i'm Shinta Naomi

1.5K 89 5
                                    

Naomi POV

Aku, Shinta Naomi terlahir dari kalangan keluarga yang terbilang serba berkecukupan. Aku terlahir sebagai anak ketiga dari empat bersaudara, semuanya perempuan. Kakak ku yang pertama sudah menikah dan mempunyai seorang anak yang menggemaskan. Kakak ku nomer dua tidak seperti wanita biasanya, dia tomboy. Sedangkan adik ku Sinka Juliani dia masih duduk dibangku SMA. Dan aku, Shinta Naomi. Aku baru saja menginjakkan kaki ku dibangku perkuliahan, kebetulan aku mendapat beasiswa dari sekolahku dulu disalah satu Universitas Negeri ternama di Jakarta, Universitas Indonesia.

Mulanya aku tak terlalu mengenal banyak orang disini karna sosok ku yang memang anti sosial dan tak mudah bergaul dengan orang baru.

Shania, dia lah orang pertama yang menyapa ku kala itu hingga sekarang kami menjadi teman yang cukup baik.

Hari itu Shania mengajakku untuk pergi ke Starbucks untuk menemui sahabatnya. Mulanya aku menolak namun karna dikampus aku memang tak punya banyak teman jadi aku mengikuti Shania untuk menemui sahabatnya.

Saat bertemu dengan sahabatnya aku sempat terdiam ketika melihat mata dari salah satu sahabatnya itu. Aku sempat merasa canggung ketika mata itu secara intens menatap ku sedari tadi. Aku tidak suka ditatap seperti itu, risih.

Pemilik mata itu bernama Boby, dia cupu bukan type ku. Lagipula sepertinya dia bukan dari kalangan orang berada itu terlihat dari gaya berpakaiannya yang hanya menggunakan kemeja serta celana jeans. Matre? Bukan aku bukan type wanita matre dan gila harta, hanya saja aku lebih suka cowok yang berpenampilan modis dan menarik. Lagipula Boby ini mantan dari teman baruku, Shania. Seleranya sungguh rendah.

Faresh, dia lah yang jauh lebih menarik dibanding Boby. Dia lebih fashionable sebagai laki-laki. Aku suka gaya rambutnya yang seperti boyband korea, hidung nya yang kecil dan kulitnya yang putih. Dia juga tak banyak omong saat aku bertemu dengannya, ya walaupun dia sempat gombalin aku sedikit, itu wajar karna aku hampir setiap hari selalu mendapat gombalan yang serupa setiap kali berada di kampus.

"eumh Shan..." sapa ku pada Shania setelah aku pergi meninggalkan starbucks

"kenapa Nao?"

"kamu beneran..mantan Boby?" tanyaku hati-hati, Shania sedikit menghela nafas.

"hmmh..iya semasa SMA dulu, kenapa?" tanyanya yang kini wajah Shania sedikit berubah lebih terlihat bimbang.

"ah ngga kok aku cuma tanya aja, kamu masih suka sama dia?"

Shania menghentikan langkahnya dan memandang ku dari atas sampai bawah, apa ada yang salah dengan pertanyaan ku?

"eh..aku cuma tanya kok Shan" ucap ku akhirnya karna tak suka ditatap seperti itu oleh Shania.

"aku pikir kamu suka sama dia" ucapnya sambil berlalu pergi meninggalkan aku yang masih berdiri ditempat tadi.

Aku suka sama Boby? Itu tidak mungkin. Selera ku bukan cowok berpenampilan nerdy seperti itu, bukan sama sekali type ku.

Aku dan Shania pun berpisah ketika Shania sudah dijemput dengan mobil honda jazz merah, entahlah itu siapa aku juga tak tau.

Aku berjalan menuju tempat dimana aku memarkirkan mobil untuk menjemput Sinka adikku ditempat les. Jadwal dia pulang jam tiga sore masih ada setengah jam lagi untuk bisa sampai ketempat les Sinka. Aku memasuki mobil civic hitam pemberian Papi padaku saat aku dapat beasiswa kuliah disini. Sinka tentu saja iri denganku maka dari itu dia sengaja mengikuti serangkaian les tambahan agar diberikan hadiah serupa sepertiku oleh Papi. Sebenarnya tanpa harus seperti itu aku bisa saja meminta mobil lain kepada Papi tapi aku lebih menginginkan sebuah apartment ketimbang mobil.

Hello AdikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang