1. Teman Baru

15 1 0
                                    

" Hai Bulan. Kesepian?" Gadis yang bernama Chaesa Dhiya Bulan itu memutarkan matanya lalu tertawa.

" Mau apa sih, Mel? Pagi-pagi gini udah samperin gue," lelaki yang bernama Melviano Kellandra itu ketawa.

" Gue kangen. Soalnya kemaren gue sibuk latihan basket jadi ga bisa ketemu lo," Bulan ketawa lagi.

" Masa baru sehari ga ketemu udah kangen sih? PR gimana? Udah disiapin belom?" Melviano menyengir mendengar persoalan yang keluar dari bibir Bulan.

" Udah usaha tapi ga fully siap. Tapi lumayan lah. Toh kemaren gue cape banget," Bulan mengangguk.

" Terserah lo deh. Gue harap Pak Faisal ga ngamuk soal itu," kedua tumpuan mereka teralihkan apabila seorang pelajar yang terlihat asing masuk ke kelas. Pelajar itu langsung tidak menghiraukan kedua kewujudan Melviano dan Bulan.

" Siapa, Mel?" Tanya Bulan berbisik.

" Gatau. Kayaknya siswa baru deh," pelajar itu melihat sekeliling untuk mencari tempat duduk yang masih kosong. Kebanyakan meja dipenuhi buku-buku pelajaran siswa di situ.

" Dia nyari tempat kosong kayaknya. Samping lo aja," Melviano memuncungkan bibirnya. Satu-satunya tempat kosong yang ada di kelas mereka adalah di samping Melviano. Dia selalu menaruh tasnya di tempat itu untuk kenyamanan dirinya sendiri.

" Bro! Samping gue aja yang masih kosong," baru saja dia ingin mengalihkan tasnya ke tempat duduknya, pelajar itu dengan lebih cepat duduk di tempat duduk Melviano membuatkan Melviano menahan kesal.

" Ini tempat duduk gue!" Pelajar itu mengangkat wajahnya untuk melihat Melviano yang berdiri.

" Tas lo disana. Jadi gue kira tempat ini disamping lo yang lo maksud tadi," jawabnya santai membuatkan Melviano mengeluh berat.

" Lo siapa sih? Dateng-dateng udah bikin gue kesel gini?"

" Haidar Arshaka Devan. Temen sekelas baru lo," Bulan yang hanya diam dari tadi mulai membuka suaranya.

" Halo Haidar. Nama gue Chaesa Dhiya Bulan. Panggilannya terserah lo aja," dia tersenyum kearah Haidar.

" Sayang aja bisa?" Bulan berhenti tersenyum.

" Apanya?" Haidar ketawa.

" Panggil sayang aja bisa ga?" Pipi Bulan memerah menahan malu.

" Apaan sih?" Bulan memutarkan kepalanya ke kiri. Dia berusaha untuk menyembunyikan malunya apabila diteror seperti tadi.

" Baru datang udah berulah gini. Lo jangan deket-deket sama Bulan. Dia cewe agresif," Bulan yang mendengar bualan Melviano itu mendengus.

" Apaan sih agresif? Gue cewe lembut, imut dan manis tau?" Melviano memandang Haidar dari sudut matanya, gemas. Manakala Haidar hanya ketawa mendengar ucapan Bulan barusan.

" Biarin ajalah Haidar duduk di tempat lo. Ga jauh banget kok jarak lo sama gue," tempat duduk Melviano adalah di samping meja Bulan dan Aurora iaitu temannya Bulan. Namun ada sedikit jarak diantara meja mereka untuk memudahkan pergerakan mereka dikelas.

" Ga bisa gitu dong, Bulan... Gue kan udah lama duduk disamping lo. Nanti gue udah ga semangat belajar lagi," Melviano memandang Bulan dengan tatapan memohon.

" Ngalah dong sama Haidar. Gue udah bosen temenan sama lo. Jadi gue mau temenan sama Haidar sekarang," Melviano mengeluh.

" Terserah kalian deh. Males gue," Bulan ketawa melihat Melviano keluar dari kelas dengan kepalanya yang tertunduk.

" Biasanya kalo ada siswa baru harus ke kantor dulu buat daftar," kata Bulan memecah kehenian. Hari masih awal pagi membuatkan suasana di sekitar masih sepi tanpa kehadiran pelajar lain.

ARSHADHIYA || LEE DONGHYUCKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang