Bagian 11: When I look at you again, I realize that feeling is still the same

26 3 0
                                    


Silly me

adakah saran face claim untuk karakter jepa?

Jerome Valcke mahasiswa Teknik Sipil semester 7 yang masih saja bergelut dengan sempro nya yang belum selesai menghela nafasnya frustasi karena harus mengerjakan revisi miliknya yang sangat luar biasa banyak. Ia sekarang berada di perpustakaan dengan berbagai buku-buku tentang penelitian, teori dan sumber-sumber yang ia perlukan. Kesibukannya sebagai mahasiswa semester 7 mengharuskan Jerome untuk duduk berlama-lama di dalam perpustakaan sampai langit berubah menjadi gelap.

"Jer lu nggak mau pulang?" salah satu temannya yang lain bertanya padanya.

"nggak duluan aja gua masih banyak."

"oh oke duluan Jer, kalau bisa jangan lewat jalanan yang ada patung kudanya rawan begal katanya." Jerome mengangguk sambil memberikan ibu jarinya sebagai kode bahwa ia berterima kasih karena mendapatkan info tersebut.

"yok aman, hati-hati bre." Di dalam perpustakaan kampus hanya ada dirinya dan beberapa mahasiswa lain yang jumlahnya bisa dihitung dengan jari.

Beberapa menit setelahnya ia merasa jenuh dan Jerome juga tidak mungkin berlama-lama disini karena pasti perpustakaan akan segera di tutup. Maka Jerome membereskan buku-buku yang ia ambil lalu mengembalikan buku tersebut ke tempat semula.

"Jer, lo nggak ada kesibukan hari ini?" Jerome melihat laptopnya yang masih ada di mejanya, menyala dengan menampilkan halaman Microsoft Word yang sedang ia kerjakan.

"Sibuk La, emangnya kenapa?"

"oh... Papa ngajakin makan-makan, dia suruh gua ajak lo juga." Katanya.

"next time aja La gua mau kelarin dulu, sekalian mau konsul ke nyokap." Miquella mengerti.

"Okay kalau gitu next time, hati-hati Jer. Jangan pulang lewat patung kuda ya."
Jerome mengangguk sudah menjadi hal lumrah untuk mahasiswa disini ketika pulang jangan pernah melewati jalanan yang terdapat patung kuda. Karena ada tragedi mengerikan terjadi disana dan kebetulan korbannya adalah mahasiswa semester 8 yang berkuliah di universitas yang sama dengan Jerome.

"Hati-hati juga lu." Miquella tersenyum kemudian berjalan pergi menjauh dari hadapannya.

...

Jerome tidak langsung bergegas pergi ke rumah melainkan ia pergi ke kantin Fakultas ilmu komunikasi untuk bertemu dengan adiknya yang masih ada disana bercengkrama dengan teman-temannya. "oi dek." Jio yang sedang asik mengobrol menoleh ketika Jerome memanggilnya.

"Balik." Ajaknya.

"duluan aja bang nanti gua bareng sama Julio."

"Julio nggak pulang, dia kasih tau gua tadi. Hp nya lowbat." Jio bangkit dan pamit kepada teman-temannya.

"kita duluan ya, kalian jangan pulang lewat patung kuda malem-malem begini. Cari arah lain aja." Jerome mengingatkan mereka.

"Siap bang Jer."

"hati-hati bang Jer, Jio." Mereka melambaikan tangan dan berjalan beriringan menuju mobil milik Jerome yang terparkir tidak jauh dari kantin Fakultas ilmu komunikasi.

"padahal lewat patung kuda lebih cepet, sepi nggak macet."

"ya kalau aman mah lewat sana nggak pa-pa, jalanan itu dari dulu udah serem kalau malem makanya sepi nggak ada orang." Jelas Jerome membelokkan mobilnya ketika bertemu dengan jalan yang sedang disebutkan. Suasana di luar sana memang tampak menyeramkan apalagi ditambah dengan penerangan jalan yang minim sehingga menambah kesan seram.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 4 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cause I am lost, but not in you | JayHoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang