Eps 6

143 32 7
                                    

Seminggu berlalu, Jennie sudah boleh pulang namun ia masih menggunakan kursi roda karena kakinya belum pulih. "Welcome home eonnie~" Rami sambil mendorong kursi roda Jennie masuk mansion Park

"I-ini bukan rumah Jennie" Jennie sambil memeluk boneka tupai pemberian Chaeng lewat Rami

"Ini rumah Rami dan Irene eonnie tapi eonnie mulai sekarang tinggal disini ya bareng kami agar eonnie tetap aman, anggap saja rumah sendiri" Rami

"Iya Jennie jika mau apa2 bisa panggil eonnie atau Rami" Irene

"E-eonnie kenapa oppa2 itu ikut kita? Nanti mereka jahatin Jennie" tunjuk Jennie pada Chaeng dan Jisoo

"E-ehh eonnie jamin mereka baik dan mereka akan bantu Jennie" Irene

"T-tapi Jennie takut~ rasanya sakit eonnie" Jennie

"Mereka akan menjaga Jennie, eonnie dan menjaga Rami. Tenang ya kau aman disini" Irene

"Sepertinya Jennie butuh istirahat" Chaeng

"Ayo eonnie kita kekamar, eonnie butuh istirahat" Rami dan mendapat anggukan dari Jennie "Chaeng oppa boleh ikut mengantar?"

Jennie tatap Chaeng yang tersenyum kikuk karena jantungnya berdegup kencang ditatap Jennie. Padahal itu tatapan takut Jennie tapi dia sudah deg2an. Jennie mengangguk pelan

.

Chaeng membuka pintu kamar, dibelakang Rami mendorong kursi roda Jennie masuk. "Eonnie ini kamar eonnie" Rami

"A-apa kau suka?" tanya Chaeng ragu dari jauh

Jennie tatap Chaeng takut2 lalu mengangguk pelan. "O-oppa tidak boleh masuk kamar J-jennie"

"Arra~ oppa hanya akan menjaga Jennie dari luar" Chaeng

"T-tapi kan oppa jahat" Jennie

Chaeng menghela nafas mendengar Jennie "Oppa akan melindungi Jennie dari orang jahat"

Jennie mendongak menatap Rami lalu Rami tersenyum "Aku jaminannya kalau dirumah ini Chaeng oppa dan Jisoo oppa adalah orang baik dan akan menjaga eonnie". Jennie yang mendengar itu hanya mengangguk pelan

"Eonnie ini telfon interkom dan ini nomor2nya ada nomor kamarku, kamar Irene eonnie dan kamar Chaeng oppa dan yang ini ke area maid. Jika perlu apa2 bisa telfon ya oh iya ini juga ada nomor suster eonnie" Rami

"I-iya, kalo gitu Jennie mengantuk mau tidur dulu boleh?" Jennie

"Tentu, mari kubantu eonnie berpindah kekasur" Rami

"Apa kau kuat Rami? Biar kugendong saja" Chaeng

"TIDAK!" teriak Jennie

"Oppa~" kesal Rami

"Rami tidak perlu repot, Jennie bisa jika hanya pindah ke kasur, tangan Jennie kuat" Jennie lalu ia pindah kekasur "Aarrrgghhh" Jennie meringis

"Jennie kau tak apa?" Chaeng khawatir

"B-bagian bawah Jennie sakit hiks" isak Jennie

"Pasti karena jahitannya belum kering" Rami

"Gara2 oppa hiks Jennie tidak mau dekat2" Jennie membuat Rami ingin tertawa namun kasihan juga dengan kakaknya yang selalu disalahkan Jennie

Chaeng hanya menghela nafas. "Arra~ oppa akan keluar"

.

Sore hari tiba, Jennie baru bangun dari tidur siangnya. Ia merasa haus namun tidak ada air dikamarnya "Jennie haus" gumamnya

Ia melihat kesana kesini merasa bingung. Mentalnya belum stabil membuat dia selalu bingung akan hal kecil. Jennie memutuskan untuk berpindah kekursi rodanya dan menuju keluar

ceklek~ perlahan ia buka pintu lalu keluar. Tanpa disadari kebetulan Chaeng lewat dan hampir menabrak kursi roda Jennie

"aaaarrrrrgggghhhhhhhh" teriak Jennie menutup wajahnya dengan boneka tupainya

"Jennie Jennie hey tenanglah okay okay oppa menjauh" Chaeng mulai mundur dan berhasil membuat Jennie berhenti berteriak namun nafasnya masih terengah

Mansion memang sedang kosong karena Rami dan JiRene sedang keluar. "J-jennie?"

