Semakin tak karuan

1.1K 79 5
                                    

Nabilah POV

Aku tak tau mengapa perasaan ini semakin lama terus tumbuh tanpa kendali nalar ku. Aku sadar ini salah, perasaan salah yang tak bisa diteruskan. Namun, semenjak aku merajuk kepada kakak ku ia memang membuktikan perkataannya bahwa melebihkan waktunya untuk ku bukan untuk para wanita yang sedang ia dekati. Sikap kakak ku itu juga semakin membuat ku harus menahan agar aku tidak semakin larut dengan sikap manisnya terlebih sikap manis itu kini semakin merusak otak gesrek ku yang blakblakan menjadi otak gesrek karna berdebar. Aaarrgghh sial!

Kini aku menjadi pendiam bukan lagi seperti Nabilah yang berisik dan jahil. Aku merindukan diriku yang dulu yang selalu membuat onar dengan tingkah ku yang tak dapat diterim oleh otak normal. Tapi karna diam ku ini lah aku berhasil lolos casting film perdana ku, Wewe. Film itu bergenre horor indonesia aku tak mengerti kenapa aku bisa lolos film itu mungkin sang produser melihat kehororan wajah ku saat tertawa atau apalah yang membuat sang produser itu akhirnya meloloskan aku pada casting itu.

Dengan prestasi berhasil muncul dilayar lebar seperti itu tentu saja Ayah, Bunda dan pastinya kakak ku Kak Boby tak percaya bahwa sekarang anak gadis satu-satu nya itu telah menjadi aktris yang akan mempunyai banyak penggemar. Ah tunggu bahkan aku tak tau kalau nantinya aku akan memiliki penggemar atau tidak mengingat aku yang seperti ini.

Karna kesibukan ku shooting film perdana ku itu membuat Ayah dan Bunda mengutus Kak Boby untuk menjadi manager ku. Bisa kalian bayangkan bagaimana senang nya aku selalu didampingi kakak ku itu? Ya, setiap saat dia selalu berada didekat ku dan itu semakin membuat jantung ku tak karuan. Perhatian kecil yang selalu Kak Boby berikan saat break sempat mendapat pertanyaan yang mengganggu telingaku.

"kalian pacaran?" ucap sang sutradara saat menangkap aksi suap-suapan ku dengan Kak Boby. Ya, Kak Boby selalu menyuapi ku saat aku sudah lelah shooting

"bukan Bang, dia kakak gue gila kali lo gue macarin kakak sendiri" elakku pada Bang Boy sang sutradara film ku. Iya bang, gue pengen pacaran sama kakak gue sendiri sebenernya.

"ah boong lo, kalo adek kakak ga mungkin lo semesra ini" timbal Bang Boy yang seolah mampu mengetahui isi hatiku.

"haha masa mesra ke adik sendiri ga boleh sih Bang?" kini Kak Boby yang menanggapi ucapan Bang Boy. Iya, hanya ke adik kok adik

"sekarep mu lah" ucap Bang Boy sambil berlalu pergi meninggalkan kami.

Aku menghela napas lega karna tak lagi terintimidasi oleh Bang Boy. Memang kedekatan ku dengan Kak Boby ini..aku juga tak tau sulit dijelaskan. Bahkan lawan main ku yang tak lain dan tak bukan adalah Cici Stella kakak dari Sonia teman Tante Shania itu juga heran. Ah ya aku tau kalau Cici Stella itu kakak dari Kak Sonson karna beberapa kali Kak Sonson berkunjung ke lokasi shooting. Kangen juga sama Kak Sonson ku itu dan juga dengan Tante Shania. 

"Kak, Tante Shania apa kabar ya? Kangen deh gue sama dia suruh main kek ke lokasi" ucapku setelah berhasil memasukan sesuap nasi dari tangan Kak Boby.

"tumben lo kangen sama dia biasanya lo berantem mulu kalo ada dia" balas Kak Boby sambil menyuapi ku kembali

"buset Kak sabar napa ini yang dimulut belum ketelen" Kak Boby hanya terkekeh melihat keluhan ku. Duh kak untung say...eh ngga apaan sih.

