15

188 52 3
                                    

"Kamu menceritakan semua pada ibu?" tanya Erlangga begitu ibunya sudah pulang. 


Kina mengangguk, " kenapa, salah? "Kina hanya mengatakan yang sebenarnya terjadi bukan mengadu domba ibu dan anak tersebut jadi apa yang salah? Melihat wajah gusar Erlangga Kina bertanya lagi. "Aku salah ya Mas?" 


Iya, salah. Tapi dirinya lebih salah karena telah melakukan hal itu pada Kina sementara perasaannya masih mengambang antara iya atau bukan. Bukankah itu terdengar kurang ajar? Erlangga ingin bicara pada intinya dan ia siap jika Kina terkejut mendengar pertanyaannya ini. 


"Selama ini kita nyaman tinggal berdua, apakah lebih baik kalau kita menikah?"


Kina bingung bagaimana cara menjawabnya karena selama ini ia menganggap Erlangga tak lebih dari tuannya tapi dia juga ngin berkata jujur tentang perasaannya setelah ditinggal pergi oleh Erlangga tepat pagi hari setelah semalam Erlangga menciumnya.


"Boleh aku jujur?"


Erlangga menggangguk. Pria itu akan mendengarkan apa yang akan dikatakan oleh gadis itu setidaknya saran dari sang ibu sedang dipikirkan olehnya jadi ini tidak terkesan buru-buru.


"Aku sempat marah dan kesal saat bangun a tidak menemukan Mas di apartemen Mas juga tidak memberitahuku kemana Mas pergi. Awalnya aku bingung tapi lama-lama saat kupikirkan ternyata bukan bingung aku marah dan aku sakit hati ketika ibu menyinggung nama mbak Alia aku bertambah marah berpikir Mas sedang berduaan dengannya sedangkan tadi malam Mas menciumku terdengar aneh enggak sih Mas?"


Kina menatap baik-baik Erlangga saat ini gadis itu butuh jawaban untuk memastikan kenapa dia marah harusnya sakit hati karena dicium bukan karena ditinggalkan oleh Erlangga dan kenapa dia harus berprasangka buruk sedangkan antara dia dan Erlangga tidak memiliki hubungan apa-apa dan menurutnya ini masih aneh.


Mendengar penuturan Kina, Erlangga berpikir keras ia tak mau buru-buru menyimpulkan bahwa itu adalah sebuah perasaan cinta karena ia ingin berbicara dewasa dengan gadis itu untuk memahami isi hati dan jalan pikiran masing-masing. Katakanlah saat ini mereka sedang sharing.


"Saat tidak melihatku 24 jam lebih, apakah kamu rindu?"


Kina menggeleng, ia tidak rindu hanya marah karena Erlangga meninggalkannya tanpa mengabari.


"Berarti kamu belum mencintaiku." Erlangga tersenyum. Pria sudah mengetahui jika Kina memang belum memiliki rasa untuknya.


"Bagaimana dengan mas?" 


Karena Kina telah jujur maka Erlangga pun ingin berkata jujur pada gadis itu. "Kamu ingat ketika aku pergi menemui keluargaku bersama Alia?" 


Kina mengangguk.


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 06 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Wanita di ApartemenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang