13. Good And Bad Moment

37 3 0
                                    

"Mmh... "

Aku mengeliat dalam tidurku. Mataku yang sebelumnya masih terpejam kini mulai terbuka perlahan.

Hal pertama yang ku lihat adalah wajah Seonghwa tepat di depanku. Aku berada dipelukannya semalaman. Oh dan jangan lupakan tadi malam adalah malam yang panas untuk kami berdua. Atau bisa dibilang, itu adalah malam pertama kami setelah sekian lama menikah. Tidak semenyakitkan yang ku kira. Tapi aku masih malu jika mengingatnya, apalagi sekarang aku tidak memakai sehelai baju pun karena sudah berserakan di lantai dan tubuhku hanya terbungkus oleh selimut.

Aku mendekatkan kepalaku ke dada Seonghwa yang masih tidur, berniat menyembunyikan wajahku untuk sementara. Tapi yang ku dapati setelahnya malah elusan di kepalaku yang pelakunya tak lain dan tak bukan adalah Seonghwa.

"Good morning, Sowonie," ucapnya dengan suara yang serak khas bangun tidur.

"Morning, Hwa," balasku yang masih belum merubah posisiku.

"Apa kamu masih kesakitan?" tanya Seonghwa.

"Sedikit."

"Mau libur aja untuk hari ini?"

Aku langsung mendongak untuk melihat wajahnya. Oh, seperti biasa dia masih terlihat tampan meski dengan rambut yang berantakan itu. Ck, bukan itu yang seharusnya ku pikirkan sekarang.

"Nggak mau! Pesanan masih banyak yang harus dibuat." Nah, inilah kalimat yang seharusnya ku ucapkan sejak tadi.

"Ya udah terserah aja. Kalau gitu pagi ini aku aja yang buat sarapan, kamu bisa tidur sedikit lebih lama," putusnya dan aku hanya mengiyakan saja karena badanku rasanya juga masih kelelahan.

Seonghwa bangkit dan mulai mandi terlebih dahulu. Oh iya, sepertinya tadi malam Seonghwa masih sempat memakai celana boxer-nya sebelum tidur, berbeda denganku yang hanya terbalut selimut. Dan satu hal lagi, ku kira keadaannya akan sama denganku, tapi ternyata dia terlihat lebih bugar pagi ini. Sangat bugar malah.

.
.
.
.

Setelah mandi aku mulai menghampiri Seonghwa yang sedang masak di dapur. Aku memutuskan untuk membersihkan diri sekarang saja dan hanya tinggal berangkat bila sudah waktunya.

Lihatlah suamiku saat ini. Kemeja putih yang sudah rapi kemudian dibaluti dengan sebuah apron itu membuat penampilan seperti koki yang handal. Ya meskipun makanannya juga tak kalah enak dengan koki-koki itu.

"Morning, chef!" seruku begitu mendekat ke arahnya.

"Hm? Oh, kamu udah bangun rupanya. Sini-sini, cobain rasa masakan yang ku buat," katanya.

Seonghwa menyuapkan sesendok ayam teriyaki buatannya dan seperti biasa rasanya pun tak kalah dengan yang biasa dijual di restoran.

"Em, enak. Aku mau dibawa untuk bekal juga nanti, boleh kan?"

"Boleh, nanti aku buatkan. Tapi sebelum itu give me a kiss first," ucap Seonghwa sambil menunjuk pipi kanannya itu.

Aku sedikit mendengus, pria ini semakin banyak meminta saja. Tapi tidak masalah, karena aku juga mulai menyukainya.

Cup.

Satu kecupan ku layangkan ke pipinya. "Mentang-mentang kamu udah dapat izin dariku, kamu jadi sering meminta, ya," candaku padanya.

"Kamu nggak suka?"

"Suka kok, hehe." Yang ku dapat setelah mengatakan demikian adalah Seonghwa yang tiba-tiba gantian mencium pipiku.

"I love you," bisiknya padaku yang membuatku langsung tersipu malu. Tapi tak lama aku juga melakukan hal yang sama untuk membalasnya, "I love you too, Hwa."

[1] The Way I Love You : Park Seonghwa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang