandungnya. Padahal Charlie adalah anak kandungnya dengan Kanya. Ia memberi sorot mata yang tajam pada Jingga.
"Farel, gue tau. Lo kecewa sama Jelita. Tapi, dia sudah minta maaf sama Lo. Terus, gue juga ingin Lo maafin segala kejahatannya,"
"Gue memang kecewa sama Jelita. Tapi gue ingin Lo sampaikan ini pada Kanya, kalau Charlie adalah anak kandung gue dan dia. Dia harus tau yang sebenarnya,"
"Gue ingin kasih tau hal ini ke Kanya. Tapi, gue masih takut dan malu. Dia gak akan maafin Jelita, gue, Resti, dan Laila,"
"Dia memiliki hati yang baik. Pasti, dia akan maafin Lo dan juga teman-teman Lo. Dia juga pasti akan maafin Jelita. Kalau boleh tau, apakah Jelita meninggal karena kanker rahimnya?"
Jingga mengangguk dengan sekilas dan mengakui soal penyebab meninggalnya Jelita, "Iya... Jelita meninggal karena kanker rahimnya. Pas dia di rumah sakit dan sesudah menulis surat, dia jujur soal keadaannya. Kalau dia menderita kanker rahim stadium akhir dan umurnya tak lama lagi. Keesokannya, Ia menghembuskan napas terakhirnya."
--------------------------------------------------------------------
Hallo gaes Meet Him Again part 17 telah selesai nih. Saya harap kalian suka dengan cerita kali ini. Jangan lupa kasih vote dan komentar agar saya dapat semangat dalam menulis. Terima kasih
🌸🌸🌸
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet Him Again (TAMAT)
FanficBagaimana jadinya jika kita bertemu dengan seseorang yang telah mengisi hati kita di masa lalu? Hal inilah yang harus dialami oleh Kanya yang harus bertemu dengan Farel, yang merupakan mantan kekasih saat di bangku sekolah menengah dulu. Sebenarnya...