"Mprit kamu tidak jajan? Bukankah aku sudah memesan pada penjual kue itu? Siapa namanya tuh" Chaeng
"Jennie eonnie sajangnim~ Ah Mprit juga engga tau nih tumben engga ada, apa tidak jualan ya?" Pharita
"Sepertinya agak terlambat saja, baiklah jika ada beli semua ya dan bagikan pada seluruh pegawai ini uangnya" Chaeng
"Arra sajangnim! Sajangnim Mr. Mark mengundang anda untuk meeting dimansionnya" Pharita
"Kenapa dimansionnya?" Chaeng
"Hmm m-maaf tapi kata Mr. Mark dia ingin kau tau bahwa mansionnya sangat mewah dan elegan walaupun didalam hutan" Pharita
"Haha ada2 saja, yasudah aku akan kesana siang ini dengan driver aku tidak mau menyetir sendiri jauh" Chaeng
"Saya harus ikut sajangnim?" Pharita
"Hmm tidak perlu kau tunggulah Jennie" Chaeng yang sebenarnya sejak kemarin ia selalu terbayang-bayang wajah Jennie si penjual kue beras
.
Jennie tidak sadarkan diri. Hingga pagi datang dirinya masih digempur keempat pemuda bejat itu. "Aaahhhhhhhh" desah panjang pemuda terakhir yang melecehkan Jennie. Pemuda itu menunduk melihat Jennie pingsan dan kaget
"hah?! Apa dia mati?!" tanyanya sambil membenarkan celananya
"Akh tidak peduli! Gubuk ini jauh dari pemukiman kalopun ketemu pasti dia sudah gila!"
"Aku anak orang kaya! Ayahku manager di Park Automobile! Mudah saja jika hanya berkasus dengan tukang kue! Ayo tinggalkan saja!"
Akhirnya keempat pemuda tersebut pergi begitu saja meninggalkan Jennie begitu saja dalam keadaan telanjang dengan tubuh penuh luka dan tak sadarkan diri
.
"Oppa mau kemana?!" Rami yang datang kekantor Chaeng namun malah mau pergi
"Ah kamu, oppa mau ke mansion uncle Mark kau tau kan?" Chaeng
"Huuu Rami sudah kesini oppa malah mau pergi" Rami
"Hey jangan marah, ah kau ikut saja bukankah kau suka hutan?" Chaeng
"Baiklah jika oppa memaksa" cengir Rami
.
Setengah perjalanan telah mereka lalui. Tempatnya didalam desa bahkan hutan. Mark adalah penyuka kesunyian
"Maaf tuan tapi dari sini kemana lagi?"
"Hmm kemana ya? GPSnya mati sudah susah signal" Chaeng "Berhentilah dulu aku akan coba keluar mungkin ada signal"
Akhirnya mobil berhenti. Chaeng keluar mobil, mengangkat angkat ponselnya ke udara berharap mendapat signal. Ia sedikit maju namun kakinya tak sengaja menginjak sesuatu
Chaeng menunduk melihat apa yang dia injak. Sebuah sandal jepit berwarna kuning yang seperti ia pernah lihat "Seperti sandal..."
Entah kenapa hatinya tergerak pada gubuk disebelahnya berdiri. Dia tengok ke belakang ternyata dia berjalan cukup jauh dari mobil. Ia akan kembali namun hatinya seolah mengajak untuk masuk gubuk itu
Dengan ragu Chaeng masuk gubuk itu. gubuk itu berantakan sekali, kotor banyak tikus dan sepertinya puing2 bahkan sampah. Tercium aroma sperma yang menyengat tercampur bau kotoran hewan
Chaeng terus maju dan betapa kagetnya ia melihat sebuah kaki kecil nan mulus. Ia memberanikan diri untuk berjalan lebih dekat
"Hah?! Gadis penjual kue?!" Chaeng menemukan Jennie. Ia buka jasnya lalu menutupi tubuh Jennie dan menggendongnya menuju mobil
.
"cepat kita kerumah sakit!" Chaeng datang buru2 lalu masuk mobil
"Oppa dia siapa?" Rami
"nanti oppa ceritakan"
.
Jennie langsung dibawa keruang tindakan, tidak tanggung2 Jennie langsung dilakukan operasi dengan Chaeng menjamin semuanya. Chaeng dengan gusar menunggunya diluar bersama Rami. Rami juga sudah diceritakan siapa itu Jennie
ceklek~ dokter keluar ruang tindakan. Chaeng langsung berdiri menghampiri dokter sekaligus sahabatnya itu "bagaimana keadaannya?"
"Ia luka berat, bagian area kewanitaannya sobek, pendarahan berlebihan juga ia alami disekitar dinding rahim, luka dalam dipelipis dan patah tulang kaki belum lagi luka luar yang sangat banyak, bisa dipastikan ia mengalami kekerasan fisik dan seksual yang luar biasa" jelas Seulgi
Chaeng mencelos mendengar itu. Tak bisa ia bayangkan betapa beratnya Jennie. "a-apa dia selamat?"
"selamat namun harus mendapat perawatan intensif, selain itu mungkin ia butuh psikolog karena pasti dia mengalami trauma yang bisa menyebabkan depresi" Seulgi
"lakukan yang terbaik untuknya, aku jaminannya" Chaeng
"pasti chaeng"
.
Jennie dipindah keruang rawat super vip permintaan Chaeng. Ia tatap lamat2 wajah Jennie yang setia memejamkan mata dan menghela nafas. Chaeng sudah menyuruh Wendy asistennya untuk mencari tau keluarga Jennie
"oppa" Rami menghampiri Chaeng
"aku ingin kasusnya diusut dan pelakunya dihukum seberatnya" Chaeng
"Rami sudah lapor Lim oppa (kepala polisi) atas kasus ini, Rami juga sudah cerita sama eonnie dan Jisoo oppa, oppa tenang ya untuk mentalnya aku akan mencoba membuatnya stabil kembali Jisoo oppa juga pasti" Rami
"terima kasih Rami"
"o-oppa apa oppa menyukainya?"
"Rami maaf tapi sepertinya tidak tepat membahas itu sekarang"
.
"dari hasil risetku bisa jadi dia akan mengalami depresi, setelah ini dia harus mendapat perawatan mental secara intensif" Jisoo
"apapun yang terbaik buat dia" Chaeng
"Sepertinya adik noona mendapatkan cintanya" Irene
"aku hanya kasihan" Chaeng yang mendapat anggukan penuh arti dari Irene "apa boleh perawatan mentalnya di paviliun saja? Tidak perlu di rumah sakit jiwa, aku akan membayar dokter terbaik"
"kenapa repot2? Jisoo oppa dan adik kita Rami adalah dokter terbaik" Irene
"iya oppa rami akan merawat Jennie eonni" Rami
"terima kasih kalian semua" Chaeng senang karena keluarganya mensupport niat baiknya
"baiklah ini sudah larut, ayo pulang" Irene
"aku akan menungguinya disini" Chaeng
"chaeng..." Irene
"biarlah sayang, Chaeng ini tulus sekali" Jisoo
"baiklah tapi jangan lupa makan dan tidur nyenyak okay?" Irene
"okay noona"
"dahhh Chaeng oppa besok aku kesini lagi" Rami Irene dan Jisoo pulang meninggalkan Chaeng yang menunggui Jennie diruangan
KAMU SEDANG MEMBACA
I Am Here For You
Science FictionChaeyoung jatuh cinta pada gadis depresi korban pelecehan yang ia temukan disebuah gubuk kosong. Dengan telaten ia merawatnya namun bukannya sembuh gadis itu malah membenci Chaeyoung akibat traumanya