Beberapa jam kemudian,
Jelita sedang berjalan menuju arah Farel dan langsung memeluk lengannya. "Sayang, istirahat kali ini kita ke kantin ya. Gak tau kenapa aku ingin sekali makan siomay sama kamu. Kamu mau kan?"
Dengan sigap, Farel menyingkirkan tangan itu dari Jelita. Ia langsung menolak tawaran dari perempuan itu. "Gue gak mau istirahat sama Lo. Gue hanya ingin istirahat sama Kanya. Lo mending jauhi gue!"
Farel menarik tangan Kanya sambil membawa tas kecil. Ia pun membawa Kanya ke kebun sekolah sambil menyantap bekal itu. Dari kejauhan, Jelita hanya menyimak yang dilakukan oleh Kanya bersama dengan Farel. Ia melihat betapa perhatiannya Farel pada perempuan itu? Ketika saat bersamanya, Farel tak pernah bersikap perhatian seperti ini padanya.
Sementara itu di kebun sekolah, Kanya hanya memperhatikan masakan yang telah disiapkan Farel padanya. Ia dapat melihat capcay, ayam goreng, telur, jeruk, dan juga susu hamil untuknya.
"Sayang, jadi kamu sudah persiapkan ini semua untuk aku?" tanya Kanya.
"Iya. Aku yang sudah persiapkan ini semua untuk kamu. Sekarang, kamu makan ya supaya anak kita selalu sehat,"
"Sayang padahal awalnya, kamu gak suka sama kehadiran anak ini. Tapi, kok kamu malah suka sama kehadiran anak ini?"
"Aku suka anak ini, karena anak ini adalah anak kita. Jadi mau tidak mau, aku harus mengakui anak itu sebagai anak kita. Aku janji anak kita pasti akan lahir dengan selamat dan kita juga akan besarkan anak kita sama-sama. Sekarang, kita makan ya!"
Farel mengambil nasi, beserta capcay, daging ayam, dan telur, lalu Ia suap pada Kanya. Kanya terlihat menikmati hidangan yang Ia siapkan untuknya. Hidangan ini benar-benar sangat nikmat dan lezat. Usai menyantap hidangan itu, Farel memberi susu kotak hamil untuknya dan Kanya meminum susu itu hingga tak tersisa. Setelah minum susu itu, Farel mengelus perut Kanya dan menciumnya. Ia juga dapat melihat perut Kanya sedikit membuncit, akibat kehamilan yang dialaminya. Jelita yang dari tadi memantau Kanya dan Farel di kebun sekolah, jadi tahu alasan kekasihnya jauh lebih perhatian pada Kanya.
"Apa jadi Kanya sedang hamil? Pasti, Farel yang sudah bikin Kanya hamil seperti ini. Pantas saja, Farel jauh lebih peduli dan perhatian ke Kanya. Makanya deh. dia jadi perhatian gini. Tapi, kalian jangan senang dulu. Gue pasti akan bisa buat kalian menjauh dan tak bisa rawat anak itu. Gue harus memikirkan cara supaya Kanya dan Farel menjauh."
Dua bulan kemudian,
Farel dan Kanya terlihat bahagia karena telah merayakan kelulusan. Apalagi, mereka telah lulus dengan nilai tertinggi di sekolah. Ini juga berkat kerja keras mereka agar dapat lulus dengan nilai tertinggi dan terbaik. Namun rasa bahagia itu sirna dengan cepat, karena Ia melihat Jelita sedang berjalan ke arahnya dan jujur soal hal yang terjadi padanya.
"Farel, bisakah kita ngomong bentar?" tanya Jelita pada Farel yang sedang rayakan kelulusan dengan Kanya.
"Lo mau ngomong apa, Ta?"
"Hmmm... Gue hanya ingin ngobrol hal penting sama Lo. Kanya, gue izin ngobrol dengan Farel, boleh kan?" tanya Jelita ke Kanya.
"Iya boleh. Kalian bentar kan ngobrolnya?"
"Iya gue dan Farel ngomongnya bentar kok."
Jelita segera membawa Farel ke lorong sekolah. Ia memberi secarik kertas yang menyatakan, kalau dirinya sedang hamil.
"Sekarang, Lo bisa baca surat itu. Di surat itu tertulis, kalau gue sedang hamil anak Lo,"
"Bentar! Jadi, Lo hamil? Lo tau kan kita sama sekali gak pernah lakuin itu. Apalagi, dua bulan lalu, gue bilang putus ke Lo,"
"Tapi gue bener-bener hamil anak Lo, Rel! Apa Lo gak ingat sama malam keakraban itu. Malam di mana kita ngelakuin hal yang belum kita lakukan. Kita saling bercumbu mesra,"
"Gue gak pernah lakuin itu sama Lo. Apa Lo jebak gue? Supaya, gue putusin Kanya dan balikan sama Lo,"
"Gue gak pernah jebak Lo, Farel! Gue cerita yang sejujurnya sama Lo. Lo harus tanggung jawab atas kehamilan gue. Gue ingin Lo nikahin gue setelah lulus ini dan gue juga ingin Lo tinggalkan Kanya,"
"Jadi? Lo suruh gue untuk tinggalkan Kanya? Gak bisa, Jelita! Gue gak bisa! Perempuan yang gue cintai hanya Kanya dan gue gak bisa tinggalkan dia,"
"Tapi, gue dan janin yang ada di rahim gue sangat butuh Lo. Gue harap Lo nikahin gue, Farel."
Jelita segera memeluk Farel dengan erat. Ia juga memberi kecupan manis di bibir Farel dan membuat laki-laki itu semakin luluh akan ciuman itu. Hingga akhirnya, Ia mendengar suara teriakan.
"FAREL! JELITA! GUE GAK NYANGKA SAMA KALIAN." Farel melepas ciuman dan berjalan menghampiri ke arah Kanya. Ia juga berkata tentang hal yang terjadi pada Jelita. Farel memegang tangan Kanya dan mengucapkan hal penting padanya.
"Kanya, maafin aku. Aku ingin minta izin padamu, bahwa aku akan menikahi Jelita. Saat ini, dia sedang hamil anakku," pinta Farel.
"Kanya, gue minta izin. Kalau gue mau menikah dengan Farel. Gue harap Lo izinin kita untuk menikah," pinta Jelita.
"Jadi, kalian suruh aku untuk akhiri hubungan ini dengan Farel?" tanya Kanya.
----------------------------------------------------------------------
Hallo gaes Meet Him Again part 15 telah selesai nih. Saya harap kalian suka dengan cerita kali ini. Jangan lupa kasih vote dan komentar agar saya dapat semangat dalam menulis. Terima kasih
🌸🌸🌸
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet Him Again (TAMAT)
Hayran KurguBagaimana jadinya jika kita bertemu dengan seseorang yang telah mengisi hati kita di masa lalu? Hal inilah yang harus dialami oleh Kanya yang harus bertemu dengan Farel, yang merupakan mantan kekasih saat di bangku sekolah menengah dulu. Sebenarnya...