Forever

16.7K 696 62
                                    


Hai! Selamat malam semuanyaaa!

Well, sorry karena ternyata lebih lama yang aku perkirakan hehe niatnya bakal ngepost dalam beberapa hari setelah part feeling, apalah daya, nggak jadi gara-gara aku udah masuk kuliah. Pergi sunrise pulang sunset. Berasa ngalahin anak sekolahan aja -_-

Nah, ini dia part terakhir dari Our Apartment After Story. Nggak bakal ada extra part atau apalah itu namanya. Mentok di sini pokoknya. Sama tuh kayak Leander, nggak bakal ada extra part.

Aku mungkin sedikit jenuh nulis, tentang mereka maksudnya. Lagian kan, kayak Our Apartment AS, paling nulis yang manis-manis doang. Bosennya. Kalo nambah konflik ntar kepanjangan, akunya juga udah malas.

Ya gitu deh, kadang malasnya nulis itu sampe berhari-hari, bahkan bulan. Kalian lihat sendiri, aku updatenya sekali berapa abad gitu. Aku juga ngerasa udah nggak kayak dulu lagi. Waktu awal-awal nulis THBV tahun 2012, aku ngepost hampir tiap hari, kan? yeah, bagi yang baca thbv dari awal pasti tahu lah. Trus makin lama, mulai jarang. Terutama sejak kelas tiga. Begitu juga sekarang-sekarang ini.

Mungkin aku butuh piknik? hahaha efek ketemu angka tiap hari kali ya -_- Mana sebentar lagi aku mau nyari tempat buat kerja praktek. yang susahnya minta ampun. Nggak semua proyek bisa dijadiin tempat kp. *edisi curhatan mahasiswa*

Ya sudahlah!

HAPPY READING!

AWAS TYPO!

PS. BACA CERITA BARU YANG AKU PUBLISH YA. JUDULNYA I FOUND YOU! TOKOHNYA SIAPA? BACA SENDIRI, OKE? WKWKWK berharaplah semoga cerita ini nggak macet ditengah jalan HAHAHA

oOoOoOoOo


Bulan-bulan berikutnya berlangsung cepat. Nicole tentu saja terkadang masih menjengkelkan, dan Justin masih menjadi suami terbaik yang pernah ada. Laki-laki itu berusaha menjadi suami yang siaga untuk Nicole, berusaha semampu mungkin memenuhi keinginan Nicole yang terkadang tidak masuk akal, dan berusaha untuk bersabar dengan mood swing istrinya itu.

Di usia kandungan yang akan memasuki bulan kesembilan, Nicole sudah terlihat jauh sangat berisi dari sebelumnya. Perut gadis itu begitu besar, dan terkadang Justin cukup ketakutan saat melihat gadis itu berjalan. Nicole sudah sepenuhnya berhenti bekerja saat usia kandungannya memasuki bulan ke-7. Gadis itu sudah memasukkan surat pengunduran diri satu bulan sebelumnya, namun butuh waktu yang cukup lama untuk menemukan guru pengganti, sehingga mau tidak mau, Nicole harus bertahan lebih lama di sekolah.

Menurut perkiraan dokter, Nicole akan melahirkan sekitar dua minggu lagi. Semua orang tampak sangat antusias menantikan kehadiran sikembar. Nicole sangat menikmati saat-saat berbelanja kebutuhan bayi mereka, meskipun Justin sudah melarang gadis itu keluar apartemen, karena takut terjadi apa-apa. Tetapi Nicole selalu berhasil merayunya. Hanya dengan sekali elusan di dadanya dan kecupan di bibir, dia bahkan langsung setuju. Belakangan ini dia tampak sangat murahan di depan istrinya itu.

"Bayinya akan lahir!"

Justin tersadar, dan menatap Nicole panik. "Apa? Sekarang? Bukankah kata dokter dua minggu lagi?!"

Nicole terkekeh lalu mengusap lengan Justin. "Bukan bayi kita, bayi mereka." Nicole menunjuk layar televisi raksasa di depan mereka, yang menampilkan sesosok wanita yang tengah berusaha melahirkan anaknya.

Justin mendesah sambil mengalihkan pemandangan. Mereka berdua sedang berada di kelas latihan persalinan, dan ini adalah minggu terakhir mereka. Selama ini, mereka berdua diberi pengarahan, bersama wanita hamil lainnya, tentang bagaimana persiapan wanita saat melahirkan, hal-hal yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan.

Our Apartment After StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang