"... ... ..."
"....."
"Mm...."
"Mhmm..."
Glup..glup..glup
"Mhm...Hhh...O-Ohhhhh!" desa Parjo saat tangan Joko menyapu kedua puting susunya. Membuat mulutnya terbuka lebar, kesempatan emas, Joko mengeksplor lebih dalam rongga mulut bapaknya itu dalam nafsu kenikmatan yang mereka rasakan.
Bruk!
Parjo dilanda nafsu yang menggebu-gebu menjatuhkan anak lelakinya yang muda dan membara itu ke kasur. Tangannya menyatukan dan memegang pergelangan Joko yang tengah terangkat ke sisi atas kepalanya. Parjo memandangi wajah anak bujangnya itu, garis dagunya yang tegas, hingga kedua mata mereka terkunci satu sama lain.
Diawali dengan senyuman, Parjo mencium kembali dengan lembut bibir Joko, melumatnya terkadang perlahan terkadang dengan ganas. Darah muda Joko berdesir mengimbangi keliukan lidah dan permainan ayahnya bak seorang tawanan dalam ujung tanduk... cinta.
Bulir-bulir keringat satu persatu menuruni gelapnya warna tubuh Parjo. Menetes dari perutnya ke perut Joko, dari dadanya ke dada Joko. Sambil tetap menahan tangan anaknya, ia menggulirkan sapuan lidahnya ke telinga Joko. Desahan Joko memenuhi kamar tidur bapaknya itu, membuat Parjo tambah nernafsu.
Parjo turun menuju ketiak kiri Joko yang sedikit berbulu, ia sesap dan hirup aroma milik bujang itu. Lalu ia mengecup dada bidang anaknya itu, mencium puting susunya yang tegang akibat kelakuannya.
"Ahhhh pak.." desis Joko menikmati isapan lembut di puting susu sebelah kanannya.
Parjo menginginkan agar Joko menikmatinya, ia gigiti kecil, ia jilat, ia isap, bergantian kanan dan kiri. Membuat Joko menggelinjang keenakan.
Joko mengambil alih, ia kini sambil memegang kepala bapaknya, mendorongnya, hingga sampailah indra pencium Parjo tepat di depan kontolnya yang sudah tegak dan keras.
Parjo menjilati sekitaran pangkal benda yang mengacung itu, sesekali menitik pada titik-titik tertentu, membuat sebuah jalur jilatan yang sangat merangsang bagi si empunya barang. Ia belajar teknik ini dari pemuda yang sama dengan yang pernah menjual sepeda kepadanya dengan harga yang miring.
Kenikmatan, Joko meremas-remas kepala bapaknya itu sambil mendesah tak karuan. Kepala kontolnya kini sudah berada di dalam rongga mulut Parjo, dimainkan dan dilingkari antara bekas jahitan sunatnya yang membuatnya mendesah lebih keras.
Parjo mulai menurunkan kepalanya untuk melahap kontol anaknya. Mencoba membuat gerakan mengisap naik turun, menggesekkan lidahnya ke setiap inci bagian yang ditemuinya.
"Pak, ahh pak enak pak.... Ahhh...." desah Joko.
Lima menit, bahkan Joko tidak menyangka nikmatnya isapan bapaknya itu dapat membuat tubuhnya begitu terangsang. Nafsunya menjalar dari selangkangan ke kaki, perut, dada, tangan, hingga ke kepalanya yang mengirimkan sinyal untuk mengeluarkan buncahan nafsu yang tak mampu dibendung lagi.
"Pak... Ahhh! Bapak.... aduh mau keluar ahh pak!" desah Joko yang masih terbaring melihat ke arah Parjo yang juga melirik kepadanya setelah mendengar hal itu. Parjo menginginkannya, pejuh anaknya, Joko. Ia lantas meningkatkan kecepatan dan kekuatan sedotannya di batang milik anaknya itu.
Tidak bertahan lama,
"HRGHHH!! Pak!! Bapak, mau kelu--ar!!!"
Crot... crot... crooott...
"ERGHHHH!! OAAHHHHH!!" lenguhan keras Joko membarengi semprotan pejuhnya ke mulut bapaknya. Parjo merasakan tembakan demi tembakan lahar panas anaknya mengenai dinding langit-langit mulutnya, yang langsung ia telan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Parjo dan Joko Anaknya
General FictionJoko, anak seorang petani bernama Parjo menjalani kehidupan sehari-hari mereka dengan bahagia meskipun hanya berdua. Suatu saat, tetek bengek dalam usia 17 tahunnya membuat Joko menemukan sebuah rahasia yang mengejutkan. Sebuah kisah pendek.