𝐛𝐚𝐛 𝟓 ~ [ 𝐬𝐮𝐫𝐚𝐭 ]

2 0 0
                                    

𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐫𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠

.

.

.

𝐏𝐄𝐒𝐀𝐍 𝐓𝐄𝐑𝐀𝐊𝐇𝐈𝐑

"Lupakan anak sialan itu!"

Yaya dan yuni hanya diam dengan menundukkan kepalanya.

Hening beberapa menit...

Tok..

Tok..

Tok..

"Ya sebentar" Yaya menuju pintu utama yang terdengar suara seseorang yang mengetuk pintu.

"Maaf siapa ya? Ada perlu apa?" Tanya yaya pada 2 orang, yaitu pria dan wanita yang berpakaian rapi.
"Ah maaf... Silahkan masuk" lanjut yaya dengan sopan dan lembut.

Di ruang tamu...

"Maaf menggangu waktu kalian... Perkenalkan nama saya sai dan ini rekan saya shielda, tujuan kami kemari hanya menyampaikan suatu hal penting pada anda" ujar seorang pria yang disebut saja sai itu dengan menunjuk sopan kearah kepala keluarga yaitu ayah y/n.

"Saya? Apa?"

"Ini dia silahkan anda baca sendiri tuan" sahut shielda dengan memberikan amplop berwarna coklat kepada nya.

"Kami harap kalian membacanya dengan baik, Baik lah hanya itu saja keperluan kami berdua, kami permisi... Selamat sore"

"Iya Terima kasih..." Sahut yaya lalu mengantar mereka ke pintu utama.

Ayah y/n mengambil secarik kertas yang tersimpan didalam amplop itu dengan wajah datar.

'Kertas apa itu' Tanya batin yuni penasaran yang melihat ayahnya menatap lekat isi dari secarik kertas itu.

Ada dua kertas ternyata di amplop tersebut, tapi ayah nya melihat nama si penulis ia langsung merobek kertas itu dan membuangnya dan hanya membaca satu kertas saja.

Apa Ada yang bisa menebak kertas dari siapa yang diabaikan dan dirobek oleh ayahnya? Yang menjawab itu dari y/n ya kalian benar! itu kertas tulisan y/n dan yang dibaca oleh ayahnya adalah kertas dari kakak tertuanya.

Tatapan aneh mulai terlihat dari wajah ayahnya. Ia menatap kertas di tangan nya dengan tatapan yang sulit diartikan.

Ayah nya tiba tiba langsung bergegas keluar rumah tanpa berkata apapun pada keluarga nya.

Tentu nya yuni maupun yaya dibuat bingung oleh nya.

Mereka pun mengambil kertas yang ayah nya baca tadi.

Yaya membaca nya sedangkan yuni ia memungut kertas yang disobek sobek tak karuan oleh ayahnya. Ia merasa itu penting jadi ia mengumpulkan nya dan ingin menggabungkan nya kembali apalagi ia baru melihat tulisan di kertas itu adalah tulisan yang sangat ja kenal yaitu y/n, di salah satu robekan itu ada kata 'maafkan aku', yuni semakin ingin memperbaikinya. Tapi sebelum ia pergi ke kamarnya ia melihat ibunya yang terdiam membaca kertas ditangan nya.

Yuni yang mempunyai jiwa kepo, ia pun duduk di samping yaya dan membaca kertas itu juga. Huh.. Ternyata yuni juga ikut mematung dibuatnya.


isi surat nya

Sabtu, 02 Juli 2005

Untuk adikku,

Maaf, aku tidak bisa berbicara langsung padamu karena aku tau itu akan sia sia karena kau pasti tak akan mempercayai perkataan ku.

Apa yang dikatakan oleh kelly dulu itu semuanya benar, huft... Entah sudah berapa kali aku mengatakan ini padamu, tapi aku harap kali ini kau percaya padaku.

Mungkin kau akan menerima surat ini setelah aku tiada. Aku minta maaf... Aku menyembunyikan penyakit ku ini pada kalian karena aku tak mau membebani hidup mu juga kelly.

Aku sayang kalian berdua, aku harap kalian berdua bisa hidup dengan akur layak nya saudara pada umumnya, itu permintaan terakhir ku padamu.

Tolong... Kakak mohon maafkan kelly, dia tak bersalah soal kejadian puluhan tahun lalu yang menimpa ibu dan ayah kita. Jika kau tak percaya perkataan ku, silahkan kau ke rumahku dan mintalah jessica untuk memberikan brangkas yang aku titipkan padanya.

Aku harap kau melihatnya, dan tau kebenaran nya.

Salam hangat,
Bobi


'Itu tanggal sehari sebelum om meninggal kan?' Batin yuni bertanya dengan tatapan sedih.

'Kalau tante kelly yang membunuh kakek nenek, berarti ayah salah besar karena membencinya? Ah sudah... Y/n harus tau, aku harus memberitahu y/n soal ini...'

Yuni teringat dengan kertas ditangan nya, ia langsung pergi menuju kamarnya meninggalkan yaya di ruang tamu itu.

'Jika memang benar kelly tidak bersalah, kau benar benar kakak yang buruk,???' Batin yaya dengan wajah kecewa.

"Selesai" ujar yuni antusias mengangkat secarik kertas dengan penuh lem transparan. "Huft... akhirnya selesai juga" gumam nya lega.

Ya kertas itu adalah kertas yang disobek ayah nya, itu kertas tulisan tangan y/n. Sebegitu benci itukah ayahnya pada y/n? Sampai sampai melakukan hal itu padanya.

Yuni membaca secarik kertas ditangan nya itu, untung nya tulisan adik nya itu rapi jadi walaupun rusak masih saja terbaca dengan jelas.

Hening.

"Y/n...." Yuni berujar lirih dengan air mata yang mengalir dari sudut matanya.

"Maafkan kakak..."

[ 𝐓𝐁𝐂 ]

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 09 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PESAN TERAKHIR ✎  [ 𝙊𝙣 𝙂𝙤𝙞𝙣𝙜 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang