guys maaf banget, keu baru inget kalau belum lanjutin cerita ini, keu terlalu fokus sama cerita yang lain, maaf bangett.
Happy reading!
🐯🐻🐯🐻
Haechan terbangun perlahan, berusaha duduk di tempat tidur, tapi langsung meringis kesakitan.
"Sial, sakit banget," gumamnya, memegangi bokong yang terasa perih. Wajahnya memerah menahan rasa tidak nyaman. "Mark sialan!" umpatnya, masih terbaring di tempat tidur, tidak bisa menahan rasa sakit yang menyengat.
TOK! TOK! TOK!
Suara ketukan pintu terdengar dari luar.
"Haechanie!" panggil suara Yeri dari balik pintu.
"Masuk," jawab Haechan singkat, malas untuk bangkit. Yeri masuk ke kamar tamu, memandangi Haechan yang masih terbungkus selimut di atas tempat tidur.
"Tumben baru bangun jam segini," komentar Yeri sambil mendekat, duduk di tepi tempat tidur. Ada senyum kecil di wajahnya, tapi jelas ia penasaran.
"Ada apa, Kak?" tanya Haechan malas, masih merasa lelah. Yeri hanya menggeleng pelan, tidak menjawab. Ia kemudian berdiri, melangkah keluar dari kamar tanpa banyak bicara.
"Gajelas," bisik Haechan kecil, memutar mata sebelum menarik selimut lebih erat. Rasa kantuk yang masih kuat membuatnya memejamkan mata kembali, mencoba mengabaikan rasa sakit di tubuhnya, berharap bisa tidur lagi.
🐯🐻🐯🐻
Ini hari Minggu, dan Mark memutuskan untuk menghabiskan waktu di rumah karena libur. Namun, meski duduk di ruang tamu dengan ponsel di tangan, pikirannya tidak tenang. Ada perasaan gelisah yang terus menghantuinya.
Ia mengkhawatirkan Haechan. "Bagaimana kalau Haechan mengadu ke Yeri tentang kejadian semalam?" pikir Mark, hatinya berdegup lebih cepat. Pikirannya terus berputar, membayangkan kemungkinan terburuk.
"Kok Haechan belum keluar kamar?" gumamnya, penasaran. Rasa khawatir makin menguat di dadanya, tapi ia mencoba untuk tetap tenang.
"Mungkin dia lagi libur, jadi malas buat keluar kamar. Biarin aja," ujar Yeri, Mark mencoba menenangkan diri. Perlahan, ia menarik napas lega, merasa lebih tenang setelah menyadari bahwa Haechan belum mengatakan apa-apa tentang insiden semalam. Sepertinya, Haechan memilih untuk tetap diam.
Mark kemudian meraih ponselnya, mengetik sesuatu dengan santai, seolah mencoba mengalihkan perhatian dari kekhawatirannya.
"Tumben banget, nanyain Haechan?" goda Yeri sambil melangkah masuk ke ruang tamu, melirik ke arah Mark dengan senyum kecil. Ini memang tidak biasa, Mark jarang sekali terlihat begitu peduli pada Haechan.
"Dia gak biasanya kayak gitu," jawab Mark sambil menyandarkan tubuhnya di sofa, berusaha terdengar santai meski hatinya masih sedikit cemas.
Yeri hanya ber-oh sambil mengangkat alis, lalu berjalan ke dapur, meninggalkan Mark dengan pikirannya sendiri.
"Haechan gak bilang apa-apa kan ke kamu?" tanya Mark dengan nada setengah berbisik, rasa cemas masih menghantui pikirannya.
Yeri yang sedang sibuk di dapur menoleh ke arah Mark, bingung dengan pertanyaannya. "Enggak, memangnya ada apa?" tanyanya balik, rasa penasaran mulai muncul.
![](https://img.wattpad.com/cover/375645804-288-k154372.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
the third person(Markhyuck)
Teen FictionAdik ipar adalah maut🤫 #Markhyuck #Markri #Bxb Mulai : 26.08.24 End : -