279 31 5
                                    

⚠️Cerita berdasarkan imajinasi author, no copy. Beberapa tokoh thor ambil dri dashing youth. Nama panggilan dll itu cma krangan jie ya⚠️

=====

Angin dingin bertiup mengiringi  butiran-butiran  putih salju yang turun secara bersamaan, suhu terasa dingin di luar karena pegunungan di penuhi oleh lebat nya  salju. Padatnya jalan karena tertutupi oleh salju membuat keduanya harus berhati hati mengambil jalan, dengan hanfu sederhana yang mereka  gunakan sama sekali tidak membuat mereka lengah sedikitpun.

Selangkah demi selangkah keduanya lewati, dengan petunjuk yang mereka punya  dan perbekalan makanan yang tersedia, keduanya saling melindungi satu sama lain.

Mengsha memimpin jalan sembari melihat petunjuk  dari leluhurnya. Mengsha tidak memperdulikan dirinya sendiri padahal hanfu yang ia kenakan di bilang lumayan tipis, dengan suhu yang sangat dingin ini akan membuat siapapun mati kedinginan.  Ruofeng memberikan jubah nya yang lebih hangat di banding  miliknya  namun mengsha menolak beralasan bahwa dirinya baik - baik saja.

"Pakai lah! aku tidak ingin melihatmu berbaring sekarat lagi... itu sangat merepotkan" ujar ruofeng melirik mengsha. Mengsha menoleh mendengar ucapan sahabatnya dan tersenyum "Mn.. hăo de " balasnya memakai jubah dibantu ruofeng.

Ruofeng setia menggandeng tangan mengsha, tangan keduanya  dingin terutama milik mengsha. Ruofeng mencoba terus menggandeng tangan miliknya untuk memberikan kehangatan pada tubuh mengsha, mengsha sama sekali  tidak terganggu dengan sikap ruofeng dia terus melanjutkan aktifitasnya.

Lama keduanya berjalan menerobos lebatnya salju, keduanya menemukan sebuah rumah yang di bilang lumayan tua dan terbengkalai alias di tinggal oleh pemilik rumah.
Ruofeng mengajak mengsha untuk beristirahat  sejenak, sekedar untuk menghangatkan diri "Ada rumah di sana, lebih baik  kita pergi menghangatkan  diri terlebih dahulu" ajaknya langsung menarik  tangan mengsha. Mengsha pasrah tangan nya di tarik.

Terlihat rumah itu memang sudah lama tidak di tempati, tetapi sepertinya banyak juga orang yang mampir sekedar menghangatkan tubuh di sini. Karena jejak kobaran api yang ada di depan mereka masih baru.
"Kenapa kayu-kayu ini masih sedikit menyala?"tanya mengsha.

"Sepertinya ada beberapa orang di sini sebelum kita "balas ruofeng menyalakan kayu-kayu yang kian berkobar, kemudian  sepercik api meloncat hampir mengenai wajah mengsha hanya saja dengan sigap ruofeng menghalangi nya dengan lengan hanfu miliknya. Karenanya lengan hanfu ruofeng berlubang "ruofeng kau tak apa!" tanyanya cepat meraih lengan hanfu milik ruofeng, dan terlihat hanfu nya yang terbakar.

"Aku baik-baik saja.. hanfuku hanya terbakar sedikit. Kau bagaimana.. apa api itu mengenai wajahmu?" balasnya sembari  mengecek setiap inci wajah mengsha. Mengsha menggeleng membalas pertanyaan ruofeng.

Ruofeng bernafas lega mendengarnya,  kemudian tangannya beralih menggengam tangan mengsha yang dingin. Mengsha kian menatap mata ruofeng. Keduanya saling menatap satu sama lain, ruofeng tersenyum dan menggengam tangan mengsha guna menghangatkan keduanya.
"Teruslah bersamaku mengsha" ucapnya tersenyum menatapnya.

Mengsha tersenyum menatap mata ruofeng lama lalu menganggukkan kepalanya, kepalanya kini ia senderkan di bahu milik ruofeng. Dengan suhu yang hangat berpadu dinginnya malam membuat suasana sunyi dan tentram sangat nyaman untuk di lewati. Tanpa sadar kedua mata mengsha kian terpejam, kepalanya bertumpu di bahu milik sahabatnya. Ruofeng melirik mengsha dan tersenyum simpul kemudian  tak berselang lama, ruofeng ikut  memejamkan matanya memasuki alam mimpi.

Keduanya tertidur dengan posisi terduduk dan saling berhimpitan memeluk satu sama lain. Angin malam semakin dingin membuat keduanya semakin mengeratkan pelukannya, kini posisi mengsha berbaring di paha milik ruofeng dengan dirinya terus memeluk tubuh mengsha dari dingin nya angin malam.

