Bahagian 3.

491 40 0
                                        

Hembusan nafas kasar dilepaskan ketika dirinya tidak berani mengirim pesan kepada pria bernama Jazz. Ia sudah bertukar pesan dengan Chase dan bertanya mengapa pelayan itu memberinya nomor sang atasan.

Namun Chase malah menukar topik pembicaraan membuat Marcus tidak tahu apa yang ingin ia katakan, mungkin.. terimakasih?

Beberapa notifikasi dari aplikasi Gram menarik perhatian Marcus, jemarinya dengan cepat menekan notifikasi dari sebuah akun bernama JazzyH.

Ia mengikuti akun Hayden, namun ia yakin Hayden sendiri tidak mengenal dirinya dan mungkin hanya pelanggan yang mengikuti akun miliknya itu.

Beberapa cantuman foto sang pemilik akun juga pelbagai jenis minuman dan makanan baru di launch menjadi tumpuan Marcus, apa Chase membagi nomor Hayden karena ingin Marcus memujuk Hayden untuk memasukkan pesanannya ke dalam menu?

Marcus menghela nafas ketika fikirannya melanda sepenuhnya lalu mematikan ponselnya, kini tumpuannya berubah ke tayangan di televisi miliknya.

Ia harus berhenti membebani fikirannya daripada berfikir yang tidak penting.

Caffeine Kisses

"Akhir-akhir ini kau sering sibuk dengan ponselmu. Apa yang menarik perhatianmu?" soal Jaxon menatap sahabatnya dengan tatapan aneh. Seolah-olah ada hubungannya dengan percintaan.

"Kau terlihat bodoh jika seperti itu, bagaimana bisa Sage jatuh cinta padamu yang konyol itu?" balas Hayden malas membuat Jaxon mendecak kesal.

"Tolong berkaca dan melihat dirimu sendiri wahai Cypress."

Hayden memutarkan matanya kemudian menunjukkan ponselnya kepada Jaxon, "Ada apa dengannya? Kalian bermusuhan?" soal Jaxon menatap sebuah akun Gram bernama MarcE.

"Bukan, dia regular di kafeku. Chase memperkenalkanku kepadanya dan entahlah, aku seperti tertarik. Dia juga seorang penulis."

"EH!"

Jaxon merampas ponsel sahabatnya itu kemudian mengzoomkan foto tersebut, "Bukankah ini Ethan?" ucapnya menunjukkan foto Marcus yang sedang fokus menulis terdapat tag akun lain yang berada di fotonya, JSage.

"Bukan itu akun Sage?" soal Hayden dengan alis yang menaut rapat, "Benar, mereka berdua adik kakak. Ethan seorang penulis dan kakak kepada Sage."

"Kau membaca karyanya bukan?"

"Karya Ethan Clarke?"

Balas Hayden sedikit ragu, Jaxon mengangguk kemudian mengetik sesuatu diponselnya dan memperlihatkan kontak calon kakak iparnya kepada Hayden.

"Aku tidak pernah bertukar pesan dengannya, tapi aku memiliki nomornya sebagai jaga-jaga jika dia tiba-tiba menghantar pesan kepadaku mengatakan jika dia mengizinkanku untuk menikah dengan adiknya." ujar Jaxon yang langsung dibalas dengan delikan geli daripada Hayden.

"Jadi? Apa kau benar-benar menyukainya?"

Caffeine Kisses

"Bagaimana dia bisa mengetahui akunku?" lirih Marcus kebingungan ketika melihat notifikasi dimana akun JazzyH mengikuti akun penulisnya.

"Mungkin dia membaca karyamu?" balas Jasper dengan nada sarkas, membuat Marcus memutarkan matanya malas. Keduanya sedang bersantai di ruang tengah memainkan ponsel mereka masing-masing meninggalkan televisi yang menjadi tontonan mereka tadi berbicara sendirian.

"Aku tidak bertanya."

"Jika tidak bertanya, mengapa bersuara?" ujar Jasper yang membuat Marcus menghembuskan nafas kasar menahan keinginan untuk menonjok sang adik.

Caffeine Kisses [SLOWUP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang