Hai! Selamat malam!
H-3 lebaran nih! Berhubung besok mau mudik, aku kasih THR-nya lebih awal~
Senengkan ada AFTER STORY-nya OUR APARTMENT? Well, walaupun aku nggak tau mau dibawa ke mana ini cerita. Yang penting tulis dulu, trus upload... karena kalian pasti baca, kan ya?
Oh, satu lagi. Aku juga nggak tahu kapan bakal lanjut cerita ini, jadi jangan nagih ya? karena cerita sebenarnya udah tamat, bukan? Aku cuma bakal nulis kalau lagi niat dan ada ide mendukung. Yeah, semacam THBV after story, setiap part yang aku publish ada temanya, begitu juga nanti dengan ini.
HAPPY READING!
AWAS TYPO!
oOoOoOoOo
Nicole terbangun saat hidungnya mencium aroma pancake keju dan susu cokelat panas kesukaannya. Seperti halnya pizza, dia juga selalu bisa terbangun dari tidurnya yang sangat nyenyak jika menghidu aroma susu cokelat panas. Dengan susah payah, dia membuka matanya yang terasa sangat berat.
"Hai, wife!"
Nicole tertawa kecil mendengar sapaan itu. Begitu matanya sudah terbuka sempurna, dia melihat senyum Justin. Justin masih memakai kaos putih yang digunakannya untuk tidur semalam, rambut laki-laki itu juga masih berantakan, yeah meskipun wajahnya sudah segar tanpa ada kantuk yang tersisa. "Kau sudah lama bangun?" tanyanya sambil melirik nampan di pangkuan Justin, dan merubah posisinya menjadi duduk.
"Well, hampir setengah jam yang lalu."
Justin menyodorkan gelas susu cokelat itu padanya, dan dia langsung meneguknya tanpa memikirkan bahwa dia bahkan belum gosok gigi sama sekali. Dia mengambil setangkup pancake, dan segera menggigitnya dalam ukuran besar, mengabaikan garpu yang disediakan Justin. Laki-laki itu bahkan hanya terkekeh melihatnya. "Kau sudah sarapan?"
Justin menggeleng.
Nicole tersendak, dia buru-buru menelan pancakenya dan memelototi Justin. "Kenapa kau tidak bilang?"
"Memangnya kenapa?"
"Kita kan bisa sarapan di meja makan."
Justin mengangkat bahu, dan mengigit pancake yang ada di pegangan Nicole.
Nicole mendorong Justin dengan gemas. "Aku belum sikat gigi."
"Kau pikir aku sudah?"
"Kau serius?" mata Nicole membulat.
"Tidak," jawab Justin sambil menyeringai dan berhasil menghindar dari pukulan tangan kiri Nicole. Masih dengan senyuman, dia menyodorkan pancake selanjutnya pada gadis itu. Meskipun cemberut, Nicole tetap menerimanya. "Nah, pegang ini. Aku ingin mengambil sesuatu."
Nicole meletakkan nampan yang disodorkan Justin di atas pangkuannya. Mengabaikan Justin yang pergi ke arah lemari, dia melanjutkan sarapannya. Ketika melirik jam stroberi berwarna pink di atas nakas, dia seharusnya tidak perlu terkejut mengingat kamar Justin terang benderang. Sudah hampir setengah tiga, siang. Dia sudah tidur nyaris 12 jam, tapi masih mengantuk.
Well, aku kan sangat kelelahan gara-gara pesta pernikahan tadi malam, Nicole membela diri dalam hati.
Nicole sedang menghabiskan susu cokelatnya ketika Justin kembali duduk di hadapannya. Pancake buatan laki-laki itu tersisa dua, lebih tepatnya sengaja dia sisakan mengingat Justin belum sarapan-well, kalau makan ketika terbangun pukul setengah tiga siang bisa dikatakan sarapan.
"Ini." Justin menyerahkan sebuah amplop putih pada Nicole.
Nicole menerima amplop tersebut dengan kening berkerut. Dia membukanya dan matanya sukses melebar. "Ini apa-apaan?"