Selamat membaca
.
.
.
.
.
Jangan lupa di vote!!
.
.
.
.
.~~~~~
"Tempat ini seperti tempat pembuangan sampah, hm".
Secara pribadi, Sakura menyetujui perkataan Deidara.
Mereka telah mendarat di sekitaran luar kota untuk menghindari terlihat oleh orang dan memilih untuk berjalan kaki beberapa menit untuk mencapai kota. Yang membuat Deidara dan Sakura kecewa adalah 'kota' itu lebih cocok dengan 'desa bobrok yang dipenuhi dengan hewan ternak yang kotor', dan 'rumah' yang dilihat Sakura sebelumnya ternyata lebih seperti 'gubuk paling menyedihkan yang pernah dia lihat'.
Suasana menyedihkan desa meningkat saat langit mulai mendung dan hujan akan turun, beberapa wanita bertudung yang tidak dapat mereka tebak usianya mengintip mereka berdua dari balik tudung yang dipenuhi kotoran sebelum kembali mencabut hasil dari kebun mereka.
Saat Deidara dan Sakura memasuki lingkungan mereka, seekor kambing berlumpur mendekati mereka dan mulai mengunyah sudut jubah milik Deidara.
Tempat ini duplikat pembuangan sampah.
"Hewan sialan!".
Deidara merobek jubahnya yang compang camping dari kambing itu dan memberikan tatapan yang tajam seperti musuh, tapi hewan itu sama seperti hewan lain nya yang tampak tak peduli saat mengunyah bahan hitam yang berhasil dia makan.
Sakura mengamati bangun disekitarnya, dengan perasaan lega Sakura mengenali simbol pada tanda yang berayun dari salah satu rumah yang kumuh, gambar tempat tidur dengan atap diatasnya.
"Sebuah penginapan!" seru Sakura.
Sakura dengan terharu berlari menuju kesana dengan Deidara mengikuti dari belakang.
Siapa yang peduli jika tempat tidur nanti penuh dengan kutu dan serangga lain nya? pikir Sakura seraya mendorong pintu masuk.
Mungkin jika mereka beruntung mereka berdua juga akan mendapatkan sesuatu yang bisa dimakan juga.
Pemilik rumah penginapan itu tengah tertidur dibelakang meja, sehingga Sakura harus memukul buku jari jarinya diatas kayu untuk membangunkan nya. Perempuan tua itu mulai terbangun dan berkedip beberapa kali sebelum melihat kearah Sakura dan Deidara dengan tatapan mengantuk.
Sakura merogoh beberapa koin di sakunya dan melempar keatas meja, tersenyum penuh harap. Pemilik rumah itu terlihat memegang koin itu dengan tatapan bingung.
Senyum Sakura mulai goyah.
"Hmm tolong kamar?" ucap Sakura tak yakin.
Wanita tua itu terus tampak bingung, jadi Sakura membantunya dengan menunjuk cincin sekumpulan kunci yang terdapat dipergelangan tangan wanita itu.
Saat wanita itu mulai paham namun seketika itu dia tampak marah, dia mendorong kembali beberapa koin diatas meja kearah Sakura seraya berucap banyak kata yang tidak dipahami Sakura.
Tidak yakin dengan apa yang terjadi, Sakura mencoba mendorong kembali koin kearah wanita itu.
Apakah dia tak menginginkan uang?.
Kali ini wanita itu meraih satu koin dan mengigitnya, kemudian kembali menyemburkan kata kata omong kosong dengan marah.
"Rupanya mata uang kita tidak diterima disini, hm" Deidara mengamati dengan tidak membantu saat mereka melangkah keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Somewhere I Have Never Travelled, Gladly Beyond
FanfictionDEISAKU Naruto selalu membual sepanjang hari bahwa jutsu barunya lah yang terbaik, Sakura dan situasi barunya membuat semuanya berbeda