𝐛𝐚𝐛 𝟏 ~ [ 𝐩𝐫𝐨𝐥𝐨𝐠 ]

13 1 0
                                    

Happy Reading

.

.

.

PESAN TERAKHIR

Suasana hari yang cerah pagi ini, seharusnya membuat hati semua orang juga ikut cerah kan tapi tidak untuk seorang gadis cantik berumur 22 tahun ini yang sedang telponan dengan seseorang.

Terlihat di wajahnya terpasang raut wajah kaget, bercampur sedih dengan diiringi air mata baru saja mengalir membasahi kedua pipinya.

Telpon itu berakhir, handphone ditangan gadis itu terhempas begitu saja dari tangan nya. Gadis itu terduduk dengan tidak elitnya,

Gadis itu menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan nya dan ia menangis dengan keras yang terdengar yang begitu sendu.

Beberapa menit...

Ia menghapus paksa air matanya dengan kasar di wajahnya.

"Jangan nangis y/n, gak guna!"

Y/n bangun dari duduk nya, ia langsung mengambil handphone dan tas miliknya di sana.

Ia bergegas keluar dari rumah nya dan secara buru buru ia berlari dengan cepat yang entah kemana tujuan nya.

Dengan nafas yang terengah-engah y/n berhenti di pinggir jalan raya, ia mencari taksi namun tak kunjung menemukan nya.

Di sana ia melihat nenek nenek yang sedang berada di pinggir jalan yang terlihat ingin menyebrang namun ia kesulitan karena kendaraan sangat ramai berlalu lalang.

Y/n yang bersifat baik hati pun sontak menuju kearah nenek nenek di sana dan menolong nya untuk menyebrang jalan.

"Terima kasih nak, kamu baik sekali" ujar nenek itu tersenyum manis kearah y/n dan tentu dibalas senyum manis juga oleh y/n.

"Sama sama nek..." Sahut lembut y/n

Nenek itu menanyakan nama nya dan sepertinya nenek itu nyaman mengobrol dengan y/n.

"Maaf ya nek y/n buru buru, ayah y/n berada di rumah sakit sekarang"

"Ohh iya udah, hati hati dijalan ya y/n semoga ayahmu lekas sembuh" nenek itu tersenyum padanya.

"Iya mkasih nek, nenek juga hati hati ya... "

Akhirnya taksi pun lewat di hadapan y/n dan sontak ia melambaikan tangan nya.

"Gimana keadaan ayah kak?" Tanya y/n pada saudara perempuan nya.

"Ayah kritis y/n... Kita butuh uang banyak buat berobat ayah" ujar yuni panik dan frustasi. "Kakak udah pinjam uang sana sini tapi tetap aja gak cukup... Kita butuh uang itu secepat nya untuk operasi ayah" air matanya sudah mengalir tak terbendung lagi.

Begitu pun dengan y/n yang mematung kaget dan kebingungan.

'Arkhh tabungan aku udah habis, aku harus pinjam uang kemana? Hutang kemarin aja belum dibayar dan ditagih terus sama tante ying'

Y/n pergi meninggalkan kakaknya begitu saja disana.

"Tante? y/n mohon pinjemin y/n uang lagi, ayah y/n lagi kritis tan, nanti y/n bayar secepat nya pliss ya" mohon y/n dengan tangis nya yang sebentar lagi akan keluar.

"Maaf y/n bukan tante gak mau pinjemin kamu uang lagi, tante gak bisa pinjemin kamu karena uang nya untuk kuliah widya. Maaf ya" sahut nya lembut.

Y/n pun menunduk lelah.

"Nanti tante coba tanya sama temen tante ya, kali aja ada" lanjut tante mimi.

"Terima kasih tan... Maaf y/n belum bisa bayar utang y/n kemaren"

"Iya gapapa y/n"

"Tante Ying tante kan banyak uang tolong lah pinjemin y/n uang, ini yang terakhir kalinya pliss tan.." Mohon y/n

"Huh! Uang kemarin aja belum dibayar?! Kamu mau pinjam lagi? Gak gak pergi sana!!" Tegas Ying mengusir y/n dari rumahnya. Y/n pun pergi dengan raut wajah sedih.

'Astaga, aku harus pinjam uang kemana lagi... Udah berapa banyak orang tempat ku pinjam uang tapi dapat nya cuma segini'

Y/n menatap tas nya yang berisi uang 4jt.

"Bu, kak, y/n cuma dapat uang segini..."

Y/n memberikan uang itu pada ibunya, Yaya. Dari kedua nya terlihat raut wajah yang bercampur aduk dari wajah sedih, kecewa, bingung dll.

Ibu dan juga kakak nya terlihat panik kebingungan, mana adik bungsunya selalu buat ulah disekolah dan sering buat masalah, membuat beban makin menumpuk saja dalam hidupnya.

Y/n menatap ayah nya yang terbaring lemah di rumah sakit itu, tanpa aba aba air mata kembali menetes dengan deras nya.

"Kak, y/n ke toilet dulu ya" izin nya pada yuni. yuni hanya mengangguk saja.

Y/n tidak menuju kearah toilet, melainkan ia berjalan seperti tak tau arah dan tujuan. Tatapan nya begitu kosong dengan wajah yang datar.

Y/n menghentikan langkah nya lalu bersandar di tembok dekat ruang UGD, ia menghela nafas panjang.

"Apa yang harus aku lakukan sekarang? Aku lelah..."

"Y/n kamu dimana? Ayo sini kerumah sakit... Ayah sudah dioperasi dan sekarang ayah sudah masa pemulihan..." Ujar yuni antusias pada y/n di telpon.

Tidak ada sahutan.

"Y/n?"

"..."

"Y/n kamu kenapa?"

"..."

Tup

Telpon berakhir.

"Kenapa y/n diam aja? Apa ada sesuatu yang terjadi sama dia?"

[ 𝑻𝑩𝑪 ]

PESAN TERAKHIR ✎  [ 𝙊𝙣 𝙂𝙤𝙞𝙣𝙜 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang