Sore itu hujan turun dengan lebatnya. Tania berdiri di teras TK Pelita Angkasa. memperhatikan anak anak yang belum di jemput orang tuanya. Pikirannya menerawang jauh, di lihatnya langit yang abu abu dengan rintikan air jatuh ke tanah.
Anggap saja 2 tahun lalu itu pelajaran yang berharga tania, Gumamnya
Pertemuan dengan tamma, kehilangan orang yg di sayang 2 kali memang bukan hal mudah, tpi hidup harus terus berjalan bukan?
"Arkana? "
Pandangan tania beralih ke arah ibu muda yg memangil nama arkana, panggilan itu sekaligus membuyarkan lamunannya
Tania memanggil anak bernama arkana, setelah berbincang sebentar . Arkana dan ibunya pamit pergi. Tania melihat kepergian arkana dan ibunyaAhh itu tempat biasanya mas tamma memarkirkan mobil jika menjemput adel, Gumamnya lagi
Apasih tania fokus, kita lupakan semua itu,kalou sulit menjadi pelajaran, anggap saja semua itu tidak terjadi, anggap hanya mimpi indah, fokus kepada apa yang di depanmu sekarang, terutama akram, sudah terlalu jauh dia berbuat. Aku harus cepat selesai kan dia, sebelum terlambatSatu persatu anak anak sudah di jemput orng tuanya guru guru juga sudah pulang. Kebetulan day care libur hari itu.
Tania dan nasih pun sudah siap siap pulang ke asrama."Tania gimana kabar raya sama bokap loe" Ujar nasih, di tengah perjalanan mereka
"Alhamdulillah baik sih" Jawab tania
"Syukur deh, akram gimana" Tanya nasih lagi
"Yaaa.... Aku belum tau keadaanya sekarang, tapi om marwan ( adiknya ibu tania) lagi berusaha nyariin akram."
"Bener bener tuh akram, gk ada bersyukur syukurnya. Sabar ya tan "
" Gk papah, do'ain aku ya moga masalah akram cepet selesai."
" Iya semangat ya tan "
Tania hanya mengangguk. Nasih tadinya ingin menanyakan tamma juga tapi ia urungkan takutnya malah menambah pikiran tania.
Tak terasa sekarang mereka sudah sampai di asrama.
jam sudah menunjukan pukul setengah 6 sore* * *
Waktu menunjukan jam 9 malam, tania hanya tidur tiduran sambil membaca buku buku yang ia pinjam dari perpustakaan nasional. Ntah kenapa akhir akhir ini ia senang membaca buku sejarah.
Terdengar nada ponselnya berdering, tania mengambil ponselnya, melihat nomor yg tertera di layar hpnya,
Nomor baru gumam tania.
Tania mengangkat telponnya, terdengar di sebrang telpon suara akram"Hallo...."
"Ka taniaaaa...." Suara teriakan nyaring terdengar
" Akram..... " Tania mengubah posisi badan yang tadinya telungkup menjadi duduk
"Tania ya... " Telpon beralih ke suara orang lain " Ah sorry sorry jangan salah paham, ade loe gk papa ko, Kalou loe mau datang ke sini... " Ucap laki laki di sebrang telpon
Tania hanya diam membisu, pikiranya bingung, hatinya kalang kabut
"Gw tunggu di jalan merdeka blok g no 265 , catet jangan diem aja. Ah Kalou gk gw chatt deh takutnya loe lupa. Sekarang ya, Kalou loe masih pengen liat ade loe."
Telponpun terputus
Tania masih diam, ingatan kata kata si penelpon, ingatan orang bunuh diri dan ingatan penculikan seperti tumpang tindih di pikirannya. Jantungnya terasa berdetak kencang. Badannya gemeteran.
Astaghfirullah tania segera sadar di lihat ponselnya, si penelpon benar saja mengirim alamat yg ia maksud tadi. Orang pertama yg di pikirannya, telpon om marwan, tapi tidak di angkat , tania berusaha menelpon lagi dan lagi tapi tetap tidak di angkat. Di antara kebingungan itu, tania melihat kotak obat yang beberapa bulan ini tidak ia konsumsi lagi. Tania mengambil obat tersebut di keluarkan nya 2 kapsul lalu ia meminumnya. Mungkin dengan obat ini ia akan sedikit belih tenang
Benar saja ia mulai mengatur napasnya kembali, pikirannya berputar Kalou om marwan tidak bisa di hubungi siapa yang harus ia hubungi dalam hal ini? Tidak mungkin ayahnya. Bisa saja tania langsung pergi tapi ia juga harus memikirkan keselamatannya juga. Tapi apakah keselamatannya sekarang lebih penting dari pada adiknya? Tania menyambar tasnya lalu melenggang pergi ke luar dengan terburu buru . Terserah dengan semuanya, terserah dengan keselamatannya yang terpenting sekarang adalah adiknya
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Abdi Negara
RomanceTania sabira adalah wanita yg tidak pantang menyerah meski ia sangat ceroboh tapi tania selalu berusaha menutupi kecerobohannya dengan berusahanya pertemuannya dengan aditama mahendra adalah hal tak terduka, tama yg adalah seorang abdi negara. mampu...