Bab 13: Menutup jurnal utama

1 2 0
                                    

Damian baru kembali setelah pukul delapan sore, bahkan jam itu melebihi waktu seharusnya dia selesai bekerja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Damian baru kembali setelah pukul delapan sore, bahkan jam itu melebihi waktu seharusnya dia selesai bekerja. Danica jadi merasa bersalah karena suaminya kelelahan gara-gara harus membantu mendistribusikan buku novelnya.

"Aku sudah menyiapkan teh untukmu, kau akan pulih kembali setelah meminumnya," ucap Danica sambil membawa nampan yang berisi teh hangat, saat itu suaminya baru selesai memakai piyama.

"Terima kasih, sayang. Kau sangat perhatian," Damian menerima mug teh yang disodorkan kepadanya, teh itu beraroma wangi melati, sebenarnya dia tidak terbiasa minum teh atau minuman ringan seperti ini, namun untuk menghargai istrinya yang telah membuatnya dia menerima dengan sepenuh hati.

Setelah meminum teh, Damian membuka nakas yang terletak di samping bagian ranjang yang selalu ditidurinya. Ternyata di dalam sana dia menyimpan berbagai jenis anggur.

"Bukankah seharusnya ini dirayakan dengan anggur? Ayo kita merayakan rilisnya bukumu bersama," ajak Damian sambil menjunjung botol tersebut ke atas, terlihat jenis anggur yang dipegannya adalah jenis bold wine.

"Sagrantino...?" Danica membaca label yang tertera pada botol anggur yang di pegang suaminya, "ini bukankah anggur yang cukup kuat?"

Damian membaca label yang tertera, barusan dia mengambil botol secara acak, "Um, sagra... iya benar, apa kau tidak mau yang ini?"

"Terlalu berat, aku mencobanya saat bersama Melisandra dan Matthias kemarin, dan itu membuatku sedikit teler dan kesulitan fokus," timpal Danica. "apakah ada jenis yang lain?" dia meminta rekomendasi anggur yang ringan.

Damian melihat isi nakasnya, di bagian belakang dia melihat botol yang berwarna agak cerah, "hmm... kalo garnacha bagaimana?"

"Garnacha?" Danica kurang mengetahui tentang jenis anggur, dia hanya tahu jika semakin tua warna minuman tersebut maka semakin keras jika diminum.

"Jenis rose wine," Damian menunjukkan botol yang berlabel 'garnacha' tersebut, terlihat cairan di dalamnya berwarna merah muda.

"Rose wine? Anggur yang sama yang membuat kita bertemu?" Danica ingat dulu minuman yang Damian tumpahkan yang dengan sengaja disenggol olehnya itu berwarna merah muda, dan minuman itu lumayan bisa diterima lidah pemula.

"Bukan, haha. Yang itu pinot noir, lebih bold daripada yang ini? Bagaimana?" Damian bertanya apakah anggur ini masih bisa diterima olehnya, atau barangkali dia harus mengambil anggur jenis white wine yang tersedia di dapur.

"Itu bagus, aku bisa meminumnya, aku juga menyukainya."

"Syukurlah," damian memberi isyarat kepada istrinya untuk membuka nakas yang berada di sisi ranjang Danica.

Danica terlihat kebingungan, namun saat dibuka, ternyata isi nakas tersebut berisi kumpulan gelas anggur yang cantik. "aku tidak pernah membuka nakas ini, ternyata isinya gelas."

[EDITING] Rose, Rose, F**k The Waters | ~A M*rder Husband Plan [ORIGINAL JOCEID)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang