Bagian 9: I was trying to love you

22 2 0
                                    


I wish i could forget you, and find someone new, but it's not easy for me

"jadi kejadiannya terjadi sebelum ciuman itu datang?" Jio mengangguk setelah Jerome mendengarnya cukup lama dan obrolan yang sangat dalam itu akhirnya selesai.

"iya Dion pernah punya hubungan sama gua bang. Kita coba dulu gitu karena gua saat itu nggak bisa tolak dia karena dia baik banget sama gua, gua segan, nggak enak hati. Setelah dua Minggu setelahnya gua sadar, gua nggak punya rasa sama sekali ke dia. Just be friends with him nggak ada perasaan lain selama dua Minggu itu." Jelas Jio.

"Julio tau soal ini?"

"Belum."

Jerome menghela nafasnya. "buruan kasih tau ya, jangan sampai lu nggak kasih tau. Dia berhak tau ini siapa tau dia bisa bantu." Jio mengangguk.

"jadi setelah dua Minggu itu lu akhirnya bilang ke Dion kalau nggak ada rasa sama sekali, terus dia tetep nggak bisa relain lu. Dia bukan jatuh suka lagi Yo, dia obses." Jio juga menyadarinya namun ia masih denial soal itu.

"terus gimana bang?" Jerome memasukkan potongan buah apel ke dalam mulutnya.

"Lebih baik lu bicarain ini baik-baik sama Julio terus nanti gimana baiknya biar Julio dan lu yang ambil keputusan." Jerome menengahi.

"untuk sekarang lu harus selesain dulu kasih penjelasan ke Dion tentang ciuman itu dan apalah itu gua nggak tau dia maunya apa. Kasih penjelasan yang bener-bener masuk buat dia, biar dia sadar nggak kejar-kejar lu lagi kalau masih belum bisa ngerti tabok aja kepalanya." Jio tertawa mendengarnya.

"Makasih bang."

"Kalau nanti kenapa-kenapa telfon gua. Biar gua hadepin itu bocah."

"tapi sebelum lu melakukan itu lu harus tanya dulu ke Julio, terus lu ceritain semuanya ke dia oke?" tambahnya, Jio mengangguk.

...

Di pelataran kampus, tepatnya di lapangan basket Jio menunggu Dion dengan memainkan beberapa ronde bersama dengan teman-temannya. Dion masih belum selesai dengan kelasnya, terlebih lagi Julio yang sekarang ini sudah sulit untuk bertemu karena tugasnya yang semakin gila dan mengharuskannya untuk visit ke beberapa proyek pembangunan untuk menyelesaikan tugasnya.

"Yo kita ada kumpul-kumpul malem ini di rumah Jamal. Ikut nggak?" salah satu temannya yang memang suka mengajaknya minum.

"nggak dah next time aja, gua ikut."

"Oke. Kalo gitu kami duluan ada kelas lagi."

"Oke. Makasih bre."

"Yoi sama-sama." Mereka segerombolan pergi dari hadapan Jio. Dan sesi pertandingan itu berakhir kini Jio duduk di pinggir lapangan menenggak habis air minum yang ada di botolnya.

"Jio." Dion ada di hadapannya sekarang.

"lu udah makan belum?" tanya Jio ke Dion lalu ia menggeleng.

"laper jir, gua ada visit juga nanti jam 2, lu nggak ada kelas lagi?"

"Nggak ada satu doang matkul gua hari ini. Kalau gitu kita ngobrol di mana yang enak. Gua mau bahas itu sama lu, biar nggak ada salah paham." Dion melihat sekeliling.

"Disini boleh." Karena Dion tidak punya waktu jika harus berlama-lama.

"Bantu gua ingetin ya, gua nggak bisa inget seratus persen kejadian waktu itu."

"Oke."

Jio siap mengatakannya. "Gua yang cium lu duluan atau sebaliknya?"

"Lu dulu."

Cause I am lost, but not in you | JayHoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang