Selamat malam

683 79 27
                                    

Karakter yang digunakan semuanya milik Monsta!!!

.
.
~~~~~
.
.

Matahari tenggelam ke arah barat menunjukkan hari sudah berganti malam.

Di rumah keluarga boel semuanya sedang berkumpul di ruang keluarga untuk menonton film.

Mereka saling melempar pertanyaan dan candaan kepada orangtua mereka yang selama ini belum pernah mereka lakukan sama sekali.

Malam yang dingin tidak membuat mereka enyah dari tempat ini untuk sekedar  menghangatkan diri dengan selimut dan kasur yang ada di kamar mereka. Tapi mereka malah membawa selimut itu untuk dibawa ke ruang keluarga.

Mereka tidak ingin menyianyiakan kesempatan emas yang telah diberikan tuhan. Berkumpul lengkap layaknya sebuah keluarga pada umumnya, mengobati kerinduan setelah tidak bertemu sekian lamanya.

.
.
•°•°•°•°•°
.
.

"Ihh! ambil sendiri di dapur dong kalo mau, punya kaki kan?!" Blaze berucap dengan kesalnya ke arah Ice yang tiduran sambil memakan cemilan miliknya di sebelah kirinya.

"Males" sahut Ice kembali mencomot cemilan milik Blaze.

Blaze yang tidak terima langsung menjauhkan cemilan yang ia bawa ke sisi sebelah kanannya, jauh dari jangkauan tangan milik Ice.

Ice terlihat tidak peduli dan kembali fokus pada film didepannya. Blaze pun melanjutkan memakan cemilannya sambil sedikit menggerutu kesal ke arah Ice.

Mara yang melihat interaksi kedua putranya itu hanya mampu menggeleng-gelengkan kepala. "Besok kalian pada sekolah kan? udah pada belajar belum ini?"

"Gempa udah belajar kok bun" Gempa yang tadinya sangat fokus menonton filmnya pun menoleh, tersenyum ke arah Mara yang duduk diatas sofa.

"Solar juga, tapi gatau kalo mereka" ucap Solar sambil menatap sinis TTM yang tiduran berjejer seperti ikan disebelah kirinya.

Taufan yang berada tepat disamping Solar langsung mendudukkan dirinya dan balik menatap sinis adik berkacamatanya ini. 

"Ngapain lirik-lirik, ngefans lu ama gue?"

"Idihh amit-amit. Ogah kali gue ngepens ama orang titisan dugong kek lu"

Perdebatan keduanya berlanjut, namun tidak ada yang menghentikannya. Semua sudah biasa dengan adanya sedikit cekcok diantara mereka, apalagi pelopornya Solar, ya emang itu biang keroknya.

Mereka semua benar-benar tidak peduli, toh kalau lelah mereka berdua akan berhenti dengan sendirinya.

Lain halnya dengan Amato dan Mara, karena tidak mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anak-anaknya sebelumnya, mereka tidak menyangka setiap hari akan ada adu mulut diantara anak-anaknya seperti ini.

"Anak-anak ayah yang dulu saat ayah tinggal masih seuprit ternyata udah pada gede ya? Udah pada bisa debat-debat kayak gini" bukannya melerai, Amato yang memerhatikan malah terharu dengan tingkah kedua anaknya.

Halilintar merolingkan matanya. "Yaiyalah. Orang ditinggalnya aja tahunan" ucap Halilintar malas.

Mara yang semula menatap Taufan dan Solar kini beralih menatap Halilintar yang duduk di sofa tepat disebelah kirinya.

Mara tersenyum lembut dan meletakkan tangan kirinya diatas pucuk kepala Halilintar yang kini fokus dengan film didepannya.

"Habis ini bunda udah ga akan kerja lagi. Jadi bunda bisa jagain kalian dirumah seterusnya" ucapan Mara membuat semua atensi teralihkan padanya.

Halilintar Bungsu?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang