Selamat membaca
.
.
.
.
.
Jangan lupa vote
.
.
.
.
.~~~~~~
Menjadi wanita muda yang cukup ceria dan optimis, Sakura telah memutuskan sejak awal bahwa salah satu hal paling menarik dalam hidup adalah ketika kamu tidak pernah tau semua hal yang akan terjadi.
"Hebat!! aku baru saja menyelesaikan latihan untuk membuat jutsu baru yang benar benar luar biasa dattebayo!!, kalian pasti akan terpesona! ahahaha tunggu saja!!" Naruto berteriak dengan heboh dan begitu nyaring, berlari kesana kemari untuk memberi tau timnya hal yang tak berguna.
Mendengar ocehan Naruto yang tak ada hentinya, Sakura berpikir apakah ini misi yang terburuk atau terbaik yang Hokage berikan.
Tim tujuh saat ini berkemah di perbatasan bagian utara, memeriksa laporan terbaru tentang gangguan didaerah tersebut. Dengan ancaman dari Akatsuki dan Orochimaru, Tsunade telah memutuskan mengirimkan tim yang kompeten dengan alasan 'lebih baik mencegah daripada menyesal'.
Kini akhirnya Sakura, Sai, Yamato, dan Naruto menggulung kembali kantong tidur mereka dan menghapus jejak perkemahan pada pagi hari di musim semi yang cerah,
Naruto terus saja berbicara, setengah untuk dirinya sendiri, setengah untuk mereka. Mereka semua sudah tau tentang jutsu Naruto yang dikembangkan nya selama tiga hari terakhir, tapi Naruto tak pernah menunjukan pada mereka.
"Kau tak memperlihatkan pada kami?" Sai bertanya.
"Tunggu saja, ini yang paling keren dari semua jurus milik ku dattebayo" Naruto mengencangkan kait terakhir ranselnya.
Dan saat itulah seekor burung pipit kecil jatuh dari kanopi pohon ketengah tumpukan perkemahan mereka yang telah siap.
Duar.
Dan meledak.
Mungkin untuk tim yang lebih kecil pasti akan terluka ataupun mati, tapi tidak untuk tim tujuh, mereka terkecuali.
Banyak peralatan mereka yang hangus terbakar, mereka melompat ke pohon yang aman disekitarnya, memberikan ancang ancang waspada dan siap bertarung. Saat asap menghilang, dua orang pria berjalan keluar dari sisa sisa perkemahan yang terbakar.
'Dasar bajingan!' pikir Sakura seraya memecahkan buku jari ditangan kanan nya sebagai antisipasi.
Jubah merah dan hitam yang familiar terlihat jelas saat kepulan asap itu menghilang.
Sakura sekuat tenaga menahan gelombang ketakutan, ya dia sudah pernah membunuh satu diantaranya, seharusnya Sakura tak perlu cemas.
"Nah kira kira apa yang kita dapat disini yeah? beberapa shinobi konoha mengintai? ditambah lagi....." mata biru pria berambut pirang teralih kearah Naruto.
"Aku berhutang padamu untuk terakhir kalinya, Tobi!! serang mereka!!" Deidara menyeringai dan dua burung tanah liat muncul ditangan nya.
Suasana seketika menjadi tegang.
"Tapi Deidara-senpai, mereka memiliki seorang gadis di tim mereka".
Jika situasinya berbeda, Sakura akan tertawa terbahak bahak melihat ekspresi kekesalan mutlak diwajah Deidara.
"Hanya bertarung bukan membunuh" geram Deidara mengeraskan rahangnya kuat.
"Maafkan aku Nona, aku benar benar tidak ingin bertarung denganmu" pria bertopeng itu kemudian menyerang Yamato dan Sakura secara bergantin, membiarkan Deidara membalaskan dendamnya pada Naruto.
KAMU SEDANG MEMBACA
Somewhere I Have Never Travelled, Gladly Beyond
FanficDEISAKU Naruto selalu membual sepanjang hari bahwa jutsu barunya lah yang terbaik, Sakura dan situasi barunya membuat semuanya berbeda