Lose
Laki-laki itu tersadar dengan kepala yang terasa berat bukan main seperti ada sesuatu yang tertinggal di atas kepalanya. Kemudian sosok pria dengan wajah yang berbeda darinya dan tidak memiliki ikatan darah masuk ke kamarnya sambil membawakan sup dan obat pengar.
"Kacau banget lu, semalem sampai dua orang anterin ke rumah." Ia mengomel sementara Dion acuh tak acuh.
"Bacot lu. Gua bilang nggak usah ikut campur urusan gua." laki-laki itu meletakkan nampan beserta benda di atasnya ke paha Dion.
"woi bego ya nanti tumpah gimana?"
"Lah tadi katanya bilang jangan ikut campur. Kocak."
"Jangan begini nanti tumpah gua repot!!!" Laki-laki itu meledek dan tidak peduli.
"Derita elu itumah."
"BAAAAANG!!!!" Dion akhirnya membawa nampan itu ke atas nakas memasukkan beberapa sup ke dalam mulutnya dan meminum obat pengar.
Malam tadi terasa sangat kacau, Dion tidak bisa mengingat apapun selain ingatan masa lalu yang masih membekas di kepalanya. "nih buah dari Mama. Katanya suruh makan. Lagian belaguan nggak kuat minum maksa minum." laki-laki itu datang lagi sambil meletakkan piring berisi potongan buah apel di atas nakas.
"Gua habis lima botol wiski sendiri ya, nggak kuat minum kata lu? Itu namanya gua udah tepar."
"apa bedanya kocak, temen gua lima botol masih kuat jalan lu nya aja lebay."
"gausah banding-bandingin gua sama temen lu yang emang pemabuk." Dion tidak mau kalah.
"Lagi ngide sampe sempoyongan gitu, bokap tau habis kartu kredit lo." Katanya namun Dion terkekeh.
"gua pake duit gua sendiri bos, nggak pernah sekalipun gua pake uang bokap lo." Katanya.
"Yon." Dion tau pembicaraan ini akan tertuju kemana.
"lu udah besar udah dewasa, lu pikir gua nggak terima tentang pernikahan bokap gua sama nyokap lu? Enggak Yon, gua sama persis reaksi gua kayak lo tapi disini gua mencoba untuk mengerti-" sebelum menyelesaikan ucapannya Dion memotongnya.
"bacot lah tai, masing-masing aja kita, gua nggak bakal pake duit atau pemberian dari bokap lo! Lu mending pergi aja dah jangan bikin gua kesel."
"Bajingan pantes orang kayak lo nggak punya temen." Dion seketika naik pitam, meskipun memang Dion lebih muda darinya ia tetap berani melakukan hal yang sangat diluar dugaan.
Dion memukul wajah Kakak tirinya, memang kakak tirinya melawan namun ia tidak sampai hati untuk melukai Dion karena pada dasarnya sifat Dion memang begitu sejak pertama kali mereka bertemu dan ketika Dion sedang marah maka semua hal bisa ia lakukan tanpa berpikir dahulu. "DION!!! DION LEPASIN KAKAK KAMU!!!" Mama yang mendengar keributan melerai keduanya. Dion tidak kenapa-kenapa, namun kakak tirinya mengeluarkan darah segar dari bibirnya.
"Kok Mama bela bang Jepa?" Mama marah, namun Dion juga marah.
"Nggak lihat apa yang udah kamu lakuin ke Hepas?" Hepas menyuruh Mama untuk menyudahi, ia tidak mau membuat masalah ini menjadi besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cause I am lost, but not in you | JayHoon
Fanfiction(BL ALERT!!!) KEBIJAKAN PEMBACA DISARANKAN!!!! Pesta dansa 18 Februari 2023, malam itu aku masih belum bisa mengerti apa yang sedang kamu lakukan. Di tengah keramaian dan bisingnya suara musik terdengar di ruang sebesar aula kamu menggandeng tangan...