𝙃𝙖𝙥𝙥𝙮 𝙍𝙚𝙖𝙙𝙞𝙣𝙜
"Saudara Arnold Julio Alexander." Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan ananda kami yang bernama Shera Anastasia binti Imran hamza nadir dengan mahar berupa 100 gram logam mulia dibayar tunai.
Dengan tenang nya lelaki di samping ku ini, seperti tidak ada beban di mengucapkan ijab kabul. Padahal dia hampir gagal menikah tapi gak ada panik-panik nya.
"Saya Terima nikah dan kawinnya Shera Anastasia binti Imran hamza nadir dengan mas kawinnya berupa 100 gram logam mulia tersebut dibayar tunai."
"Bagaimana para saksi sah, tanya bapak penghulu.
" SAH,jawab para saksi.
"Alhamdulillah." balas bapak penghulu.
"Selamat yah mas dan mbak nya sudah sah menjadi pasangan suami istri." Jawab bapak penghulu lagi.
Aku sedikit shock, bagaimana bisa dia mengucapkan ijab kabul tanpa salah nama. Padahal sudah jelas nama mempelai wanitanya berubah tapi dia tetap santai saja, seolah-olah tidak terjadi sesuatu. Ini gila pikirku.
Setelah beberapa detik aku berperang dengan pikiran ku, aku kembali teringat hari ini pernikahan sepupuku juga.
"Sial." gumam ku lirih saat tak sengaja melihat jam di tangan kanan ku 3 menit lagi acaranya di mulai, dengan sedikit tergesa-gesa aku bangun dan menatap sekeliling ku yang ternyata juga menatapku heran.
"Maaf ibu seperti saya harus pergi ucapku.
"Mau pergi kemana nak jawab si ibu.
"Hari ini sepupu saya nikah ibu, jadi saya pamit dulu balas ku yang mulai sedikit berlari menuju pintu masjid tempat berlangsung nya akad nikah tadi.
"Demi Tuhan ayah pasti marah nih sama gue, mana tadi ijin nya cuma bentar ini udah tinggal 4 menit lagi di mulai acaranya ucapku sedikit berlari. Jangan tanya kenapa aku bisa berlari karna aku sudah tidak sempat lagi menggemakan high heels dan berakhir ku tenteng.
Persetan dengan kakiku yang nanti akan lecet, karna sekarang yang ada di kepalaku hanya bagaimana caranya agar aku bisa cepat sampai.
Setelah berlari sekuat tenaga aku tiba di halaman rumah tante ku, dengan rambut yang sedikit berantakan dan beberapa keringat menetes akhirnya aku sampai juga.
Di sana aku sudah melihat ayah yang sedang menyambut rombongan mempelai pria yang datang bersama keluarganya. Sepertinya ayah belum menyadari keberadaan ku, dengan segera aku merapikan sedikit rambutku yang sedikit berantakan. Tak lupa juga aku mengambil tisu yang ada di atas meja untuk membersihkan keringat yang menetes dan setelah itu aku mulai memakai kembali high heels ku.
Setelah selesai merapikan penampilan ku, aku bergegas mendatangi ayah. Karna memang posisi ayah membelakangiku.
"Ayah." panggil ku.
Ayah pun menoleh ke arahku dan tersenyum, aku yang melihat itu pun merasa lega sepertinya ayah tidak marah ucapku dalam hati.
"Acaranya belum dimulai kan yah." tanyaku .
"Belum nak, katanya bapak penghulu dia masih ada di jalan menuju kesini. Jawab ayah.
Aku yang mendengar pun hanya bisa mengangguk sekaligus bersyukur yang pastinya, coba saja jika aku telat tadi pasti ayah akan marah padaku.
"Kamu masuk sana.. " masa sepupunya mau nikah gak di ucapin selamat.
Aku hanya tertawa cengengesan mendengar perkataan ayah yang memang betul adanya, karna terakhir aku bertemu sepupuku setelah 2 minggu dia bertunangan. Jadi wajar saja ayah berbicara seperti
KAMU SEDANG MEMBACA
Suddenly Got Married
Romance𝘖𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘢𝘤𝘢𝘳𝘢𝘯 𝘵𝘦𝘳𝘶𝘴 𝘮𝘦𝘯𝘪𝘬𝘢𝘩 𝘪𝘵𝘶 𝘣𝘪𝘢𝘴𝘢, 𝘵𝘢𝘱𝘪 𝘬𝘢𝘭𝘰 𝘥𝘶𝘢 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘨𝘢𝘬 𝘴𝘢𝘭𝘪𝘯𝘨 𝘬𝘦𝘯𝘢𝘭 𝘮𝘦𝘯𝘪𝘬𝘢𝘩 𝘨𝘪𝘮𝘢𝘯𝘢 𝘫𝘢𝘥𝘪𝘯𝘺𝘢. 𝘈𝘳𝘯𝘰𝘭𝘥 𝘑𝘶𝘭𝘪𝘰 𝘈𝘭𝘦𝘹𝘢𝘯𝘥𝘦𝘳 𝘭𝘦𝘭𝘢𝘬𝘪 �...