Hari itu adalah pertemuan tidak terduga, bertemu kembali dengan seorang gadis yang bagi Boruto sangat menyebalkan, Uchiha Sarada. Dan juga menjadi saat bagi Boruto mengetahui kesepakatan apa yang terjadi antara gadis itu dengan kedua orang tuanya.
Besok kedua orang tua Boruto harus pergi ke luar kota karena ayah Boruto mendapat tugas penting yang harus beliau selesaikan di sana, karena Boruto harus sekolah dan memasuki semester baru terpaksa ia tidak bisa ikut kedua orang tuanya itu dan mengharuskan Boruto tinggal sendirian di rumah.
Munculah rasa tidak tega Hinata ketika meninggalkan Boruto sendirian di rumah, oleh karena itu beliau meminta tolong kepada Sarada untuk menjaga dan mengawasi Boruto selama beberapa bulan ke depan.
Sarada adalah anak dari teman dekat kedua orang tua Boruto, Sarada dikenal sebagai gadis yang sangat rajin dan serba bisa, karena itu Hinata mempercayakan sepenuhnya pada Sarada.
"Setelah Denki giliranmu, Boruto."
Boruto tersadar dari lamunannya saat lelaki yang duduk di sampingnya itu menyenggol bahunya, Shikadai.
Karena hari ini sekolah mengadakan rapat bulanan untuk membahas bahan ajar semester baru, dua jam pelajaran pertama di sekolah kosong dan itu adalah suatu hal paling membahagiakan bagi Boruto juga teman-teman sekelasnya. Mereka bisa mengisi jam kosong tersebut dengan memainkan permainan kartu uno dan mengacuhkan tugas memusingkan yang diberikan oleh Guru Shino sebelum beliau pergi rapat.
Saat semua pemain tengah fokus menunggu giliran Denki mengeluarkan kartunya tiba-tiba saja seorang lelaki berpostur tubuh tinggi masuk ke dalam kelas dengan langkah terburu-buru, meski kakinya sempat menabrak kaki meja dan menyebabkan dirinya terjatuh ia tetap tidak peduli, lelaki itu seakan membawa sebuah berita menggemparkan yang akan membuat para pemain kartu uno kaget mendengarnya.
Lelaki itu bahkan tetap menghampiri para pemain uno tanpa mempedulikan kondisi kakinya.
"Iwabe? Pasti dia datang dengan membawa gosip yang tidak jelas lagi." Celetuk lelaki bernama Inojin seraya merotasikan bola matanya jengah.
"Bukan, ini bukan gosip, ini info penting." Balas Iwabe dengan nafas yang terengah-engah.
"Info penting apa yang kau bawa?" Tanya Denki penasaran.
Pasalnya semua gosip ataupun berita yang Iwabe dapatkan entah bersumber dari mana selalu meleset dan tidak benar, terkadang mereka harus bersabar lagi menghadapi lelaki tukang gosip seperti Iwabe ketika membicarakan sesuatu.
"Kelas kita akan ada anak baru."
Hening.
Semua terdiam tidak menunjukan gerak gerik ataupun sesuatu untuk merespon ucapan Iwabe.
"Kali ini benar-benar berita serius yang aku katakan pada kalian." Sambung Iwabe gemas.
Para pemain kartu uno hanya memasang wajah datar andalan mereka untuk merespon Iwabe dan kembali fokus pada permainan.
"Serius kalian tidak percaya padaku?" Tanya Iwabe.
"Sudah lah, Iwabe. Lebih baik kau bergabung bersama kami." Ujar Boruto.
Tidak lama kemudian Guru Shino masuk ke dalam kelas dan membuat para pemain kartu uno juga para penghuni kelas yang lain kembali ke meja masing-masing.
"Siapa gadis itu?" Tanya Shikadai saat seorang gadis tidak dikenal ikut masuk ke dalam kelas.
"Tuh kan! Aku tidak berbohong!" Ucap Iwabe dengan gaya sombongnya, membuktikan diri bahwa berita yang ia bawa bukanlah omong kosong.
"Perhatian semua! Kelas kalian mendapat murid baru, silahkan perkenalkan dirimu." Ujar Guru Shino.
Perhatian seluruh kelas tertuju pada gadis itu.
Wajah itu, model rambut gadis itu, tampak sangat tidak asing di mata Boruto.
"Sarada?!"
"Kau kenal dengan gadis itu?" Tanya Shikadai.
"Uchiha Sarada, semoga kita semua bisa berteman baik." Ujar Sarada memperkenalkan dirinya.
Boruto masih terdiam tidak percaya bahwa gadis yang berada di depan itu adalah Uchiha Sarada yang dikenalnya, Uchiha Sarada yang dulu pernah sekelas dengannya sewaktu SMP. Boruto tidak menduga kalau kini mereka kembali satu kelas.
Semua tatapan tertuju pada Boruto saat Sarada tersenyum manis pada Boruto.
"Sarada, kau bisa duduk di samping Cho-cho." Ujar Guru Shino menunjuk bangku kosong yang ada di samping bangku seorang siswi bernama Cho-cho.
Sarada mengangguk paham lalu beranjak dari tempatnya menuju kursi kosong yang berada di samping tempat duduk Cho-cho, kursi itu kosong karena ada satu murid dari kelas mereka memutuskan untuk pindah ke sekolah lain.
Saat Sarada melewati meja Boruto, mereka sempat beradu tatap satu sama lain, namun dengan cepat Boruto mengalihkan tatapannya dengan membuka buku cetak yang ada di mejanya.
"Aku Cho-cho. Kalau kau membutuhkan sesuatu atau ingin bertanya sesuatu silahkan tanya saja padaku, jangan sungkan." Ujar Cho-cho lalu tersenyum manis.
"Baik, terima kasih, Cho-cho." Sarada membalas senyuman Cho-cho lalu berjabat tangan dengan Cho-cho.
Boruto menoleh pada Shikadai saat lelaki yang duduk di sampingnya itu melemparkan sebuah pena ke atas buku yang sedang Boruto baca. "Kalian saling mengenal?" Tanyanya dengan sedikit berbisik.
Boruto hanya menjawab pertanyaan Shikadai dengan gelengan kepala.
"Tidak cukup hanya dengan kesepakatan yang terjadi antara kedua orangtuaku dan Sarada, dan sekarang apa lagi ini? Sarada pindah ke sekolah ku dan satu kelas denganku? Lagi?"
___________________________________TBC
Jangan lupa untuk meninggalkan jejak dengan vote + comment di setiap chapter ya! Biar aku tambah semangat update nya 😁
Oh iya, boleh tau nggak shipper kalian siapa di Boruto?
Komen dong shipper apa aja yang kalian suka di Boruto?
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped : Boruto & Sarada
FanfictionSarada diberi kepercayaan penuh untuk mengawasi serta mengurus apa pun itu yang bersangkutan dengan Boruto. Bahkan mereka mulai tinggal satu atap! Berpura-pura menyukai Sarada lalu mencampakkannya adalah rencana Boruto untuk membuat Sarada membencin...