Hal pertama yang kembali kepadanya adalah indra pendengarannya. Pada awalnya, telinganya terasa sangat janggal karena diserang oleh suara desiran, gemerisik, dan bunyi bip yang aneh dan tak ada henti-hentinya. Namun, di balik semua kebisingan itu, terdengar suara-suara, meskipun Sasuke merasa seolah-olah mendengarnya dari bawah air.
"Ya ampun! Kau baik-baik saja?"
Siapa yang seharusnya baik-baik saja? Apa dirinya? Sasuke tidak bisa merasakan apa pun lagi kecuali sensasi seperti terbakar.
"Maafkan aku."
Menurut pendapat Sasuke, mereka bisa menarik kembali permintaan maaf itu dan–
"Jangan katakan. Kumohon. Maafkan aku–"
Sasuke ingin mendengar lebih banyak lagi permohonan tak henti-hentinya dari orang tak dikenal itu pada temannya tetapi kelelahannya kembali datang dan dengan itu, kesadarannya mulai memudar. Pendengarannya tidak terlalu bisa diandalkan. Pendengarannya memudar sesekali selama periode kesadarannya yang jarang. Sebagian besar waktu, ia hanya dapat mendengar suara napas berat yang menjengkelkan di telinganya.
Indra berikutnya yang kembali adalah penciuman, yang membuat kepalanya semakin sakit karena kelebihan sensorik. Jika bukan aroma bunga sakura dan alkohol yang menyengat, maka aroma antiseptik yang membakar hidung yang mengingatkannya pada rumah sakit. Di lain waktu, ada aroma kayu cendana, kotoran, dan keringat yang kuat. Bau itu terasa nyaman dengan cara yang aneh, seperti siapa pun pemiliknya pasti telah menghabiskan waktu seharian di hutan. Bau terburuk adalah bau yang mengiringi napas berat di telinganya. Bau itu adalah bau lembut yang tidak dapat ia kenali. Apa itu aroma lavender? Mungkin vanila? Apa pun itu, bau itu mengingatkannya pada masa kecilnya dan hal seperti itu sangat tidak ia sukai. Bau itu membuatnya ingin muntah.
Indra terakhir adalah sentuhan, yang melegakan sekaligus terasa seperti kutukan. Melegakan karena setiap kali ia sadar, ia dapat merasakan lebih banyak lagi bagian dari tubuhnya meskipun belum terasa seperti miliknya. Kutukan karena ketika ia terperangkap secara mental, ia bisa merasakan logam dingin yang menggigit pergelangan tangan dan pergelangan kakinya dan merantainya di tempat. Satu-satunya hal yang lebih ia benci daripada borgol itu adalah sentuhan lembut yang terkadang meluncur di atas tubuhnya.
Biasanya, sentuhan itu disertai dengan aroma lavender dan vanila yang memuakkan dan suara napas yang berat. Sasuke menyadari bahwa ketika ketiga elemen itu bersatu, itu berarti ia akan mengalami apa yang terasa seperti menggeliat kesakitan selama-lamanya yang diikuti dengan kembalinya kehampaan. Rasa sakitnya bisa ia tahan, tapi tidak dengan kehampaan.
Semua itu membuatnya percaya bahwa orang di balik elemen-elemen ini adalah penyiksanya, iblis yang bertekad untuk membuatnya bertobat atas dosa-dosanya. Atau mungkin Konoha akhirnya berhasil menangkapnya dan ini adalah hukumannya. Atau bahkan mungkin saja ia adalah bagian dari eksperimen aneh yang dilakukan oleh Orochimaru dan Kabuto. Apa pun itu, ia membenci siapapun yang melakukan ini padanya.
Begitu penglihatannya kembali, ia akan bisa melihat wajah iblis itu. Pada saat itu, makhluk yang bernapas berat, berbau busuk, dan lembut itu adalah target pertamanya. Jari-jarinya kesemutan saat membayangkan hal tersebut karena ia tahu bahwa segera setelah ia mendapatkan kekuatannya kembali, 'makhluk lembut' itu akan segera mati. Meskipun ia ingat dengan jelas sebuah suara yang tidak asing yang memohon agar 'makhluk lembut' itu tidak mengatakan sesuatu kepada seseorang. Tidak mengatakan apa yang tidak ia ketahui. Apa pun itu pasti buruk bagi orang tersebut untuk memohon dengan sangat.
Sebagian dari dirinya, sebagian besar sebenarnya, berharap mereka memberitahu seseorang.
Mungkin 'makhluk lembut' itu bahkan lebih pendendam daripada dirinya. Mungkin makhluk itu akan membuatnya mati. Jika ia mati, maka itulah akhir dari Uchiha dan bukankah itu yang ia inginkan selama ini? Pada akhirnya, entah dirinya atau 'makhluk lembut' itu yang harus mati. Tidak ada jalan tengah. Dalam hati ia tertawa kecil pada kebuntuan yang telah ia ciptakan saat ia membiarkan kelelahan menguasainya sekali lagi dan ia tergelincir kembali ke dalam kehampaan.
.
.
.
Hinata mengerutkan kening saat ia duduk di depan meja riasnya, perlahan-lahan menyeret sisir ke rambutnya yang kusut. Ia menatap bayangannya di dalam cermin dan mencoba untuk tidak membiarkan tatapannya jatuh lebih rendah dari dagunya, tapi ia tidak bisa. Noda biru dan hitam yang memudar di kulitnya yang pucat terlalu sulit untuk diabaikan. Ia adalah seorang Kunoichi. Ia pernah terluka dengan cara yang jauh lebih buruk dari ini sebelumnya, namun tidak ada penyerang yang berhasil menimbulkan rasa takut di dalam dirinya seperti yang dilakukan oleh Uchiha.
![](https://img.wattpad.com/cover/377907765-288-k83525.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Becoming an Uchiha
FanfictionSasuhina Canon Naruto by Masashi Kishimoto Story by College n Curls on Ffn Translate by Nejitachi