"Kak besok bawain bubur bayi gue sama biskuit bayi gue dong" pinta ku sambil menyambar botol minum yang diberikan Kak Boby.

See? Sweet banget kan Kak Boby? Bagaimana para crew tidak mengira kalau aku berpacaran dengan Kak Boby coba kalo sikap nya saja seperti ini, menggetarkan hati.

"lo kan inget besok harus bawa apa jadi lo bisa siapin itu sendiri ga usah nunggu gue nyiapain itu" ucap Kak Boby sambil menjitak kepalaku.

"awww sakit kampret!!! Lo kan manager gue jadi lo harus siapin itu semua buat gue" balasku sambil mengusap kepalaku yang tadi dijitak oleh Kak Boby.

"heh! Sejak kapan manager jadi 'babu' lo? Inget ye gue cuma nemenin lo dan ngelindungin lo doang, itu juga karna Ayah maksa gue kalo bukan karna Ayah gue juga ogah nih sok romantis sama lo" balas Kak Boby sambil berlalu dari hadapan ku.

"eh Kak mau kemana lo? Gue belom kelar makan itu box nasi jangan dibawa woi" teriakku sambil mengejar Kak Boby yang ternyata menuju ke mobil.

Hmmh, aku menghelakan nafas ku melihat Kak Boby yang mulai membaringkan tubuh nya didalam mobil. Aku merasa iba kepadanya, ia nampak lelah dan langsung memejamkan matanya begitu sudah berhasil merebahkan tubuh nya dengan sempurna. Aku menatap nanar kepada sosok yang aku sayangi ini, wajahnya sangat jelas kelelahan. Aku ikut masuk melalui pintu samping mobil dan duduk disebelahnya. Tangan ku terulur mengusap wajah tirusnya yang melelahkan itu.

"Kak maafin Ayu suka ngerepotin Kakak" ucapku pelan agar tak membangunkan Kak Boby.

Aku terus mengusap wajah Kak Boby yang semakin tertidur pulas, ada perasaan damai saat melihat Kak Boby tertidur dengan senyum simpul dibibirnya seperti menikmati belaian tangan ku diwajahnya. Entah keberanian dari mana aku terus menelusuri wajah Kak Boby sampai akhirnya tangan ku berhenti disudut bibir Kak Boby. Dengan sigap aku menarik tangan ku dari wajah Kak Boby. Debaran jantungku sungguh tak bisa aku nilai seberapa cepat berdetak, aku gugup, malu bahkan menyesal telah menyentuh wajah kakak ku yang sedang tertidur itu, untungnya Kak Boby tidak bereaksi sedikit pun sehingga aku bisa sedikit bernapas lega. Dengan cepat aku keluar dari mobil untuk menghindari rasa gugup ku serta debaran jantung ku yang cukup keras. Aku kembali untuk melanjutkan shooting meninggalkan Kak Boby yang tertidur lelap didalam mobil.

Huh, kak kenapa harus aku ngerasain ini ke kakak sih? Nyiksa tau kak. Aku tersiksa dengan perasaan yang tiba-tiba muncul ini dan semakin hari semakin bertambah. Kakak tau? Ini sakit banget Kak. Kenapa harus kakak? Kenapa bukan orang lain? Kenapa kak? Dan kenapa kita harus saudara sekandung Kak? Kalau saja bukan, aku pasti udah nyatain perasaan ini ke kakak. Maafin adik mu ini yang sudah menumbuhkan perasaan bersalah ini kak. Aku ga bisa nolak itu kak, aku marah kakak deket dengan cewek lain. Aku cuma mau kakak yang ada disisi aku, bukan orang lain. Aku kesepian atas cinta yang entah kenapa harus ke kakak cinta itu datang, aku ga mampu kak menolak cinta itu yang tumbuh secara tiba-tiba, maafin aku kak.

Hello AdikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang