XVI

56 9 12
                                    

Lima hari berlalu, Yeonjun dan Chan sudah kembali bekerja seperti biasanya. Chan sedang menghadiri sebuah rapat pertemuan di tempat lain.

Saat ini, Changbin tengah mengerjakan beberapa pekerjaannya yang tertunda. Yeonjun terus bediri di belakang Changbin sambil sesekali melirik ke arah lelaki itu.

"Salam hormat, kepada Yang mulia Kaisar Athena. "

Changbin mendongak melihat siapa yang baru saja memberi hormat, ia terlalu fokus pada pekerjaanya hingga tak menyadari ada yang datang.

"Ada apa, kepala pelayan? " Tanya Changbin kepada kepala pelayan yang sudah berdiri di hadapannya.

"Yang mulia, anda sudah bersusah payah membangun harem. Bukankah sebaiknya anda lebih sering mengunjungi mereka? "

Changbin terdiam beberapa saat, "Begitu ya? " Gumam nya yang masih terdengar kedua lelaki disana.

"Kalau anda hanya mengumpulkan para selir tanpa menyayangi mereka, para bangsawan akan kembali mengungkit masalah pemilihan pangeran dan mengganggu anda. "

Changbin mengangguk, apa yang di katakan kepala pelayan ada benarnya. Ia bangkit dari tempat duduknya berniat meninggalkan pekerjaannya sebentar.

"Kepala pelayan, bisakan anda menunggu disini sampai, Tuan Chan kembali? "

"Baik, Yang mulia. "

Sesaat setelah mengatakan itu, Changbin keluar dari ruangannya diikuti oleh Yeonjun yang mengawalnya.

Di sisi lain harem, Seorang pemuda manis tengah duduk di hadapan cermin dengan wajah lesu. Jika boleh jujur, ia sangat tidak menyukai selir yang baru saja memasuki harem.

"Anda harus lebih berhati-hati lagi, Tuan Jeongin. " Ucap pelayan nya yang tengah memilihkan aksesoris untuk gunakannya.

"Itu sudah lama berlalu, Xavier Kau tidak perlu khawatir, dia tidak akan mungkin mengganggu ku lagi. " Sahutnya dengan senyuman palsu yang ia buat.

"Justru karena belum lama ini terjadi, saya semakin mengkhawatirkan anda. Saya yakin sekali bahwa orang yang menyiramkan air itu dia. Jika bukan dia siapa lagi! " Pekik nya dengan penuh emosi.

Saat ini, mereka tengah membicarakan kejadian yang terjadi beberapa hari lalu. Dimana Wooyoung di tuduh sebagai pelaku penyiraman air oleh pelayanan Jeongin.

"Orang yang tinggal disini kan tidak cuma satu orang. " Sahut Jeongin dengan nada selembut mungkin.

"Tapi yang bertengkar dengan anda itu cuma satu! Pangeran sialan itu memang memiliki sifat yang buruk! " Ucap Xavier dengan sedikit menaikan nada bicaranya.

"Yang mulia, juga keterlaluan. Jelas-jelas anda yang korban disini. "

Jeongin tak mengelak, ia cukup kecewa dengan sang Kaisar. Ia menunduk sedih, membuat pelayan nya tak tega.

"Kenapa pakai aksesoris? Aku kan mau ke perpustakaan. " Ucap Jeongin saat pelayannya hendak memainkan aksesoris di bajunya.

"Saya tau, Tuan. Karena itu anda harus terlihat lebih tampan. "

Jeongin menatap pelayan nya dengan kebingungan. Xavier tak menghiraukan, lelaki itu fokus pada aksesoris yang tengah ia pilih.

"Hah? "

Lelaki itu mentap tuannya dengan serius, "sebelumnya anda pernah berpapasan dengan Yang mulai di perpustakaan, kan?. Siapa tau kali ini berpapasan lagi. Coba lah menunggu di perpustakaan dengan sabar, Tuan Jeongin. "

Jeongin menatap datar ke arah pelayannya. "Aku mau ke perpustakaan, tapi kenapa... " Pemuda manis itu tak melanjutkan ucapannya. Ia segera keluar dari kamarnya tanpa menghiraukan teriakan pelayannya.

The Concubine's SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang