Kekosongan

779 48 11
                                    

Keadaan saat ini begitu kacau, alih-alih mantra itu mengembalikan ku ke tubuh asli ku namun sekarang jiwa Bunga berada di tubuh ku yang sedang sakit.

"Bunga..? Kita bertukar tubuh..." Aku berusaha menjelaskan apa yang sedang terjadi pada Bunga yang saat ini sedang lemas.

Apakah Bunga saat ini merasakan tubuh asli ku yang sedang sakit? Aku baru menyadarinya bahwa aku merasa sehat saat ini ditubuh Bunga.

"Noan? Apa maksudnya ini? Kenapa aku bisa lihat wajah ku sendiri?" Bunga terlihat bingung.

"Noan? Apa maksudnya ini? Kenapa aku bisa lihat wajah ku sendiri?" Bunga terlihat bingung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ilustrasi Bunga

"Aku juga gak tahu kenapa jadi begini, tunggu sebentar pasti ada caranya mengembalikan ini." Aku pun segera membuka buku itu dan mencari mantra untuk menukar jiwa kami kembali.

Namun...

'tok tok tok'

"Noan..? Teman kamu didalem?" Suara Kakek ku dari balik pintu.

"Sial, Bunga." Aku berusaha meminta Bunga untuk menjawab Kakek ku namun sepertinya dia mulai tumbang. Dan benar saja Kakek langsung membuka pintu kamar ku dan aku segera menyembunyikan buku Meraga Sukma itu dibelakang pinggangku, beruntung pinggang Bunga cukup besar.

"Owh ada disini rupanya, pantes Kakek cari di ruang tamu gak ada. Lanjut lagi ngobrolnya." Kakek ku kembali menutup pintu dan pergi.

"Fiuhh hampir saja." Aku sempat tegang namun saat ini aku harus memfokuskan pada Bunga yang berada di tubuh ku.

"Bunga, aku akan cari cara buat mengembalikan ini seperti semula. Aku janji. Oleh karena itu kamu harus sehat." Aku membisikkan kata-kata penyemangat di telinga Bunga dan memasukkan buku Meraga Sukma itu kedalam tas untuk segera pulang kerumah Bunga.

Mengapa aku tidak langsung merapal mantra untuk mengembalikan jiwa ku? Itu karena aku rasa keadaan nya saat ini kurang baik, tubuh ku yang sedang sakit tidak terlalu memungkinkan. Dan juga, aku ingin merasakan hidup sebagai Bunga.

Aku keluar dari kamar dan berpamitan dengan Kakek ku yang berada di teras rumah, "Kek aku pulang dulu ya. Terimakasih, maaf sudah merepotkan."

"Ah iya hati-hati ya."

Aku pun melangkahkan kaki ku menjauh dari rumah ku dan berjalan pulang menuju rumah Bunga. Dengan kemampuan ku saat ini aku bisa membaca ingatan Bunga dan aku bisa tahu dimana alamat rumahnya.

"Rumahnya lumayan jauh dari sini, Bunga biasanya naik ojek buat pulang." Aku memesan ojek online untuk pulang kerumah Bunga.

Di perjalanan aku tidak berhenti memikirkan cara untuk kembali seperti semula, aku tidak tega dengan Bunga yang berada di tubuh ku yang sedang sakit.

Sepanjang perjalanan aku melamun hingga tanpa aku sadari aku sudah sampai di rumah Bunga. Aku berjalan sampai ke depan pintu rumahnya, aku terlalu takut untuk mengetuk pintu dan hanya bisa diam berdiri di depan pintu hingga akhirnya pintu itu dibuka dari dalam.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hasrat dan GairahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang