Mimpi🦋

24 10 3
                                    

~Happy Reading~
.
.
.
.
.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


Sesampainya di rumah, Lucya masih saja memandangi kotak pemberian kakeknya kemarin.
Ia kembali bertanya-tanya, kenapa dirinya membutuhkan pita tersebut.

Mama melihat Lucya yang sedari tadi masih saja memandangi kotak tersebut.
Kemudian Mamanya pun berkata "Nanti kamu tau sendiri kok, nggak usah dipandangi terus kayak gitu"

Dan setelah mendengar ucapan Mamanya, Lucya segera memasukan kotak kayu kecil yang berisi pita itu ke dalam lemarinya, dan menyimpannya dalam sebuah peti khusus yang sudah dibawakan Kakek kemarin ketika Lucya hendak pulang.

Dan Lucya segera beranjak ke tempat tidurnya, karena hari sudah agak larut dan besok Lucya harus sekolah, sehingga Mama menyuruhnya untuk segera tidur.

Di mana ini, tempat apa ini, Pa, Ma, kalian di mana? Apa itu, kenapa ada benda seperti itu ditempat seperti ini? "Aaaaauummm!!!".

"Astagaa" Gumam Lucya terkejut sambil terengah-engah dan terbangun dari tidurnya.

Lucya baru saja mengalami mimpi yang sangat aneh, di mana ia berada di tempat yang sangat cantik dan misterius, Lucya melihat ada beberapa orang dengan pakaian aneh yang bersama dirinya, namun Lucya hiraukan. Ia melihat ada sesuatu yang berkilauan dari dalam sebuah gua.
Lucya menghampiri gua tersebut, bermaksud untuk melihat ada apa di sana.

Dan tiba tiba ada sesuatu yang menjaga benda berkilau tersebut. Dan mencoba menyerang sehingga mengejutkan Lucya.

Dan pada akhirnya Lucya terbangun dari tidurnya yang lelap.
Seketika itu Lucya langsung teringat dengan pita pemberian kakeknya itu.

"Apa ini, aku nggak pernah mimpi aneh kayak gini, apa ini ada hubungannya ya sama pita itu?" Tanya Lucya dari dalam hati sembari melihat lemari yang tak jauh dari dirinya.

Setelah bermimpi hal aneh tersebut, Lucya tak bisa tidur lagi, walau sudah berusaha sebisa mungkin untuk memejamkan mata, tapi nihil, usahanya sia-sia, ia tetap tak bisa tidur, sedangkan waktu terus berjalan dan sudah hampir pagi, namun Lucya masih tak bisa tidur, sedangkan paginya Lucya harus berangkat ke sekolah.

Dan benar saja Lucya tak bisa tidur sampai matahari terbit, dan Lucya segera beranjak dari tempat tidurnya untuk segera mandi dan pergi sarapan.

Lucya berangkat bersama Papanya, karena hari ini ia tak berangkat bersama Eydish, karena Eydish harus berangkat lebih pagi untuk melaksanakan piket harian.

Saat di dalam mobil, Papa tersadar bahwasanya akhir-akhir ini Lucya sering melamun.

"Nak, Lucya?, hey." Panggil ayah sambil menyentuh pundak Lucya perlahan.

"Eh, eh, iya Pa, kenapa?, Papa manggil Lucya?." Tanya Lucya setelah terperanjat karena kaget.

"Kamu kenapa sih, Papa lihat kamu kok nggak kayak biasanya?." Tanya Papa.

"Ng....nggak kayak biasanya gimana Pa?, nggak kok, nggak ada Apa-apa." Jawab Lucya terbata-bata.

"Nggak, nggak mungkin nggak ada apa-apa, kalau ada masalah cerita sama Papa, nggak apa." Pinta Papa pada Lucya.

LUCYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang