13. Thank You

565 93 31
                                    

Sylus memutuskan untuk menemui (Name) setelah 2 minggu ia berada di kawasan N109, lebih tepatnya ia nekat kabur tanpa memberitahu siapapun.

Sylus sengaja tidak mengabari (Name) kalau ia akan pulang, ia berniat membuat kejutan untuk gadis itu. Terlebih lagi ia penasaran dengan reaksi (Name) nanti.

Sesampainya di rumah, Sylus membuka pintu rumah yang tidak terkunci, ia memasuki rumah namun tidak ada tanda-tanda ia mendengar suara dari dalam rumahnya, lalu kemana kah (Name) pergi?

Masih berusaha berpikir positif, ia mencoba berkeliling sejenak di dalam rumah, siapa tau saja (Name) sedang tidur. Ia mulai mengecek bagian kamar, dapur, lalu toilet namun (Name) tetap tidak ada.

Pria itu memilih duduk di sofa sendirian, disini benar-benar sepi, tidak jauh beda dengan ruangannya di kawasan N109. Mau mencoba menelepon (Name) pun, sayangnya baterai ponsel Sylus harus di charge terlebih dahulu.

Tak terlalu lama pintu rumah kembali terbuka, kali ini orang yang ia cari-cari sedari tadi rupanya telah tiba.

(Name) membawa beberapa barang belanjaan ditangannya. Ia terkejut melihat keberadaan Sylus tepat dihadapannya, Sylus sendiri sudah berdiri menunggu (Name) menghampiri. 

           "Kau pulang?" tanya (Name) seraya berlari mendekati Sylus.

Tidak langsung menjawab, Sylus memilih memeluk tubuh (Name) erat. Ia begitu merindukan pacarnya sedangkan (Name) sendiri mematung kaku, ia nampak ragu-ragu apakah harus membalas pelukan itu atau tidak.

           "Aku sudah muak berada disana jadi aku pergi untuk menemui mu" kata Sylus jujur.

           "Oh ya?" balas (Name) canggung.

Merasa ada yang tidak beres dari sikap (Name), Sylus mulai curiga. Ia melepaskan pelukannya lalu melipat kedua tangan di dada. Sylus menatap kearah (Name) dari ujung kepala hingga ujung kaki secara intens.

           "Apa kau menyembunyikan sesuatu dariku? Kau terlihat tidak senang dengan kedatanganku" tanyanya datar.

           "Bukan seperti itu.."

(Name) nampak panik kala Sylus mencurigainya, ia segera memeluk pria itu erat berharap kalau Sylus tidak lagi menaruh kecurigaan padanya.

           "Aku hanya terkejut karena kau pulang tidak memberitahuku, tapi aku senang karena kau bisa kembali kesini" lanjut (Name) diakhiri senyuman manis.

           "Hmm.."

Sylus menjawab dengan deheman biasa. Atensi nya mulai teralihkan pada barang belanjaan yang (Name) bawa. Ia segera merebut kantung belanjaan itu setelah (Name) melepaskan pelukannya.

          "Apa ini?" tanyanya penasaran.

           "Ah itu, aku membeli beberapa bahan untuk memasak. Rencana nya aku ingin membuat salad, apa kau mau Sylus?" tawar (Name) ceria.

           "Kalau begitu ayo kita bikin" ajaknya sembari berjalan menuju dapur.

(Name) mengekor dari belakang, namun sebelum ia mengikuti Sylus, (Name) terdiam sejenak, haruskah ia memberitahu timnya sekarang bahwasanya Sylus sudah kembali? Penangkapan Sylus akan dilakukan secepatnya.

          'Mungkin aku akan memberitahukannya malam nanti'  batin (Name) setelah ia berpikir cukup lama.

(Name) pun menghampiri Sylus yang sedang mempersiapkan bahan-bahan membuat salad, ia memperhatikan Sylus yang seperti sudah terbiasa memasak, ia cukup kagum kesitu.

         "Sweetie, aku menemukan daging di kulkas, apa kau mau makan steak juga hari ini?" tawarnya sembari mengeluarkan daging dari dalam kulkas.

         "Kau yakin bisa masak?" Bukannya menjawab pertanyaan Sylus, (Name) malah melontarkan pertanyaan lain.

Enervate [Sylus X Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang