⚠️🔞
Sesuai janjiku tadi, aku bakal up next part malam ini karena dah capai targetku, and here you go!first of all, i'll say thank you to you guys, karena udah mau setia nungguin ceritaku ini. Kalian itu adalah separuh napasku, cielah xixi. Sayang kalian banyak2💖
so, let's enjoy the next part story couple of Caspian-Ellen. Hope you guys enjoying my story💋
let's gawwwrr!!
typo tandai, babe💋
HOW DEEP US?🌆🔫💋
OoO
.
..
...Kastil tua yang sudah berdiri berabad-abad lamanya, namun tetap terawat. Sepasang kaki gagah nan jenjang itu memasuki kastil tua tersebut. Banyak pasang mata yang mengalihkan pandang tak berkedip hanya untuk menatap seorang Caspian, keturunan Stewart. Meskipun dirinya tidak seterkenal saudara kembarnya, tapi ia cukup dikenal baik di kotanya, walaupun tidak semua orang mengetahui namanya.
Berbagai pujian keluar dari mulut kaum hawa di setiap sudut yang ia lalui. Tanpa melepaskan kacamata hitam yang bertengger di batang hidungnya, Caspian terus melangkah menuju panggung pertunjukan."Disinilah kami akan menyaksikan pertunjukan Teater Usher Hall dan Lyceum Theatre," ucap seorang pemandu teater yang terlihat tak kalah gagah darinya. Caspian mengangguk seraya menatap panggung luas yang masih kosong.
Pertunjukan baru akan dimulai pada jam lima sore, sedangkan sekarang jam masih menunjukan pukul sembilan pagi. Caspian melanjutkan perjalanan sesuai arahan dari pemandu acara, menuju sebuah ruangan yang menghantarkan berbagai pameran berupa lukisan dari seniman ternama seperti Carl Lavia, pria yang mendapat julukan artis sketsa. Beliau dulunya adalah seniman biasa saja hanya bekerja dengan tinta di kertas arsip. Namun, siapa sangka berkat kegigihan juga semangatnya, Carl Lavia dan sahabatnya Lorna Le Bredonchel, seorang wanita cantik yang juga photograper terkenal, keduanya membuat suatu rancangan proyek epik di Inggris. Kerja sama juga kerja keras mereka menuai hasil yang memuaskan. Dulu karyanya hanya dipajang di Edinburgh Central Library, namun sekarang karyanya itu mulai dipajang diberbagai pameran juga Central Library lainnya. [source google]
"Ini adalah karya pertama dari Carl Lavia juga Lorna Le Bredonchel." Pemandu menunjukkan sebuah lukisan yang terpajang ditempat khusus dimana terdapat tali keamanan didepan berbagai karya lukisan dari berbagai seniman. Caspian meminta izin kepada pemandu untuk memotret lukisan yang indah itu, hanya beberapa saja. Barangkali ia bisa memamerkan karya seni itu untuk sebuah inspirasi, tentunya dengan izin dari sang seniman.
"Kalau begitu terima kasih sudah memandu saya, Pak Jashon." Caspian menjabat tangan pria yang menjadi pemandu pertunjukan teater ini, setelah melirik jam rolex yang melingkar di pergelangan tangannya.
"Ahaha, terima kasih kembali, Tuan Stewart. Senang bisa memandu anda diacara kami." Pria dengan usia kisaran 40an itu terkekeh kecil, menampakan kerutan halus dikedua sudut matanya. Caspian tetap menatap dingin pria itu, namun sesekali ia terkekeh kecil kearahnya. Hanya sebentar. "...Kami tunggu kehadiran anda dipukul lima sore nanti." Caspian mengangguk lalu melenggang pergi menuju Mustang yang dimana Theodor selaku tangan kanannya sudah berada didalam sana.
"Theodor..."
"Tuan, wanita itu memasuki kawasan kolam renang." Caspian yang baru saja mendudukan bokongnya ke kursi mustangnya, langsung mengerutkan dahi.
"Kita kesana sekarang." Caspian merapikan jas kantornya dan melonggarkan dasi yang melingkar di kerah kemejanya.
"Lantas bagaimana dengan pertemuan dengan Joshua Company?" Theodor menyebutkan jadwal Caspian.

YOU ARE READING
How Deep Us?
Accióna dark romance story by viraurora🎀 ⚠️mature content🔞 silakan mampir, bagi yang sudah 18+ bocil-bocil minggir! CERITA BERLATAR DI EDINBURGH, SKOTLANDIA🌆 ⚠️harshword and mature content⚠️ Jangan samakan cerita ini dengan cerita manapun. Semua cerita...