Samar-samar cahaya matahari menerobos masuk mengenai wajah ruofeng. Tidurnya terusik karena munculnya  cahaya matahari yang mengenai wajahnya. Perlahan matanya terbuka melihat sekelilingnya, ia mendelik melihat  seseorang yang seharusnya berada di pangkuannya hilang entah kemana. Dengan rasa panik  dan khawatir  yang tinggi, ruofeng mencari nya dengan tergesa gesa.  Sampai dirinya  menemukan seseorang yang tengah memancing ikan di dasar sungai yang beku.

Perlahan dan perlahan ruofeng berjalan menghampiri mengsha yang tengah  memancing di dasar sungai. Mendengar langkah kaki di belakangnya, mengsha bersiap memukulnya. Namun sesaat ketika dirinya melihat kebelakang dia tidak melihat siapapun sebaliknya ketika dia menoleh, dia di kejutan dengan keberadaan ruofeng yang tepat berada di depan wajahnya hampir saja kedunya berciuman karena saking dekatnya posisi wajah mereka. Mengsha terdiam cukup lama melihat posisi keduanya, berbeda halnya dengan ruofeng dia tersenyum puas melihat ekspresi wajah  sahabatnya "Sedang apa kau disini mengsha?"tanyanya

"Wo... aku sedang memancing, ya.. memancing ikan"balasnya gugup.

"Memancing? Di cuaca dingin begini, kau akan sakit... lagipun kita masih memiliki makanan" ujar ruofeng menghela nafas. Ruofeng harus benar-benar sabar menghadapi mengsha yang keras kepala.

"Lihat lah ruofeng  aku menangkap banyak ikan, ayo kita kembali dan memasaknya" ajak mengsha menarik lengan hanfu ruofeng.

Tahun ini kebetulan adalah tahun ajaran baru  bagi penerimaan murid baru di sekte li. Syarat penerimaan masuk sekte li sangat sulit karena banyaknya peminat dan saingan saingan yang tersebar di daerah luar Kota Baili maupun di dalam lingkup kota. Kali ini penerimaan murid hanya di ambil 7 perserta dari jumlah perserta. Perserta yang di eliminasi atau melakukan kecurangan akan di hukum dan di diskualifikasi.

Banyak murid murid dari sekte lain yang berbondong -bondong datang ke kota pusat baili untuk mengikuti ajang prestasi  dan masuk ke perguruan li. Acara ini di adakan kurang lebih 2 hari untuk perlombaan dan penentuan kurang lebih satu hari. Dingzhi dan dongjun juga ikut serta acara tersebut guna menggantikan seniornya yaitu ruofeng dan mengsha.

Berjam jam perlombaan di mulai,  1/4 dari para perserta berhasil  masuk ke babak selanjutnya.  Dan hasil penentuan penerimaan murid sekte li akan di tentukan oleh ujian besok. Dongjun, dingzhi menganguk. Dingzhi turun menghampiri perserta yang lolos di babak selanjutnya, dingzhi meletakan tangan nya di depan dada. Selang beberapa saat terbanglah benda-beda yang ada pada diri mereka yang melakukan kecurangan. 8 orang dari 18 perserta melakukan kecurangan itu membuat mereka di eliminasi, 10 perserta yang lain di nyatakan lolos ujian babak selanjutnya dan akan mengikuti ujian  akhir esok harinya.

"Hăo de! Ujian kali ini berakhir. Selamat  bagi para perserta yang lolos ujian kali ini, ujian penentuan akan berlangsung lagi esok harinya" Seru dongjun tegas kemudian pergi bersama dengan dingzhi.

Seseorang dengan mata elangnya manatap kepergian dongjun dan dingzhi. Dirinya tersenyum miring dan menatap tajam dari kejauhan.

|
|
|
|

谢谢再见
Janlup vote and coment yeee

#xiaoruofeng × #leimengsha
#yedingzhi × #bailidongjun

Tau gak sihhhh guyssss ayg ruii, iya pacal hong yi itu ultah tau ihhhh... 🤭😖😍

'Happy birthday '06/10/1995

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Happy birthday '06/10/1995 . Itu foto dia hbd tahun lalu, liat deh anak ruofeng & mengsha ya ampunn cantik banget ihhhh ... 😖😭 padahal udh 29 thn tpi kya msh 17 thn aja njr.

Dia tuh kaya apa ya, cantik+ guanteng+ manis+putih+tinggi behhh sempurna banget ya 🤧😻. Jagan naksir loh awas aja kalian, dia pnya aku sma hongyi aja gk blh bagi2 😏

Bantu like akun tt @zouhgxz ya...
Syukur di pollow



Story in The NovelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang