Bahagian 2.

60 9 1
                                    

Marcus duduk dengan santai sembari menunggu pesanannya untuk dihantar, ini kali pertamanya ia kembali ke kafe tersebut setelah hampir dua minggu mengurus novel baru yang akan ia publish.

Ponselnya terus bergetar membuatnya mengerinyit bingung lalu mengeluarkan benda pipih tersebut dari saku celananya.

"Halo bu?"

"Tumben? Bukannya ayah yang selalu menjemput Sage?"

"Mm, baiklah. Hati-hati di jalan~"

Panggilan tadi pun diputuskan setelah pembicaraan singkat antara Marcus dan sang ibu Taylan, bersamaan dengan panggilan tadi pesanannya tiba dengan kemunculan Chase.

"Sudah lama kau tidak mengunjungi kafe ini, kemana perangkatanmu?" soal Chase duduk didepannya, Marcus tersenyum.

"Aku sedang menunggu kabar dari publisherku untuk menghantar sample buku, jadi mungkin harus menunggu beberapa bulan sebelum aku kembali menulis."

Chase mengangguk faham, "Ohya.. kau kemana? Aku lama sekali tidak melihatmu." soal Marcus membuat Chase menggaruk kepalanya bingung.

"Kau kenal barista yang sering membuatkanmu minuman?" tanya Chase membuat Marcus menggelengkan kepalanya jelas tidak tahu.

"Dia pemilik kafe ini dan menyuruhku menemaninya untuk melihat-lihat cabang kafe baru diluar kota." jawab Chase, "Kalian teman dekat?"

"Bisa dikatakan seperti itu,"

Marcus memasang wajah bingung, "Kalian kekasih?" soal Marcus yang langsung membuat Chase menggelengkan kepalanya dengan keras.

"Bukan-bukan! Aku hanya berteman dengannya! Aku memiliki kekasih kok!" ucapnya cepat dengan kedua tangannya bergerak ke kanan dan kiri.

Marcus terkekeh melihat reaksi Chase yang terlihat benar-benar panik, "Baiklah-baiklah. Selamat akan kencan hari ini,"

"bersama Jayden." bisik Marcus, Chase yang mendengar itu terdiam. "Bagaimana kau bisa tahu aku dan Jayden.. berhubungan?"

"Dia yang melayaniku waktu kau tidak ada, singkatnya aku berteman dengannya setelah itu. Teman biasa, tidak terlalu dekat. Santai saja."

Chase menghela nafas, "Kalau begini.. aku juga harus mengatakan yang sebenarnya jika kau tahu tentangku dan Jayden."

Marcus kembali memasang wajah bingung, Chase mengeluarkan pensil serta kertas dari saku apron miliknya dan menulis sesuatu disitu.

"Ini..?"

Caffeine Kisses

"Jangan melamun! Kau membawa nyawa lain didalam mobil ini Ethan." ucap Jasper yang memegang erat grab handle ketika ia menyadari Marcus yang terlihat seperti melamun.

"Aku tidak melamun Sage." balas Marcus mendecak melihat reaksi dramatis adik bungsunya itu.

"Bagiku iya."

Marcus memutarkan matanya malas kemudian membelokkan mobilnya masuk ke arah kompleks kediaman mereka.

"Kau bertengkar dengan kekasihmu?" soal Jasper memiringkan kepalanya ke arah sang kakak, "Gila. Aku tidak memiliki kekasih bodoh." balas Marcus lalu mematikan mobil setelah memarkirkan mobilnya didalam garasi.

Caffeine Kisses [SLOWUP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang