Sarada pikir ia akan kesulitan membangunkan Boruto di pagi hari, namun nyatanya Boruto telah bangun mendahului Sarada bahkan sudah berangkat lebih dulu tanpa sudi menunggu Sarada untuk berangkat ke sekolah bersama.
Boruto pergi ke sekolah tanpa sarapan lebih dulu membuat Sarada tidak tenang.
Sarada khawatir kalau Boruto akan mengalami sakit lambung, lemas, dan sebagainya jika ia tidak sarapan sebelum berangkat ke sekolah. Sarada dengan inisiatifnya sendiri memutuskan untuk membawakan bekal untuk Boruto saja.
Sekolah Sarada yang baru tampak lebih luas dari sekolahnya yang lama, Sarada menjadi sulit untuk mencari ruang guru, koperasi sekolah, dan bahkan sampai saat ini Sarada masih sering tersesat akibat selalu lupa di mana ia tengah berada. Seperti sekarang Sarada menyusuri koridor sendirian tanpa tahu di mana lokasi tujuannya itu berada.
Di sepanjang koridor tampak cukup ramai dengan para peserta didik yang berpapasan dengan Sarada, namun entah kenapa Sarada merasa segan untuk bertanya.
Sebenarnya teman-teman Sarada telah mengajaknya untuk pergi ke kantin bersama, namun dengan cepat Sarada menolak ajakan mereka dengan alasan ingin memberikan bekal yang ia bawa untuk Boruto.
Sarada sempat terkejut saat mengetahui fakta bahwa Boruto adalah ketua ekstrakurikuler seni musik di sekolah, namun Sarada ingat bahwa Boruto memiliki suara yang memang tidak bisa diragukan lagi juga ia mahir memainkan berbagai macam alat musik saat masih SMP.
Sebelum mencari Boruto, Sarada bertanya pada Shikadai mengenai keberadaan Boruto dan Shikadai bilang kalau Boruto pergi ke ruang musik untuk membicarakan perlombaan seni musik antar sekolah yang akan diadakan minggu depan. Berbekal informasi dari Shikadai, Sarada pun mencari lokasi ruang musik berada untuk memberikan bekal itu pada Boruto.
Tadi saat suara bel istirahat berbunyi Sarada ingin langsung memberikan bekal itu pada Boruto, namun karena Sarada sibuk meladeni Cho-cho bercerita Sarada jadi kehilangan jejak Boruto di kelas.
Sudah ada hampir sepuluh menit Sarada menyusuri koridor, namun nyatanya Sarada tidak kunjung menemukan di mana ruang musik itu berada.
"Uchiha Sarada?"
Sarada menoleh pada seseorang di ujung koridor sana, terlihat tidak asing baginya.
"Kawaki?"
Remaja lelaki bernama Kawaki itu melangkahkan kakinya lebar menghampiri Sarada, "Sejak kapan kau pindah ke sekolah ini?" Tanya Kawaki dengan ekspresi tidak percaya.
"Aku baru pindah ke sekolah ini dua hari yang lalu." Jawab Sarada.
Mungkin karena sudah lama mereka tidak bertemu entah mengapa situasi menjadi canggung sekarang, Sarada maupun Kawaki sibuk bertatap muka tanpa melontarkan sepatah katapun.
"Kau berbeda. Kau lebih--" Kawaki menggaruk tengkuknya lalu menunjuk Sarada, tingkah dan gelagatnya terlihat aneh di mata Sarada.
Dulu saat masih SMP Sarada memiliki rambut hitam panjang dengan poni lucu menggemaskan, namun semenjak Sarada masuk SMA ia memutuskan untuk memotong rambutnya itu dan memutuskan untuk tidak memakai poni. Dan Sarada sangat menyukai model rambutnya yang sekarang, bagi Sarada ia semakin terlihat dewasa dan mempesona dengan potongan rambut pendek.
"Ah, ini. Karena aku memotong pendek rambutku." Jawab Sarada.
Kawaki terlihat ingin mengucapkan sesuatu pada Sarada, namun dengan cepat Kawaki malah kembali melemparkan senyum pada Sarada.
"Kau juga sepertinya telah berubah, cukup populer tidak seperti dulu." Ujar Sarada.
Nama Kawaki beberapa kali Sarada dengar entah itu dari teman-temannya ataupun dari beberapa Guru semenjak Sarada pindah ke sekolah ini. Kawaki si Ketua OSIS yang berwibawa, Kawaki si tampan populer, dan Kawaki lelaki yang sempurna. Kurang lebih seperti itulah ucapan-ucapan yang pernah Sarada dengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped : Boruto & Sarada
FanfictionSarada diberi kepercayaan penuh untuk mengawasi serta mengurus apa pun itu yang bersangkutan dengan Boruto. Bahkan mereka mulai tinggal satu atap! Berpura-pura menyukai Sarada lalu mencampakkannya adalah rencana Boruto untuk membuat Sarada membencin...