°•
•••<->••• H a P p Y R E a D i n G •••<->•••
•°"Gimna keadaan Dito ?" tanya Ayumi ntah pada siapa.
Acha maupun Ara menoleh, menggantung aktifitas mereka yang terngah merias diri.
Acha beralih menatap Ara.
"Giama keadaannya ?" tanya Acha menaikan sebelah alisnya.
Ara menatap kedua temannya bergantian.
"Baik-baik aja kok." jawab Ara seadanya.
"Gimana memang ceritanya ?."
tanya Ayumi seraya memakai masker wajah, hari ini ia pergi ke kampus sedikit siang,sebab tak ada kelas pagi.Huff, jadi gini.
Flashback on.
"Dito kecelakaan....
Deg dada Ara mendadak terasa sesak,seolah dunianya akan berhenti saat itu juga.
Detak jatungnya berhenti sejenak ia rasa.
Rasa bersalah berkecamuk didalam dada.
Apakah ia mengalami kecelakaan karna kejadian semalam ??. pertanyaan yang terlihat dari gelagat Ara.
"Aa ottokee!?" fikirnya.
Ia bingung harus pergi meninggalkan Acha yang tengah berantakan atau tetap menemani.
Beruntung Acha mengerti bahkan membantu dirinya memanggil taksi.
disepanjang jalan Ara terdiam berfikir apakah ini kesalahannya.
Sesampainya Ara dirumah sakit segera ia mencari keberadaan Dito.
Mata Ara memanas kala melihat laki-laki yang terbaring di ranjang rumah sakit.
"Kamu gila!"
"kamu buat aku frustasi tau gak!!!"
"Coba lihat apanya yang sakit"
Tanpa berfikir panjang Ara memukul Dito yang terbaring itu dengan tas yang dibawanya.
Air matanya menetes.
"Teh ? Aku gapapa." balas Dito yang cukup terkejut akan kehadirannya.
Dito menatap Ara.
Ara terisak.
"Duduk dulu teh." minta Dito memupuk kursi disebelah ranjangnya.
"Aku gak papa,cuma kaki aja yang sakit." tutur Dito berusaha menenangkan Ara.
"Kenapa gak pelan-pelan?." Ara mengusap air matanya.
"Gapapa biar mati sekalian." balas Dito asal, membuat Ara kembali melotot kaget.
"Gak boleh gitu!!. Maaf," ucap Ara sungguh-sungguh.
"Dito gilaaa!!!" ucapnya lagi lebih sungguh-sungguh.
"Sekarang istirahat,gak usah mikir aneh-aneh"
"Dito gilaaa pokoknya." umpat Ara ingin sekali rasanya ia teriak pada telinga sang adik.
"Besok atau kapanpun kamu harus pelan-pelan"
Sejak tadi Dito menatap Ara dengan gemash lucu sekali fikirnya.
ia terkekeh..
"Mood booster bangett marah-marahnya"
Mendengar itu Ara kesal namun bibirnya malah tersenyum.
Setidaknya Dito terlihat lebih baik daripada dugaannya.
"Makasih ya udah kwatir" ungkap Dito jujur.
Setelah malam itu jujur dito selalu memikirkannya,ia takut tindakannya salah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Memories of joy [ -TAMAT- ]
Fiksi RemajaNaresha Quella atau kerap dipanggil Acha memiliki seorang mantan berna Ganta, 'Wahyu Argantara'. Cerita ini dimulai ketika malam ulang tahunnya Acha, Ganta tiba-tiba menghilang tak ada kabar, Acha dan Ganta tak bertemu maupun berkominikasi selama 4...