"O-oppa jangan mendekat" Jennie

"Arra~ tapi kau mau kemana?" Chaeng berjarak hampir 5 meter dari Jennie

"Hmm Jennie haus" Jennie sambil menunduk memainkan bonekanya

"Baiklah tunggu disini ya jangan kemana-mana, biar oppa ambilkan" Chaeng

"Jangan diracun" Jennie

"Pukul oppa keras2 jika oppa meracunimu" lembut Chaeng. Tak lama ia kembali dengan sebotol air dan gelas "Ini mau disimpan didalam kamar atau mau minum dulu?"

Jennie diam menatap Chaeng. seolah mengerti, Chaeng langsung menuangkan air kedalam gelas dan meminumnya "Lihat tidak beracun kan?"

Jennie menangguk lemah. "Kalo begitu ini kau minum dulu dan botol ini oppa simpan didalam kamarmu nee agar mudah jika nanti haus lagi" Chaeng membiarkan Jennie minum dan ia masuk menyimpan air lalu keluar lagi

"O-oppa?" Jennie

"Nde?" Chaeng

"K-kemana Rami?" Jennie, ini pertama kalinya Jennie memulai percakapan dengan Chaeng membuat  Chaeng merasa seperti melayang

"Rami sedang kesupermarket" Chaeng "J-jennie mau lihat kupu2?"

Jennie mendongak menatap Chaeng dengan tatapan takut tapi menngangguk "T-tapi Jennie sendiri saja oppa dari jauh"

"Arra~ ayo ikuti oppa" Chaeng

Akhirnya mereka bersama ketaman mansion yang dipenuhi bunga itu dekorasi Irene membuat kupu2 berkumpul disana

Chaeng tersenyum melihat Jennie yang anteng menatap kupu2 walau dengan wajah datar namun wajahnya menenangkan. Menatap Jennie dari jauh adalah sebuah keindahan bagi Chaeng, apalagi jika bisa dekat

"Jennie~" Chaeng

Jennie menoleh kearah Chaeng. "mau eskrim?" Chaeng dan mendapat anggukan pelan dari Jennie

Chaeng mengeluarkan es krim dari lemari es "Boleh oppa duduk dibawah sini?" tanya Chaeng sambil menunjuk rumput disebelah kursi roda Jennie

"Jangan sentuh Jennie" Jennie

"Duduk saja boleh?" Chaeng dan Jennie mengangguk, akhirnya mereka duduk bersama dengan Chaeng lesehan dirumput

"Ini es krimnya" Chaeng

"Oppa coba dulu Jennie takut diracun" Jennie akhirnya Chaeng jilat sedikit es krimnya lalu kasih Jennie, barulah ia menerima es krim itu

"Kupu2nya indah kan?" Chaeng

"Bagus, Jennie suka" Jennie dengan tatapan datar. Karena Chaeng duduk lesehan maka ia mendongak menatap wajah Jennie. Terpampang jelas luka2 lebam pada wajahnya, luka bekas jahitan diarea pelipis hingga pipinya yang menggemaskan. Tanpa sadar Chaeng meneteskan airmata "aku akan selalu menjagamu, takkan kubiarkan bajingan2 itu bebas" batin Chaeng

Merasa diperhatikan, Jennie menoleh pada Chaeng "O-oppa menangis?"

Chaeng buru2 hapus airmatanya "A-ah mian" Chaeng "Jennie boleh oppa menjaga Jennie?"

"B-bukankah oppa jahat?" Jennie

"Apa oppa pernah menjahati Jennie?" Chaeng membuat Jennie terdiam dan kembali manatap kupu2

Perlahan Jennie mengangguk pelan "Tapi jarak segini saja, jangan sentuh Jennie"

Chaeng senyum senang, Jennie sepertinya mulai tidak takut pada Chaeng. "O-oppa?"

"Ya?" Chaeng

"Apa Jennie tidak bisa jalan lagi?" Jennie

"Bisa ko nanti kita terapi okay?" Chaeng

Jennie mengangguk kembali. Tanpa sadar dari jauh JiRene memperhatikan mereka

"Semoga usaha Chaeng tidak sia2 ya sayang" Jisoo

"Semoga saja" Irene

I Am Here For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang