- Sebatas -

3 0 0
                                    

"... saya Nada selaku perwakilan dari 'Yuk Explore Malang' mohon undur diri. Terima kasih atas kepercayaan bapak dan ibu sekalian kepada kami untuk menemani jelajah Kayutangan sore hari ini. Mohon maaf bila didapati kesalahan baik ucapan maupun perilaku. Sampai jumpa di kesempatan lainnya!"

Belum ada lima menit setelah ia mengucapkan kalimat penutupnya, sapuan rintik hujan membuat keadaan menjadi sedikit tidak terkendali. Kumpulan orang yang tadi setia mengikutinya dalam agenda jelajah, kini berhamburan seiring derai yang makin menjadi. Melihat bahwa tidak ada tempat terdekat untuk berteduh, ia masuk ke dalam bilik telepon umum yang sebenarnya itu hanya hiasan jalan. Namun hanya itu satu-satunya bangunan terdekat untuknya berteduh. Tidak mungkin juga memberanikan diri menerobos hujan yang entah mengapa sedikit menggila sore ini.

"Nada!"

"Pak Udin?"

Seorang pria lanjut usia yang cukup tambun berjalan mendekatinya. Payung besar berwarna biru dengan logo bank ternama terasa aman dalam genggamannya yang keriput.

"Ayo pulang! Babahmu udah nungguin, saya disuruh jemput."

Seketika Nada langsung memeriksa jam tangannya. Seingatnya sebelum berangkat tadi ia mengatakan pada Babah bahwa Nada akan pulang pukul 17.00.

"Kok udah dicariin? Ini aja masih belum jam empat sore."

"Tadi saya lihat ada tamu. Warkopnya saja langsung ditutup, orang penting kelihatannya. Sudah ayo pulang dulu, kamu ini kebiasaan tidak mau bawa payung padahal lagi musim hujan!" Gerutu Pak Udin yang kenal betul tabiat tetangganya yang satu ini.

"Pak Udin nih ngomel melulu, cepet tua nanti..."

"Emang udah tua. Ayo, cepat!"

Tidak mendebat lagi, Nada ikut berjalan bersama Pak Udin dalam naungan payung besar yang ia ingat betul Pak Udin mendapatkannya dari hadiah undian ulang tahun bank tersebut. Sejak saat itulah, Pak Udin seolah tidak memiliki payung lainnya karena ia hanya akan menggunakan payung bank miliknya kemanapun dan dimanapun.

Keduanya berjalan dengan damai. Perlahan menyusuri gang-gang kecil khas di daerah Kayutangan, Malang. Jalanan kecil menjadi pemandangan sehari-hari bagi warga di sini. Bahkan motorpun terlihat begitu besar saat menyusuri jalanan itu. Tak jarang juga beberapa bagian gang menerapkan aturan agar pengendara motor yang melalui gang tersebut harus mendorong kendaraannya, entah karena alasan kesopanan atau lainnya.

Tempat tinggal Nada tidak begitu jauh dari arah jalan raya, namun jalanan yang berkelok-kelok membuatnya cukup terpencil. Satu-satunya cara mengenali tempat tinggalnya ialah dalam radius sekian tercium aroma kopi yang khas. Ya, persis sebelahnya merupakan warung kopi tradisional milik Babah Joni. Tepat di lingkungan D'penghulu dan Jengki yang merupakan kedai terkenal di daerah tersebut.

"Makasih ya, Pak Udin! Sampe rela mesra banget jemput saya hujan-hujan gini..."

Melihat pagar rumah yang terbuka, Nada segera melompat ke arah terasnya. Spontan Pak Udin membulatkan matanya, khawatir jika gadis itu akan terpeleset.

"Kowe iki, nduk! Sing ati-ati!" Omelnya yang hanya dibahas kekehan kecil dari Nada. "Sama sama, cuma kamu satu-satunya gadis di sini yang tidak bisa kena marah Bu Udin. Saya nolongin Rita anak gang sebelah aja itu curiga terus seminggu."

"Iya, dong! Kan Bu Udin udah jadi bestie saya!"

"Ya sudah, saya pulang dulu. Kamu cepat masuk dan ganti baju. Babahmu sudah menunggu sejak tadi."

Nada mengucapkan terima kasih sekali lagi, setelah memastikan Pak Udin beranjak barulah ia memasukki kediamannya. Sekilas ia melirik ke bangunan di sebelahnya, benar kata Pak Udin bahwa sepertinya ada tamu penting di sana. Sebab rumah itu terlihat lebih "hidup" dengan lampu yang menyala begitu terang. Ditambah alunan musik dari pemutar kaset kuno milik Babah yang Nada tahu hanya akan diputar saat hari-hari penting saja.

Tidak membutuhkan waktu lama, Nada sudah berbenah diri. Ia pergi ke dapur, berniat untuk menyeduh secangkir teh sebelum nantinya pergi ke rumah sebelah menemui Babah dan tamunya.

"Oh? Jadi ini simpanan Babah yang baru?"

Sebatas Rinai HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang