15. End of Chapter

201 53 47
                                    

Kabar mengenai hilangnya Sylus dan juga (Name) membuat heboh di kalangan agen rahasia terlebih lagi pemerintahan. Pasalnya tidak ada bukti yang menjelaskan bagaimana Sylus bisa bebas dari penjara.

Setelah (Name) dinyatakan menghilang, Sylus tiba-tiba mengirim surat ancaman kepada pemerintah bahwasanya jika pemerintah menginginkan (Name) kembali maka mereka harus membayar dengan harga yang sangat fantastis.

Tentu saja itu cuma akal-akalan Sylus agar pemerintah keberatan untuk membayarnya, Sylus juga menambahkan ia memberikan tenggat waktu 3 hari untuk pemerintah memikirkan keputusan mereka sebelum mengancam akan membunuh (Name) setelah lewat dari waktu yang ditentukan.

Saat ini Jeremiah, Xavier dan juga Jenna sedang berkumpul, mereka membaca syarat yang diberikan oleh Sylus secara langsung.

Xavier mengepalkan kedua tangannya erat. Sekarang temannya berada dalam bahaya, ia kesal lantaran tidak bisa menolong temannya disaat seperti ini.

         "Jadi, bagaimana tanggapan pemerintah?" tanya Jeremiah serius.

Jenna menggeleng pelan, ia juga sedih dan merasa bersalah karena meninggalkan (Name) sendirian untuk menjaga Sylus. Ia sudah mencoba bernegosiasi dengan pemerintah namun mereka menolak untuk menyelamatkan (Name).

         "Mereka menolak untuk menyelamatkan (Name).. Aku sudah mencoba membujuk tapi tidak ada hasil. Mereka bilang anggap saja kalau (Name) tidak pernah bergabung disini" kata Jenna jujur.

         "Apa-apaan itu?! Mereka bahkan tidak peduli pada anggota nya sendiri!" geram Jeremiah.

         "Kalau begitu Miss Jenna, bisa aku izin beberapa hari ke depan tanpa misi?" celetuk Xavier.

         "Xavier, jangan bilang kau akan-" Xavier mengangguk.

         "Kalau pemerintah tidak mau menyelamatkannya, biar aku sendiri yang akan pergi. Bagaimanapun dia termasuk tim kita, kita tidak mungkin membiarkannya mati sia-sia disana" jawab Xavier tegas.

         "Tumben sekali kau baik hati, tapi aku setuju" tambah Jeremiah.

.
.
.
.

Kembali pada beberapa tahun sebelumnya, terdapat seorang ibu yang tengah berlarian dengan membawa bayi dalam gendongannya.

Ibu itu nekat memasuki kawasan terlarang yakni N109, dimana ia langsung bersimpuh di hadapan penjaga agar bisa diterima masuk ke dalam kawasan tersebut.

          "Kumohon tolong aku..." lirihnya dengan air mata yang terus mengalir dari pelupuk mata.

          "Maaf, kami tidak bisa sembarang menerima-"

          "Siapa?"

Ucapan para penjaga seketika terpotong oleh kehadiran seorang pria yang merupakan sosok ayah dari anak bersurai putih yang tidak lain adalah Sylus sendiri. Sylus kecil kala itu berdiri di belakang ayahnya, tangannya menggandeng sang ayah yang menemui wanita asing.

         "Apa yang kau inginkan disini?" tanya Ayah Sylus.

Ibu itu seketika menoleh kearahnya, ia kembali bersimpuh di hadapan Ayah Sylus, ia butuh pertolongan untuk saat ini.

         "Tolong aku, suami ku baru saja terbunuh karena membocorkan rahasia kebusukan pemerintahan, dan sekarang aku sedang diincar. Aku hanya ingin anak ku selamat dari sini" ucap si ibu dengan pasrah.

Sylus kecil diam-diam melirik kearah bayi yang berada di dekapan ibunya, ia lalu menatap kearah Ayahnya, menunggu keputusan sang ayah terhadap orang asing yang meminta bantuan padanya.

Enervate [Sylus X Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang